Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
1
PENGARUH PENJUALAN DAN PERPUTARAN PIUTANG TERHADAP LABA BERSIH PERUSAHAAN FARMASI Limas Guntur Anggriono Putra
[email protected]
Nurul Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ilmu Ekonomi Ekonomi Indonesia Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research is meant to find out and to analyze the influence of selling and account receivable turnover either partially to the net profit of pharmaceutical companies in Indonesia Stock Exchange and the dominant influence of selling and account receivable turnover turnover to the net profit profit of pharmaceutical companies in Indonesia Stock Exchange. The population is all pharmaceutical companies which are listed in Indonesia Stock Exchange which have been selected by using purposive method. The multiple linear regression analysis is used as the analysis technique. The selling variable partially has has significant influence to the net net profit at pharmaceutical companies companies in Indonesia Stock Exchange Exchange since its significance value is 0.000 < (α) (α) 0.05. The selling variable partially has significance influence to the net profit on pharmaceutical companies in Indonesia Stock Exchange since its significance value 0.000 0.000 < (α) 0.05. The account account receivable turnover partially has significant significant influence to the net profit on pharmaceutical companies in Indonesia Stock Exchange since its significance value is 0.039 < (α) 0.05. The selling variable has dominant influence to the net profit with the highest regression coefficient value among independent variables that influence its dependent variable. Keywords: selling, account receivable, receivable, and net profit
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis menganalisis pengaruh penjualan dan perputaran piutang secara parsial terhadap laba bersih perusahaan farmasi di Bursa Efek Ind onesia, serta pengaruh dominan pen jualan dan perputaran piutang terhadap laba bersih perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. Populasi yang digunakan adalah adalah semua perusahaan perusahaan farmasi yang terdaftar terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan teknik pengambilan pengambilan sampel menggun menggunakan akan metode metode purposive purposive sampling . Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah adalah analisis regresi linier berganda.Var berganda.Variabel iabel Penjualan Penjualan secara parsial berpengaruh berpengaruh signifikan signifikan terhadap laba bersih pada perusahaan perusahaan farmasi farmasi di Bursa Bursa Efek Indonesia Indonesia karena karena nilai nilai sign sign 0,000 < (α) 0,05. Variabel Variabel perputaran perputaran piutang piutang secara secara parsial parsial berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada p erusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia karena nilai sign 0,039 < (α) 0,05. Variabel Variabel Penjualan Penjualan mempunyai mempunyai pengaruh dominan dominan terhadap terhadap laba bersih bersih dengan nilai nilai koefisien koefisien regresi tertinggi diantara variabel independen yang mempengaruhi variabel dependennya. Kata kunci: penjualan, perputaran piutang dan laba bersih
PENDAHULUAN
Dengan Dengan semakin berkembang berkembangnya nya dunia usaha saat ini, maka persaingan persaingan perusahaan, perusahaan, khususnya antar perusahaan yang sejenis akan semakin ketat. Untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan perusahaan dalam dalam menghadapi menghadapi persaingan yang ketat tersebut, maka maka diperlukan suatu penanganan dan pengelolaan sumber daya yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan baik. Bagi pihak pihak manajemen, manajemen, selain dituntut untuk untuk dapat mengkoordinasikan penggunaan seluruh sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan secara efisien dan efektif, juga dituntut untuk dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang menunjang terhadap pencapaian tujuan perusahaan di masa yang akan datang. Dalam hal ini, perusahaan juga dituntut untuk mampu menentukan kinerja perusahaan yang baik, sehingga perusahaan akan dapat menjamin kelangsungan hidupnya. Perkembangan ekonomi mendorong peningkatan dan pertumbuhan dunia usaha, hal ini berarti semakin banyak peluang yang dapat dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan yang lebih banyak, untuk mencapai mencapai hal tersebut salah satunya satunya menentukan menentukan kebijakan penjualan penjualan yang menguntungkan menguntungkan bagi perusahaan. Melihat Melihat fakta yang terjadi di di pasar bahwa di tengah kondisi ekonomi yang masih dalam tahap pertumbuhan , sebagian besar perusahaan memiliki kemampuan untuk memberikan fasilitas kredit bagi
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
2
pelanggannya. Berawal dari aktivitas vital perusahaan, yakni penjualan penjualan (penjualan kredit yang tujuan utamanya adalah menjaga kelangsungan perusahaan dalam kondisi sulit) maka piutang timbul. Piutang sebagai asset yang materiil bagi perusahaan, perusahaan, karena sebagian besar penjualan umumnya umumnya dilakukan secara kredit. Dengan diterapkannya diterapkannya kebijakan penjualan secara kredit akan mempermudah perusahaan dalam menjual produknya dan juga mempermudah perusahaan untuk mendapatkan pelanggan yang lebih banyak serta dapat memperluas pangsa pasarnya dalam melakukan perluasan usaha. Penjualan kredit akan memberikan keuntungan yang lebih besar, hal ini disebabkan penjualan kredit menghendaki adanya laba yang lebih tinggi dibanding dibanding laba yang dikehendaki dalam penjualan tunai. Penjualan kredit akan mempengaruhi permintaan terhadap suatu produk yang ditawarkan, terutama disaat kondisi perekonomian yang belum sepenuhnya pulih seperti sekarang ini, ditambah lagi persaingan yang semakin ketat. Saat ini pembeli lebih memilih untuk membeli produk secara kredit, karena sebagian besar dari mereka tidak mempunyai kondisi keuangan yang kuat. Dengan diterapkannya kebijakan kredit, maka akan timbul piutang, sehingga perusahaan harus menunggu saatnya piutang dilunasi, karena ada tenggang waktu antara saat penyerahan barang sampai dengan diterimanya uang. Apabila pelunasan piutang tidak lancar, maka akan menggangu posisi keuangan, (terutama perusahaan yang arus kasnya kurang baik) karena modal kerja banyak tertahan dalam bentuk piutang tersebut. Pengelolaan piutang adalah unsur penting dalam kelangsungan hidup suatu usaha, karena piutang adalah sumber keuangan atau kas perusahaan salah satu manfaatnya adalah untuk pembiayaan operasional perusahaan. Pada dasarnya, setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya bertujuan memperoleh laba, dan juga perusahaan akan selalu berusaha agar laba selalu meningkat. Perolehan laba yang besar akan mengundang investor untuk bergabung dalam menanamkan menanamkan modalnya modalnya di perusahaan. perusahaan. Piutang adalah tagihan kepada kepada kreditur langganan sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit. Apabila kita mampu mempercepat perputaran piutang, maka risiko tidak tertagih piutang dapat diperkecil dan diperoleh laba di masa yang akan datang dapat ditingkatkan. Sehingga dengan kecilnya piutang yang tidak tertagih dapat menambah modal perusahaan untuk mendapatkan laba Sehubungan dengan tujuan untuk memperoleh laba, maka perusahaan selalu membutuhkan dana untuk membiayai operasi perusahaan, misalnya untuk memberikan persekot pembelian, membiayai gaji pegawai, supplies kantor, dan lain-lain. Perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan dari masing-masing perusahaan dapat mempengaruhi perubahan besarnya profitabilitas ekonomi perusahaan tersebut. Laporan keuangan selain sebagai sumber informasi juga sebagai pertanggungjawaban dan juga menggambar menggambarkan kan indikator indikator kesuksesan kesuksesan suatu suatu peru- sahaan sahaan dalam mencapai mencapai tujuannya. Salah satu jenis laporan keuangan adalah laporan laba-rugi dimana pengertiannya adalah ringkasan dari pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu, dan diakhiri diakhiri dengan laba atau rugi bersih untuk periode periode tersebut. Laba tidak dapat menjadi satu-satunya tujuan perusahaan untuk memperoleh laba yang maksimum, perusahaan harus menghasilkan produk dengan cara dan dalam bentuk volume penjualan sehingga akhirnya akan didapat pendapatan penjualan. Volume penjualan penjualan diartikan sebagai seluruh jenis barang yang disediakan/diserahkan kepada konsumen atau pelanggan tanpa memandang jumlah rupiah relative tiap jenis produk tersebut ataupun sering tidaknya produk tersebut dihasilkan, sedangkan pendapatan penjualan adalah kenaikan modal pe milik karena adanya penjualan produk produk kepada konsumen. konsumen. Laba bersih akan terjadi Kalau pendapatan yang dihasilkan melebihi pengorbanan untuk mendapatkan pendapatan tersebut, sedangkan kalau rugi dapat dibebankan terhadap operasi tahun berjalan (walaupun tidak sebagai pengurang pendapatan kotor), rugi tersebut dapat diperlukan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
3
sebagai pengurang laba bersih. Berdasarkan permasalahan tersebut maka penelitian ini bertujuan bertujuan untuk untuk membuktik membuktikan an adany adanyaa pengaru pengaruhh penjuala penjualann dan dan perputaran perputaran piutang piutang terhadap laba bersih pada perusahaan farmasi farmasi di Bursa Efek Efek Indonesia. Indonesia. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang diajukan adalah sebagai berikut: berikut: 1) Apakah Apakah penj penjualan ualan berpengaru berpengaruhh terhad terhadap ap laba laba bersih bersih perusahaan perusahaan farmasi farmasi di Bursa Efek Indonesia?, 2) Apakah perputaran piutang berpengaruh berpengaruh terhadap laba bersih perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia?. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: adalah: 1) Untuk Untuk mengetah mengetahui ui pengaruh pengaruh penju penjualan alan terhada terhadap p laba bersih bersih perusahaan perusahaan farmasi farmasi di Bursa Bursa Efek Efek Indon Indonesia, esia, 2) Untuk Untuk menget mengetahui ahui penga pengaruh ruh perputar perputaran an piutang piutang terhadap laba bersih perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS Laporan Keuangan
Menurut Munawir (2012:5) laporan keuangan adalah laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan perhitungan (laporan) rugi laba memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. perusahaan. Laporan keuangan memiliki tujuan masing-masing sesuai dengan kebijakan perusahaan dan harus diterapkan sesuai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Pernyataan tersebut didukung pendapat oleh Harahap (2011:133), menggambarkan tujuan laporan keuangan dibagi menjadi dua, yaitu: 1) Tujuan umum, menyajikan menyajikan laporan posisi keuangan, keuangan, hasil usaha, dan perubahan perubahan posisi posisi keuangan keuangan secara secara wajar wajar sesuai sesuai prinsip prinsip akuntansi akuntansi yang yang diterima; diterima; 2) Tujuan Tujuan Khusus, memberi informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahaan kekayaan dan kewajiban, serta informasi yang relevan. Selain sebagai alat pengambil keputusan, Laporan keuangan sebagai alat pertanggung jawaban manajemen perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan. Menurut PSAK No. 1 tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggung jawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009:Par.05). Menurut Baridwan (2008:109) isi laporan keuangan yang dihasilkan setiap periode adalah: adalah: 1) Neraca Neraca perusahaan perusahaan disajika disajikann sedemikian sedemikian rupa rupa yang menonjolk menonjolkan an berbagai berbagai unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Neraca minimal mencakup pos-pos sebagai berikut: aktiva berwujud, aktiva tak berwujud, aktiva keuangan, investasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas, persediaan, piutang usaha dan hutang lainnya, kewajiban yang diestimasi, kewajiban berbunga jangka panjang, hak minoritas, modal modal ssaha aham m dan dan pos pos ekui ekuitas tas lainnya lainnya;; 2) Lapora Laporann laba laba rugi rugi sedemi sedemikia kiann rupa rupa yang yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan, bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos pos berikut: pendapatan, laba rugi perusahaan, beban pinjaman, bagian dari laba atau rugi perusahaan afilitas dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas, beban pajak, laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan, pos luar biasa, hak minoritas, laba rugi bersih dan periode berjalan, 3) Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan bersangkutan berdasarkan berdasarkan prinsip pengukuran yang dianut; 4) Laporan arus kas
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
4
melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar atau setara kas selama periode tertentu. arus kas diklasifikas diklasifikasikan ikan menurut menurut aktivitas aktivitas operasi, operasi, aktivitas aktivitas investasi investasi dan aktivitas aktivitas pendanaan pendanaan;; 5) Catatan Catatan laporan keuang keuangan an meliputi meliputi penjelasan penjelasan negatif negatif atau rincian rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas dan laporan perubahan ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban komitmen. Penjualan
Penjualan merupakan suatu transaksi yang melibatkan penjual dan pembeli pada kegiatan usaha dalam menyerahkan menyerahkan produk yang berupa barang ataupun jasa. Penjualan tunai adalah penjualan yang pembayarannya diterima sekaligus (langsung lunas). Sedangkan penjualan kredit adalah penjualan yang dilakukan secara non-tunai, dalam hal ini laba yang diharapkan adalah lebih besar daripada penjualan tunai. Cara mengetahui apakah pemberian kredit dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam meningkatkan laba bersih adalah dengan dengan menghi menghitung tung tingkat tingkat perputara perputarann piutang. piutang. Menurut Menurut Horngren Horngren,, et al. (2009:301), (2009: 301), penjualan penjualan merupakan merupakan nama nama lain dari pendapata pendapatann penjualan penjualan yang yang merupakan merupakan jumlah yang didapat penjual dari hasil penjualan barang dagang yang dimilikinya sebelum dikurangi dengan beban-beban dan dilakukannya dilakukannya secara berjangka.” Perputaran Piutang
Menurut Martono Martono (2010:95) piutang piutang merupakan tagihan perusahaan kepada pembeli atau pihak lain yang menjual produk perusahaan secara kredit. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas namun menimbulkan piutang dan barulah kemudian pada hari jatuh temponya terjadi aliran kas masuk (cash inflow) yang berasal berasal dari dari pengumpu pengumpulan lan piutang tersebut. Kebijakan penjualan kredit yang timbul akibat adanya piutang ini tentunya akan menimbulkan biaya bagi perusahaan. Biaya tersebut antara lain adalah administrasi piutang, biaya modal atas dana yang tertanam dalam piutang, biaya penagihan dan biaya piutang yang mungkin tidak tertagih. Namun biaya piutang tersebut dapat terimbangi dengan meningkatnya penjualan perusahaan. Piutang dagang ( account receivable) terjadi ketika perusahaan menjual barang atau jasa secara kredit, bukan tunai. Ketika uang tunai diterima, piutang akan berkurang dengan jumlah yang sama. Tingkat piutang yang tinggi akan mengurangi arus kas dan piutang tak tertagih ( bad debt) akan mengurangi keuntungan dari penjualan (Atmaja, 2008:395). Manajeme Mana jemenn piutang piutang pun merupakan merupakan hal yang yang sangat penting penting bagi perusahaa perusahaann terutama menyangkut masalah pengendalian jumlah piutang, pengendalian pemberian dan pengumpulan piutang, dan evaluasi terhadap kebijakan kredit yang dijalankan oleh perusahaan. Sehingga manajemen piutang merupakan pengelolaan piutang agar kebijakan kredit mencapai optimal agar tercapainya keseimbangan antara biaya yang diakibatkan oleh kebijakan kredit dengan manfaat manfaat yang diperoleh diperoleh dari kebijakan kebijakan tersebut. Piutang dalam suatu perusahaan hendaknya harus selalu dalam keadaan berputar. Syarat pembayaran yang sesuai dengan kebijakan perusahaan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi periode perputaran piutang atas terikatnya modal dalam piutang. Menurut Riyanto (2012:90) tingkat perputaran piutang dapat diketahui dari jumlah penjualan kredit selama periode tertentu dengan jumlah rata–rata piutang. Perputaran piutang
Penjualan Kredit
Piutang Rata - Rata
Piutang Rata - Rata PiutangAwal Piutang Akhir 2
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
5
Tinggi rendahnya perputaran piutang mempunyai efek langsung terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan kedalam piutang. Makin tinggi perputarannya, berarti makin pendek waktu terikat modal terhadap piutang, sehingga untuk mempertahankan penjualan kredit tertentu, dengan naiknya perputaran akan dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil yang diinvestasikan dalam piutang. Riyanto (2012:90) untuk untuk mengukur mengukur tingkat efisiensi piutang dapat menggunakan dua ukuran yaitu tingkat perputaran piutang dan budget pengumpulan piutang. Dimana efisiensi ini dipergunakan dalam memaksimalkan manfaat piutang bagi perusahaan. Semakin tinggi ti nggi tingkat perputaran piutang maka semakin efisien piutang karena piutang semakin cepat terbayar. Periode terikatnya suatu modal dalam piutang sangat penting untuk membandingkan hari rata–rata pengumpulan piutang dengan syarat pembayaran yang telah ditetapkan perusahaan. Hari rata - rata pengumpulan piutang
360 x Piutang rata - rata Penjualan kredit
Apabila hari rata–rata pengumpulan piutang lebih besar daripada batas waktu pembayaran yang telah ditetapkan ditetapkan berarti bahwa cara pengumpulan pengumpulan piutang kurang kurang efisien. Dimana banyak pelanggan yang tidak memenuhi syarat pembayaran yang telah ditetapkan perusahaan. Laba Bersih
Laba adalah kenaikan aset dalam suatu perioda akibat kegiatan produktif yang dapat dibagi atau didistribusikan kepada kreditor, pemerintah, pemegang saham (dalam bentuk bunga, pajak, dan deviden) tanpa mempengaruhi keutuhan ekuitas pemegang saham semula. Laba dipandang sebagai suatu peralatan prediktif yang membantu dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang akan datang. Laba terdiri dari hasil operasional, atau luar biasa, dan hasil-hasil non-operasional, non-operasional, atau keuntungan keuntungan dan kerugian luar biasa, dimana jumlah keseluruhannya sama dengan laba bersih. Laba biasa dianggap bersifat masa kini (current) dan berulang, sedangkan keuntungan dan kerugian luar biasa tidak demikian. Informasi mengenai mengenai laba sebuah perusahaan dapat diperoleh diperoleh dalam laporan keuangan yaitu, laporan laba/rugi. Informasi tersebut digunakan oleh pihak intern maupun ekstern perusahaan untuk membuat keputusan. Suatu perusahaan dikatakan akan berhasil apabila dalam kegiatan operasionalnya memperoleh laba. Laba merupakan ukuran keseluruhan prestasi perusahaan, yang didefinisikan sebagai berikut: Laba = Penju Penjualan alan – Biaya (Hanafi, (Hanafi, 2011:3 2011:32). 2). Pendefinisian laba sebagai pendapatan dikurangi biaya merupakan pendefinisian secara struktural atau sintatik karena laba tidak didefinisi secara secara terpisah dari pengertian pendapatan dan biaya. Pendapatan dan biaya masuk dalam definisi laba sehingga harus mendefinisikan pendapatan dan biaya untuk memaknai laba. Jadi, laba merupakan hasil penerapan sesuatu yang bermakna semantik. Dengan demikian laba tidak diinterpretasikan secara inuitif. Lebih dari itu, pengukuran pendapatan dan biaya sesuai PABU (Pernyataan Akuntansi Berlaku Umum) lebih didasarkan pada konsep cost historis sehingga laba yang dihasilkan tidak selalu setara dengan laba ekonomik yang pada umumnya mempertim mempertimbangk bangkan an perubahan perubahan daya beli dan perubah perubahan an harga. Besar kecilnya kecilnya laba sebagai sebagai pengukur kenaikan aset sangat tergantung ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya. Laba hanya merupakan merupakan angka artikulasi dan tidak didefinisikan didefinisikan tersendiri seperti seperti halnya aset atau utang, karena laba merupakan salah satu informasi potensial yang yang terkandung di dalam laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Informasi laba merupakan komponen laporan keuangan yang bertujuan untuk menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
6
dalam jangka jangka panjang panjang dan menaksir menaksir risiko investasi. Setiap perusahaan perusahaan dalam menjalankan menjalankan usahanya bertujuan untuk memperoleh laba semaksimal mungkin. Pengaruh antara Penjualan dan Perputaran Piutang terhadap Laba Bersih
Perusahaan dalam peningkatan jumlah jumlah penjualan cenderung cenderung memberikan kredit kredit bagi pelanggannya. Hal ini dilakukan hampir semua perusahaan untuk memperluas pasar dan sedapat mungkin menguasai pasar, yang pada awalnya bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan (going concern) di tengah kondisi ekonomi global yang terguncang. Dengan timbulnya piutang, mengharuskan mengharuskan perusahaan perusahaan bekerja lebih optimal lagi, terlebih pada hal-hal yang berhubungan dengan pengendalian piutang: pengumpulan dan penagihannya, penagihannya, agar kebijakan yang dijalankan tidak membuat perusahaan terganggu, terutama arus kasnya.Piutang merupakan elemen modal kerja (aktiva lancar) yang cukup materiil dan selalu dalam kondisi berputar. Besar kecilnya piutang juga dipengaruhi oleh efektifitas pengendalian piutang yang diterapkan dan berkaitan dengan besar kecilnya piutang (investasi dalam piutang), karena pengendalian yang tidak efektif mengakibatkan piutang tidak tertagih tepat waktu.Tingkat perputaran piutang yang tinggi akan secara otomatis membuat membuat rata-rata pengumpulan piutang akan menjadi lebih cepat sehingga investasi dalam piutang serta resikonya berkurang. Periode pengumpulan piutang secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dinyatakan oleh Munawir (2012:76) yang menyatakan bahwa semakin besar days receivable suatu perusahaan semakin besar pula risiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang, dan jika perusahaan tidak membuat cadangan terhadap kerugiannya berarti perusahaan telah memperhitungkan labanya terlalu besar. Syamsuddin (2008:270) menyatakan “peningkatan rata-rata pengumpulan piutang akan membawa pengaruh yang negatif bagi keuntungan perusahaan”. Perputaran piutang piutang yang yang tinggi tinggi mengindikasikan mengindikasikan jumlah penjualan penjualan yang yang tinggi pula dan mempengaruhi mempengaruhi pendapatan secara mutlak. Oleh karena karena itu, usaha untuk meningkatkan penjualan juga hendaknya tidak hanya bertumpu pada strategi kebijakan penjualan kredit semata, tetapi juga harus memperhatikan efisiensi dan efektifitas piutang itu sendiri.Berdasarkan uraian di atas, maka disimpulkan bahwa penjualan kredit harus dikendalikan dengan kebijakan kredit yang cermat dan sehat serta menguntungkan bagi perusahaan, sehingga penjualan tetap meningkat sementara perputaran piutang tetap stabil atau bahkan lebih cepat, yang pada akhirnya akan meningkatkan perolehan laba bersih. Penelitian Terdahulu
Purnamasari (2010) meneliti “Pengaruh Perputaran Piutang Dan Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada Industri Otomotif Di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian penelitian menyimpulkan bahwa permasalahan yang terjadi adalah pengaruh perputaran piutang dan perputaran persediaan pada tahun penelitian untuk melihat profitabilitas modal sendiri. Dan dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa perputaran persediaan dan perputaran piutang secara bersama–sama tidak mempunyai pengaruh pengaruh signifikan terhadap terhadap profitabilitas perusahaan. Untuk mencapai mencapai tingkat profitabilitas yang tinggi, perusahaan perusahaan otomotif perlu melakukan analisis biaya yang benar–benar harus dikeluarkan oleh perusahaan. perusahaan. Pramestia Pramestia (2011) (2011) meneliti meneliti “Peng “Pengaruh aruh Perputaran Perputaran Modal Kerja Kerja Terhadap Terhadap Profitabilitas Pada PT. Ultra Jaya Milk di Bursa Efek Indonesia” . Hasil penelitian menyimpulkan bahwa permasalah yang yang terjadi dimana pengaruh modal modal kerja ternyata ternyata berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Dan dengan hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa elemen–elemen modal kerja yang terdiri dari kas, piutang dan persediaan secara bersama–sama mempunyai pengaruh terhadap keuntungan bersih yang diperoleh
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
7
perusahaan. Untuk mendapatkan profitabilitas perusahaan dapat menekan biaya–biaya operasional perusahaan agar dapat meningkatkan laba perusahaan. Suarnami, dkk (2014) meneliti ‘Pengaruh Perputaran Piutang dan Periode Pengumpulan Piutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Pembiayaan”. Hasil penelitian menyimpulkan menyimpulkan perputaran piutang secara langsung tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini berarti perputaran piutang tidak berperan secara langsung dalam upaya mendukung peningkatan profitabilitas. Periode pengumpulan piutang secara langsung berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini berarti periode pengumpulan piutang berperan secara langsung dalam upaya mendukung peningkatan profitabilit profitabilitas. as. Muktiadji Muktiadji dan Kamage Kamage (2009 (2009)) meneliti meneliti “Pengaruh “Pengaruh Penjualan Penjualan dan Profitabilitas Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Perusahaan”. Hasil Penelitian menyimpulkan bahwa penjualan dan profitabilitas berpengaruh terhadap pertumbuhan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat penjualan dan profitabilitas menunjukkan peningkatan. Model Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan teoretis, seperti seperti diutarakan diutarakan terdah terdahulu ulu maka maka model model penelitian penelitian ini ini dapat ditunjuk ditunjukkan kan seperti seperti pada pada gambar gambar 1 sebaga sebagaii berikut: berikut: Penjualan (P) Laba Bersih (LB)
Perputaran Piutang (PP)
Keterangan:
Pengaruh secara parsial Gamb Gambar ar 1 Model Penelitian
Perumusan Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teoretis di atas, maka hipotesis yang ajukan adalah: H1 : Penj Penjua ualan lan berp berpen enga garu ruhh terh terhad adap ap laba laba ber bersi sihh peru perusa saha haan an farm farmas asii di Bur Bursa sa Efe Efekk Indonesia. H2 : Perputaran Perputaran piutang piutang berpengaruh berpengaruh terhadap terhadap laba bersih perusahaan perusahaan farmasi di Bursa Bursa Efek Indonesia. METODE METODE PENELITI PENELITIAN AN Jenis Penelitian Penelitian dan Gambaran Gambaran dari dari Populasi (Objek) (Objek) Penelitian Penelitian
Untuk mendapatkan kebenaran ilmiah, dalam hal ini diperlukan adanya metode penelitian yang terkandung dalam tujuan penelitian.Mengingat maksud dan tujuan penelitian ini, maka jenis penelitian menggunakan kuantitatif dengan metode kausal komparatif (causal comparative research ) yaitu jenis penelitian dengan karakteristik masalah berupa berupa hubungan sebab-akiba sebab-akibatt antara dua variabel atau lebih (Sugiyono (Sugiyono,, 2012:74). Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian disimpulkan (Sugiyono, 2012:119). Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan farmasi yang terdafta terdaftarr di Bursa Efek Indone Indonesia sia sebanyak sebanyak 9 perusahaan perusahaan yang terdiri terdiri atas PT Darya-Varia Laboratoria Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, Tbk, PT Kimia Farma Farma Tbk, PT Tempo Tempo Scan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
8
Pasifik Tbk, PT PT Indofarma Tbk, PT Merck Merck Indonesia Tbk, PT Pyridam Farma Tbk, PT. Schering Plough Indonesia, dan PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan kriteria-kriteria atau pertimbanganpertimbangan tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti terhadap obyek yang akan diteliti (Sugiyono, 2012:126). Adapun kriteria-kriteria dalam pengambilan sampel dalam penelitian ini dapat dapat dijelas dijelaskan kan sebagai sebagai berikut: berikut: 1) Obyek penelitian penelitian adalah 9 perusaha perusahaan an farmasi, farmasi, 2) Perusahaan farmasi yang memberikan laporan keuangan keuangan di Bursa Bursa Efek secara secara berurutan selam selamaa ttah ahun un 20082008-20 2012 12,, 3) Peru Perusa saha haan an farm farmas asii yang yang memp memper erol oleh eh laba laba pos posit itif if seca secara ra berurutan selama tahun 2008-2012. Tabel 1 Prosedur Pengambilan sampel
No
Nama Perusahaan 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
PT Darya-Varia Laboratoria Tbk PT Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk PT Schering Plough Indonesia Tbk PT Kalbe Farma Tbk PT Pyridam Farma Tbk PT Merck Indonesia Tbk PT Kimia Farma Tbk PT Indofarma Tbk PT Tempo Scan Pasific Tbk
√ √ √ √ √ √ √ √ √
Kriteria 2 √ √ √ √ √ √ √
3 √ √ √ √ √ √
Sumber: Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya
Berdasarkan prosedur pengambil sampel tersebut di atas, maka ada enam (6) perusahaan farmasi yang memenuhi kriteria tersebut yang dapat digunakan menjadi sampel dalam penelitian ini. Tabel 2 Daftar Perusahaan Farmasi yang Digunakan Sebagai Sampel
No 1 2 3 4 5 6
Kode Perusahaan DVLA KLBF PYFA MERK KAEF TSPC
Nama Perusahaan PT Darya Varia Laboratoria Tbk PT Kalbe Farma Tbk PT Pyridam Farma Tbk PT Merck Indonesia Tbk PT Kimia Farma Tbk PT Tempo Scan Pasifik Tbk
Sumber: Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan bagian dari proses pengujian data yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik simpulan. Dalam rangka mendapat data dan informasi untuk penyusunan penelitian, teknik pengumpulan data melalui sumber data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara memanfaatkan lapora laporann keuan keuangan gan perus perusaha ahaan an farmas farmasii di Galeri Galeri Inves Investasi tasi Burs Bursaa Efek Efek Indon Indonesi esiaa STIESI STIESIA A Surabay Surabayaa dari dari tahu tahunn 22008 008 – 201 2012. 2.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
9
Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1) Variabel independen yang digunaka digunakann dalam penelitian penelitian ini ini adalah penjualan penjualan (P), (P), dan perputaran perputaran piutang piutang (PP); 2) Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laba Bersih (LB). Definisi Operasional Variabel
1. Penjualan (P) adalah transaksi penjualan yang yang dilakukan oleh perusahaan baik secara tunai maupun kredit , , sehingga pembeli mendapatkan mendapatkan kemudahan dalam hal pembayaran dan hal ini juga salah satu yang dapat meningkatkan jumlah pembeli maupun pembelian yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi pada laba. Pengukuran variabelnya berdasarkan rupiah pada tahun 2008-2012. 2. Perputaran piutang (PP) adalah kemampuan kemampuan dana dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam satu periode tertentu melalui penjualan. Perputaran piutang dihitung dengan cara membandingkan penjualan dengan rata-rata piutang yang merupakan hasil dari saldo awal ditambah saldo piutang akhir perusahaan dibagi dua. Pengukuran variabelnya berdasarkan kali (x). Perputaran piutang menjadi variabel (X 2) dapat dihitung dengan rumus: Perputaran piutang
Penjualan Rata Rata Piutang
.....kali
3. Laba bersih bersih (LB) (LB) adalah selisih selisih lebih pendap pendapatan atan di atas atas biaya-biayan biaya-biayanya ya dalam dalam jangka jangka waktu (periode (periode)) tertentu. tertentu. Laba sering sering digunakan digunakan sebagai suatu suatu dasar untuk pengenaa pengenaann pajak, kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi serta pengambilan keputusan. Pengukuran variabelnya berdasarkan rupiah pada tahun 2008-2012. Teknik Analisis Data 1 Uji Asumsi Asumsi Klasik Klasik
a. Uji Uji Multiko Multikolon lonier ierita itass Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance (TOL) (TOL) tidak kurang kurang dari 0,1, maka model model dapat dikatakan dikatakan terbeba terbebass dari multikolineritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 1/10 = 0,1 (Ghoza (Ghozali, li, 2011:106). b. Uji Uji Hetero Heteroked kedast astisit isitas as Deteksi adanya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik; dimana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual dari (Y prediksi–Y sebelumnya) yang telah di studentized. Das Dasar dalam alam pengam pengambila bilann keputu keputusan san:: 1) Jika Jika ada pola pola tertent tertentu, u, sepert sepertii titik-ti titik-titik tik yang yang ada ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit maka telah terjadi heteroskedastisitas; heteroskedastisitas; 2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heterosk heteroskedasti edastisitas sitas (Ghozali, (Ghozali, 2011:1 2011:139). 39). c. Uji Uji Autok Autokor orel elas asii Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui korelasi antar anggota serangkaian data observasi baik data time series maupun cross section . Menurut Santoso (2009:219), secara umum untuk menentukan autokorelasi bisa diambil patokan sebagai berikut: Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi autokorelasi positif. Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
10
d. Uji Normalitas Normalitas Uji normalitas data dalam penelitian ini dapat dilakukan dalam pendekatan grafik Uji normalitas menguji apakah dalam sebuah model regresi, baik variabel dependen maupun variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Santoso, 2009:21 200 9:214). 4). Dasar Dasar pengam pengambila bilann keputu keputusan san uji uji normal normalitas itas adala adalahh sebaga sebagaii berikut berikut:: 1) Jika Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi memenuhi asumsi normalitas; 2) Jika data menyebar menyebar jauh dari garis garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi normalitas. 2. Analisis Regresi Berganda
Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2011:96). Menurut Ferdinand (2009:295), analisis regresi linier berganda adalah suatu prosedur statistik dalam menganalisis menganalisis hubungan antara variabel satu atau lebih variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) rumus multiple regresinya adalah sebagai sebagai berikut berikut : LB= a + b1P+ b2PP+ e Dima Dimanna: LB= LB= Laba aba bers bersih ih;; a = Konsta nstannta; ta; b1,b2= Koefis Koefisien ien regre regresi si dari dari variabe variabell bebas; bebas; P= Penjualan Penjualan;; PP= Perputaran Perputaran piutang; piutang; e = Faktor Faktor pengga pengganggu nggu dari luar model model (Error ) Setelah diketahui persamaan regresi maka hubungan antara variabel independen dan variabel dependen di tafsirkan berdasarkan atas nilai koefisien dari variabel independen. independen. Persamaan regresi linier berganda di atas dihitung dengan menggunakan program SPSS. 3. Analisis Koefisien Koefisien Determinas Determinasii (R 2)
Koefisien determinasi (R 2) pada intinya intinya mengukur mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, (Ghozali, 2011:9 2011:97). 7). Interpreta Interpretasi: si: 1) Jika R2 mendekati 1 (semakin besar nilai R 2), menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen dependen secara secara simultan simultan semakin semakin kuat; kuat; 2) Jika R2 mendekati 0 (semakin kecil nilai R 2), menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen dependen secara secara simultan simultan semakin semakin lemah. lemah. Untuk mempermu mempermudah dah perhitunga perhitungann koefisien koefisien korelasi (R) dan koefisien determinasi (R 2 ) di atas dihitung dengan menggunakan menggunakan program SPSS. 4. Pengujian Hipotesis
a. Uji Uji t (Par (Parsi sial al)) Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara secara individual individual dalam menerang menerangkan kan variasi variasi variabel dependen dependen dengan dengan level of signi signific fican antt alph alphaa (α) (α) sebes sebesar ar 5%. 5%. Krite Kriteria ria mene menent ntuk ukan an kepu keputus tusan an adalah adalah (Gho (Ghozal zali,i, 2011 2011:9 :988): 1) Jik Jika Sig Sig > () 0,05, maka H0 diterima, berarti tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat; 2) Jika Sig < () 0,05, maka H0 ditolak, berarti ada pengaruh secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat. b. Koefisien Determinasi Parsial (r²) Analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana kontribusi dari masing-masing variabel variabel independe independenn (penjualan (penjualan dan perput perputaran aran piutan piutang) g) terhad terhadap ap variabel variabel dependen dependen (laba bersih) secara secara parsial. atau untuk mencari mencari pengaruh pengaruh dominan diantara variabel bebas terhadap varaibel terikat. Dimana analisis ini dinyatakan oleh besarnya kuadrat koefisien parsial atau dengan kata lain r 2 = koefisien determinasi parsial (Sugiyono, 2012:260).
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
11
Dimana: Jika nilai r² dari variabel bebas secara parsial menunjukkan menunjukkan angka angka yang terbesar, maka variabel tersebut punya pengaruh pengaruh dominan terhadap laba bersih pada perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia. HASIL PENELITIAN Penjualan
Penjualan (P) adalah teransaksi penjualan yang dilakukan dilakukan perusahaan farmasi melalui pembayaran langsung tunai atau cash maupun kredit kredit sehingga para pembeli mendapatkan kemudahan dalam memperoleh barang dan hal ini juga salah satu yang dapat meningkatkan meningkatkan penj penjua ualan lan pada pada akhi akhirn rnya ya akan akan memb member erik ikan an kon kontr tribu ibusi si pada pada laba. laba. Ting Tingka katt penj penjua ualan lan perusahaan perusahaan farmasi farmasi yang dijadikan dijadikan sampel sampel penelitian penelitian selama selama tahun 2008-2012 2008-2012 tersaji tersaji pada Tabel Tabel 3 beriku berikutt ini: ini: Tabe Tabell 3 Tingkat Penjualan Penjualan Perusahaan Perusahaan Farmasi Periode 2008-2012 (Dalam (Dalam Ribuan Ribuan Rp)
Nama perusahaan PT Merk PT Darya PT Tempo scan PT Kimia Farma PT Kalbe albe Farm arma PT Pyridam Farma Rata-rata
2008 2009 637.134.080 751.403.033 577.598.911 851.314.153 3.633.789.178 4.497.931.021 2.704.728.409 2.854.057.690 7. 7.87 877. 7.38 386. 6.38 3855 9. 9.08 087. 7.34 347. 7.66 6699 119.580.973 132.000.542 2.591.702.989 3.029.009.018
Tahun 2010 2011 2012 795.688.800 918.532.462 929.876.824 909.509.400 899.632.048 1.087.379.869 5.134.242.102 5.780.664.117 6.630.809.553 3.183.829.303 3.481.166.441 3.734.241.101 10 10.2 .226 26.7 .789 89.2 .206 06 10 10.9 .911 11.8 .860 60.1 .141 41 13 13.6 .636 36.4 .405 05.1 .178 78 140.858.442 151.094.461 176.730.979 3.398.486.209
3.690.491.611
4.365.907.251
Sumber: Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya
Dengan memperhatikan tabel 3, dapat diketahui tingkat penjualan perusahaan perusahaan farmasi menunjukkan peningkatan setiap tahun. Tingkat penjualan tertinggi dihasilkan oleh PT Kalbe Farma, Tbk, PT Tempo Scan Pasifik Tbk dan PT Kimia Farma Tbk. Sedang penjualan terendah PT Pyridam Farma, Tbk, PT Darya Tbk, dan PT Merk Tbk. Dalam satu tahun ratarata tingkat penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan farmasi selama tahun 2008-2012 berkis berkisar ar antara antara Rp 2.5 2.591.7 91.702. 02.989 989 – Rp 4.3 4.365. 65.907 907.25 .251. 1. Perputaran Piutang
Perputaran piutang piutang adalah kemampuan kemampuan dana yang tertanam tertanam dalam piutang berputar dalam satu periode tertentu melalui penjualan. Perputaran piutang dihitung dengan cara membandingkan penjualan dengan dengan rata-rata piutang yang merupakan hasil dari saldo awal ditambah saldo piutang akhir perusahaan dibagi dua. Pengukuran variabelnya berdasarkan kali (x). Perputaran piutang menjadi variabel (X 2) dapat dihitung dengan rumus: rumus: Perputaran piutang
Penjualan
Rata
Rata Piutang
.....kali
Dengan Dengan menggunaka menggunakann rumus perputaran perputaran piutang piutang di atas, maka tingkat tingkat perputaran perputaran perusahaan farmasi yang dijadikan dijadikan sampel penelitian selama tahun 2008-2012 tersaji pada Tabel Tabel 4 beriku berikutt ini: ini:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
12
Tabe Tabell 4 Perputar Perputaran an Piutang Piutang Perusaha Perusahaan an Farmasi Farmasi Periode 2008-2012 (Dalam (Dalam kali) kali)
Nama perusahaan 2008 1,11 0,49 0,89 0,19 0,73 0,12 0,59
PT Merk PT Darya PT Tempo scan PT Kimia Farma PT Kalbe Farma PT Pyridam Farma Rata-rata
2009 1,10 0,34 0,83 0,22 0,80 0,20 0,58
Tahun 2010 0,89 0,39 0,94 0,41 0,96 0,19 0,63
2011 2,60 0,40 0,93 0,45 1,03 0,19 0,93
2012 1,13 0,42 0,81 0,48 0,99 0,19 0,67
Sumber: Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya
Dengan Dengan mempe memperhati rhatikan kan tabel 4 di atas, atas, dapat diketahui diketahui perputaran perputaran piutang piutang PT Kalbe Kalbe Farma Tbk dan PT Kimia Farma Farma Tbk tahun 2008-2012 2008-2012 cenderu cenderung ng mengalami mengalami peningk peningkatan, atan, sedangkan sedangkan perputaran perputaran piutang piutang PT Merk Tbk, Tbk, PT darya darya Tbk, PT Tempo Tempo Scan Tbk Tbk dan PT Pyridam cenderung berfluktuatif karena pada tahun 2009-2010 mengalami penurunan, untuk tahun 2011-2012 menunjukkan peningkatan. Secara rata-rata untuk seluruh sampel selama selama lima tahun perputaran perputaran piutang piutang berfluktuat berfluktuatif. if. Dalam satu tahun tahun rata-rata rata-rata dana yang tertanam dalam piutang berputar selama tahun 2008-2012 berkisar 0,58 x–0,93x. Laba Bersih Bersih
Laba bersih (LB) adalah selisih lebih pendapatan di atas biaya-biayanya dalam jangka jangka waktu (perio (periode) de) tertent tertentu. u. Laba sering sering digunakan digunakan sebagai sebagai suatu suatu dasar untuk untuk pengena pengenaan an pajak, kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi serta pengambilan keputusan. Laba bersih perusahaan perusahaan farmasi farmasi yang dijadikan dijadikan sampel sampel penelit penelitian ian selama selama tahun 2008-2012 2008-2012 tersaj tersajii pada Tabel Tabel 5 beriku berikutt Tabe Tabell 5 Laba Bersih Perusahaan Perusahaan Farmasi Farmasi Periode 2008-2012 (Dalam (Dalam Ribua Ribuan n Rp)
Nama perusahaan PT Merk PT Darya PT Te Tempo sc scan PT Kimia Farma PT Ka Kalbe Fa Farma PT Pyridam Farma Rata-rata
2008 98,620,070 70,819,094 320,647,898 55,393,774 706,822,146 2,308,877 209,101,976
2009 146,700,178 72,272,233 359,964,376 62,506,876 929,003,740 3,772,968 262,370,062
Tahun 2010 2011 2012 118,794,278 231,158,647 107,808,155 110,880,522 120,915,340 148,909,089 488,889,258 585,308,879 643,568,078 138,716,044 171,763,175 205,763,997 1,286,330,026 1,539,721,311 1,772,034,750 4,199,202 5,172,045 5,308,221 357,968,221 442,339,899 480,565,382
Sumber: Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia STIESIA Surabaya
Laba yang dicapai oleh perusahaan merupakan merupakan salah satu tujuan pokok pokok perusahaan dan sebagai tolak ukur yang dipakai manajer, pemegang saham, dan kreditor dalam memprediksi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang akan datang dan dapat mengevaluasi secara lebih baik tentang peluang untuk bisa memperoleh kembali pembayaran atas investasi.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
13
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji data berdistribusi secara normal atau tidak. Uji ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria Kriteria pengambilan pengambilan keputusan: keputusan: 1) Jika Jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi normal; normal; 2) Jika signifikansi < 0,05 maka maka data tidak berdistribusi normal. Tabel 6 Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Penjualan Perputaran piutang N 30 30 Mean 341511941.5000 .6807 Normal Parametersa,b Std. Deviation 3716159093.227 .49429 Absolute .234 .150 Most Extreme Positive .234 .150 Differences Negative -.188 -.128 Kolmogorov-Smirnov Z 1.284 .822 Asymp. Sig. (2-tailed) .074 .508 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Laba bersih 30 350469108.933 467544745.839 .267 .267 -.228 1.064 .067
Sumber: Hasil Output SPSS
Dari hasil keseluruhan data yang telah diuji dengan menggunakan One Sample disimpulkan lkan bahwa bahwa data data perusahaan perusahaan farmas memiliki memiliki data data Kolmogorov Smirnov Test dapat disimpu normal, hal tersebut dikarenakan semua data tersebut memiliki Asymp. Asymp. Sig > (α) 0,05. 2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Gamb Gambar ar 2 Gambar Hasil Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas
Dari grafik Scatterplot yang dihasilkan dihasilkan SPSS terlihat hampir hampir semua titik menyebar menyebar secara acak, tidak membentuk pola tertentu yang jelas serta tersebar di atas maupun
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
14
dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, regresi, sehingga sehingga model regresi regresi layak layak dipakai dipakai untuk untuk menget mengetahui ahui laba bersih bersih berdasar berdasar masukan dari variabel independennya. independennya. 3. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. independen. Model regresi yang baik seharusnya seharusnya tidak mengandung mengandung multikolinieritas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya masalah multikolinieritas adalah dengan melihat VIF bila nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance di atas 0,10 maka tidak terdapat gejala multikolinieritas multikolinieritas dan begitu pula sebaliknya. Hasil perhitungan statistik nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance tersaji tersaji pada Tabel 7 Tabe Tabell 7 Hasil Uji Multikolinieritas Multikolinieritas
Coefficientsa Model Penjualan Perputaran piutang a. Dependent Variable: Laba bersih 1
Collinearity Statistics Tolerance VIF .933 1.071 .933 1.071
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarka Berdasarkann hasil output SPSS pada bagian coefficients diperoleh nilai Variance Inflation (VIF)) penj penjua uala lann sebe sebesa sarr 1, 1,071 071,, perp perput utara arann piu piuta tang ng sebe sebesa sarr 1,0 1,071 71 deng dengan an demi demiki kian an Factor (VIF menunjukkan tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Nilai tolerance mend mendek ekat atii 1 untu untukk penj penjua uala lann sebe sebesa sarr 0,933, 0,933, perp perput utara arann piuta piutang ng sebe sebesa sarr 0,933 0,933 dengan dengan demikian dapat dapat disimpulkan disimpulkan bahwa tidak ada multikolinea multikolinearitas ritas antar variabel variabel independen dalam model regresi. 4. Uji Autokorelasi Pengujian autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi dapat dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson (uji DW). Hasil perhitung perhitungan an dengan dengan SPSS diperoleh diperoleh nilai statistik statistik Durbin Watson sebagai berikut: Tabel 8 Hasil Hasil Uji Autokore Autokorelasi lasi
Model Summaryb Model Durbin-Watson 1 .350a a. Predictors: (Constant), Perputaran piutang, Penjualan b. Dependent Variable: Laba bersih Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarka Berdasarkann Tabel Tabel 8 hasil hasil perhitun perhitungan gan autokorelas autokorelasii diperole diperolehh nilai nilai Durbin Watson adalah sebesar sebesar 0,350. Dengan Dengan demikian demikian model regresi regresi yang akan digunakan digunakan tidak terdapat terdapat masalah autokorelasi.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
15
Analisis Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS diperoleh persamaan regresi linier sebagaimana yang tersaji pada Tabel 9. Tabel 9 Hasil Uji Regresi Linier Linier Berganda Berganda
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients B Std. Error (Constant) -121701.426 41686.307 1 Penjualan .117 .006 Perputaran Pi Piutang 106059.786 48770.597 a. Depen Dependent dent Variable: Variable: Laba bersih bersih
Standardized Coefficients Beta .931 .112
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarka Berdasarkann Tabel 9, maka laba bersih dapat dapat dimasukkan dimasukkan ke dalam persamaan persamaan regresi bergan berganda da sebaga sebagaii berikut: berikut: Y = -12 -12170 1701,4 1,426 26 + 0,117P 0,117P + 106 106059, 059,786P 786Pp p Persamaan regresi tersebut menunjukkan menunjukkan bahwa koefisien koefisien dari variabel bebas penjualan dan perputaran perputaran piutang piutang bertanda bertanda positif. positif. Hal ini berarti bahwa variabel-vari variabel-variabel abel tersebut tersebut mempunya mempunyaii pengaruh searah dengan dengan variabel terikat terikat laba bersih. bersih. Pengujia Pengujian n Hipotesi Hipotesiss
1. Individual test (Uji statistik t) Dari hasil hasil pengujian pengujian hipotesis hipotesis secara secara parsial dengan dengan menggun menggunakan akan SPSS 20 didapat didapat hasil uji t seperti seperti yang tersaji pada Tabel Tabel 10 berikut ini: Tabel 10 Hasil Uji statistik t
Variabel Penjualan Perputaran piutang
t hitung 18.054 2.175
Sig .000 .039
(α) 0,05 0,05
Keterangan Berpengaruh signifikan Berpengaruh signifikan
Sumber: Hasil Output SPSS
Berdasarka Berdasarkann Tabel 10 dapat disimpulkan disimpulkan bahwa: 1) Untuk Untuk penjualan penjualan diketahui diketahui nilai thitung sebesa sebesarr 18,0 18,054 54 dengan dengan sig sig 0,0 0,000 00 < (α) 0,05 0,05 atau denga dengann taraf taraf signifi signifikan kansi si kurang kurang dari dari 0,05 0,05 atau atau sebe sebesa sarr 0, 0,000 000 ma maka ka H0 berhas berhasil il ditola ditolakk berart berartii bahwa bahwa penjual penjualan an berpen berpengar garuh uh signif signifikan ikan terh terhada adap p laba laba bersih bersih pada pada perusah perusahaan aan farmas farmasii di Bursa Bursa Efek Efek Indon Indonesi esia; a; 2) Untuk Untuk perputaran piutang diketahui nilai thitung sebe sebesa sarr 2, 2,17 1755 deng dengan an sig sig 0, 0,03 0399 < (α) (α) 0, 0,05 05 atau atau dengan dengan taraf signifikan signifikansi si kurang dari dari 0,05 atau sebesar sebesar 0,039 maka H0 berhasil ditolak berarti bahwa bahwa perput perputara arann berpe berpenga ngaruh ruh signif signifika ikann terha terhadap dap laba bersih bersih pada pada perus perusaha ahaan an farmas farmasii di Bursa Efek Indonesia. 2. Analisis Koefisien Koefisien Determinasi (R2) Hasil perhitungan SPSS diperoleh nilai koefisien determinasi disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Hasil Analisis Koefisien Determinasi
Model Summary Model R
R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate a 1 .966 .933 .928 12542549.627 a. Predictors: (Constant), Perputaran piutang, penjualan Sumber: Hasil Output SPSS
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
16
Berdasarkan Tabel 11 dapat diketahui diketahui nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,933 atau 93,3% artinya artinya variabilitas variabilitas variabel variabel laba bersih dapat dijelas dijelaskan kan oleh oleh variabilita variabilitass variabel variabel penjualan penjualan dan perputaran perputaran piutang piutang sebesar sebesar 93,3%, sedangkan sedangkan sisanya sisanya sebesar 6,7%, dijelaskan dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dimasukkan dalam model regresi ini. Hal ini menunjukkan menunjukkan bahwa masih ada variabel variabel lain di luar luar va variabel riabel penjualan penjualan dan perputaran perputaran piutang piutang yang berpengaru berpengaruhh terha terhadap dap laba bersih. bersih. 3. Koefisien Koefisien Determinasi Determinasi Parsial Koefisien Koefisien determinas determinasii parsial ini digunakan digunakan untuk mengetahu mengetahuii dari variabel penjualan penjualan dan perput perputaran aran piutang piutang yang berpengaru berpengaruhh dominan dominan terhadap terhadap laba laba bersih bersih pada perusa perusahaan haan farmasi di Bursa Efek Indonesia. Tabel 12 Koefisien Korelasi dan Determinasi Parsial
Variabel Penjualan Perputaran piutang
r 0,961 0,386
r2 0,9235 0,1490
Sumber: Hasil Output Output SPSS
Dari hasil tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa variabel yang mempunyai pengar pengaruh uh domina dominann terhad terhadap ap laba bersih bersih pada pada perusa perusahaa haann farmas farmasii adalah adalah penjua penjualan lan karena karena mempunyai koefisien determinasi parsialnya paling besar yaitu sebesar 92,35%. PEMBAHASAN
Untuk Untuk penjua penjualan lan berdasa berdasarka rkann pada Tabel Tabel 10 diketa diketahui hui nilai nilai thitung sebesa sebesarr 18, 18,054 054 dengan dengan sig 0,000 < (α) (α) 0,05 atau dengan dengan taraf taraf signif signifikans ikansii kurang kurang dari dari 0,05 0,05 atau sebesar sebesar 0,000 maka H0 berhas berhasil il ditol ditolak ak bera berarti rti bahw bahwaa penjua penjualan lan berpen berpengar garuh uh sign signifik ifikan an terh terhada adap p laba bersih bersih pada perusahaan perusahaan farmasi farmasi di Bursa Bursa Efek Indonesia. Indonesia. Dengan Dengan demikia demikiann hhipote ipotesis sis yang yang meny menyat atak akan an penj penjua uala lann berp berpen enga garu ruhh sign signif ifik ikan an terh terhad adap ap laba laba bers bersih ih pada pada peru perusa saha haan an farmasi farmasi di Bursa Bursa Efek Efek Indones Indonesia ia terbukti. terbukti. Salah satu faktor faktor yang mempengar mempengaruhi uhi besarn besarnya ya laba adalah kondisi penjualan pada perusahaan itu i tu sendiri. Semakin tinggi tingkat penjualan maka semakin besar pula besar laba yang akan diperoleh oleh perusahaan tersebut. Penjualan Penjualan adalah adalah suatu usaha yang terpadu terpadu untuk mengemban mengembangkan gkan rencana-r rencana-rencan encanaa strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba. Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasikan. Untuk Untuk perputaran perputaran piutang piutang berdasarkan berdasarkan pada Tabel Tabel 10 diketahui diketahui nilai thitung sebesa sebesarr 2,1 2,175 75 dengan dengan sig 0,039 < (α) 0,05 0,05 atau dengan dengan taraf taraf signifik signifikansi ansi kurang kurang dari dari 0,05 aatau tau sebesar sebesar 0,039 maka H0 berhas berhasil il ditolak ditolak berarti berarti bahwa bahwa perput perputara arann berpen berpengar garuh uh signifik signifikan an terhada terhadap p laba bersih pada perusaha perusahaan an farmasi farmasi di Bursa Bursa Efek Indones Indonesia. ia. Dengan Dengan demikian demikian hipote hipotesis sis yang meny menyat atak akan an perp perput utar aran an piut piutan angg berp berpen enga garu ruhh sign signif ifik ikan an terh terhad adap ap laba laba bers bersih ih pada pada perusa perusahaa haann farmas farmasii di Bursa Bursa Efek Efek Indon Indonesia esia terbuk terbukti. ti. Hal ini ini berarti berarti perp perputa utaran ran piuta piutang ng berperan berperan secara secara langsung langsung dalam dalam mendukun mendukungg peningka peningkatan tan laba bersih pada perusah perusahaan aan farmasi farmasi di Bursa Bursa Efek Indon Indonesia. esia. Perputaran Perputaran piutang piutang berpen berpengaruh garuh terhadap terhadap laba bersih karena tingkat perputaran piutang tinggi berarti piutang dagang membutuhkan waktu yang lebih pendek untuk dapat ditagih dalam bentuk uang tunai atau menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang besar. Menurut Sartono (2010:119) secara konseptual perputaran piutang menyatakan periode berputarnya menunjukkan semakin cepat perusahaan kembali menjadi kas. Manajer piutang perusahaan harus bisa menambah penjualan kreditnya dan menjaga rata-rata piutang harus tetap rendah supaya
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
17
perputarannya meningkat (Putra, 2012). Bertambahnya penjualan kredit diharapkan dapat meningkatkan laba, sehingga profitabilitas juga meningkat. meningkat. Kebanyakan perusahaan besar menjual produksinya dengan cara cara kredit sehingga nantinya akan akan menimbulkan piutang. Hal ini bertujuan untuk dapat mempertahankan langganan yang sudah ada dan untuk menarik langganan yang baru. Piutang mempunyai tingkat likuiditas yang lebih tinggi daripada persediaan, karena perputaran dari piutang ke kas membutuhkan satu langkah saja. Manajemen piutang merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan yang menjual produknya dengan kredit. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Dari hasil uji hipotesis hipotesis dan pembahasan pembahasan diperoleh diperoleh simpulan simpulan sebagai sebagai berikut: berikut: 1) Penj Penjua ualan lan ber berpe peng ngaru aruhh terh terhad adap ap laba laba bers bersih ih pada pada per perus usah ahaan aan farm farmas asii di Burs Bursaa Efek Efek Indonesi Indonesia; a; 2) Perputaran Perputaran piutang piutang berpeng berpengaruh aruh terhadap terhadap laba bersih bersih pada perusahaan perusahaan farmasi farmasi di Bursa Efek Indones Indonesia; ia; 3) Penjualan Penjualan mempunyai mempunyai pengaruh pengaruh dominan dominan terhadap terhadap laba bersih karena mempunyai koefisien determinasi parsialnya paling besar.
Saran
Dengan hasil analisis yang telah dikemukakan maka diharapkan perusahaanperusahaan lebih dapat meningkatkan efektivitas pengendalian piutang, terutama di saat kondisi recovery pasca krisis global seperti sekarang ini. Perusahaan Perusahaan hendakny hendaknyaa menjalanka menjalankann kebijakan kebijakan dalam pengumpu pengumpulan lan piutang piutang secara secara aktif atau pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan secara aktif, maka perusahaan harus mengeluarkan uang yang lebih besar untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang, tetapi dengan menggunakan cara ini, maka piutang yang ada akan lebih cepat tertagih, sehingga akan lebih memperkecil jumlah piutang perusahaan. Sebelum memberikan piutang sebaiknya perusahaan mencari informasi terlebih dahulu tentang keadaan dari calon debitur yang yang diberi pinjaman. Untuk mengurangi risiko kredit kredit sebaiknya perusahaan memperlihatkan lima C sebelum memberikan persetujuan kredit yaitu Character , Capacity, Capital, Collateral, dan Conditions. DAFTAR PUSTAKA Atmaja, L. S. 2008. Manajemen Keuangan. Penerbit Andi. Yogyakarta. Yogyakarta. Baridwan, Z. 2008. Intermediate Accounting. Edisi kedelapan. BPFE. Yogyakarta. Ferdinand, M. 2009. Metode Penelitian Manajemen. Balai Pustaka. Pustaka. Jakarta. Ghozali, I. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Kelima. Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang. Manajemen Keuangan. Edisi Satu. Cetakan Keempat. BPFE. Yogyakarta. Hanafi, M. M. 2011. Manajemen Harahap, S. S. 2011. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Horngren Horngren , C. T., Walter, Walter, T. H., dan A. R. Michae Michael.l. 2009. Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi Ketiga, Cetakan Kesatu, Erlangga. Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta Martono. 2010. Manajemen Keuangan. Penerbit BPFE. Yogyakarta. Muktiadji, N. dan R. Kamage. 2009. Pengaruh Penjualan dan Profitabilitas Terhadap Pertumbuhan Perusahaan STudi Pada PT Gudang Garam Tbk dan PT Bentoel Internasional Investama. Jurnal Ilmiah Ranggagading (9)1: 38-44. Munawir, S. 2012. Analisis laporan l aporan Keuangan . Edisi Kelima. Cetakan Keempat Belas. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Purnamasari, I. 2010. Pengaruh Perputaran Piutang Dan Persediaan Terhadap Profitabilitas Pada Industri Industri Otomotif Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universit Universitas as Sumatera Sumatera Utara. Medan.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 1 (2014)
18
Putra. M. P. 2012. Analisis Penggunaan Penggunaan Hutang Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang Go Public di BEI Periode 2004-2009. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri. Malang. Pramestia, D. 2011. Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada PT. PT. Ultra Jaya Milk Di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Fakultas Ekonomi. Ekonomi. Universitas Universitas Diponegoro Diponegoro.. Semarang. Riyanto, B. 2012. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan . Edisi kedua. Cetakan Keduabelas. Penerbit BPFE-UGM. Yogyakarta. Syamsudin, L. 2008. Manajemen Keuangan. Grafindo Perkasa. Yogyakarta. Santoso. S. 2009. Panduan Lengkap Menguasai Statistik dengan SPSS 17 . Elex Media Komputindo. Jakarta. Sartono, A. 2010. Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi Edisi Kesatu, Kesatu, Cetakan Cetakan Kesatu, Kesatu, Badan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi. Yogyakarta. Suarnami, L. K., I. W. Suwendra Suwendra dan W. Cipta. 2014. Pengaruh Perputaran Piutang dan Periode Pengumpulan Pengumpulan Piutang Terhadap Profitabilitas Profitabilitas Pada Perusahaan Pembiayaan. e Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (2). Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kombinasi. Cetakan Kedua. Alfabeta. Bandung.