BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perawatan di rumah untuk usia lanjut adalah suatu upaya pelayanan kesehatan secara menyeluruh (baik segi promosi, prevensi, kurasi, dan rehabilitasi) untuk pasien usia lanjut yang dilakukan oleh tenaga medik/paramedik di rumah pasien, dengan keterlibatan anggota keluarga lain yang tinggal di rumah. Perawatan di rumah sebenarnya bukan monopoli pasien berusia lanjut, namun data di luar negeri menunjukkan dari seluruh upaya perawatan di rumah yang diberikan oleh tenaga kesehatan profesional, 85%nya dilakukan terhadap pasien-pasien berusia lanjut. Perawatan di rumah secara prinsip dapat dilakukan oleh siapa saja, mulai dari tenaga kesehatan profesional (dokter, perawat, fisioterapis), ahli gizi, caregiver, hingga pekerja sosial. Yang penting adalah bahwa untuk melakukan perawatan usia lanjut di d i rumah siapapun harus dibekali prinsip-prinsip pelayanan kesehatan bagi usia lanjut yang bersifat b ersifat paripurna dan interdisiplin. Pasien usia muda yang mengalami perawatan di rumah sakit (akibat suatu penyakit yang seringkali akut) umumnya kemudian akan pulih sepenuhnya dengan cepat tanpa perlu bantuan tambahan. Hal tersebut sering tidak terjadi pada pasien berusia lanjut. Pasca perawatan di rumah sakit, walaupun penyakit akutnya aku tnya sudah teratasi, seringkali pada proses pemulihan masih membutuhkan bantuan dan pendampingan sebelum sepenuhnya kembali ke kondisi semula. Pada beberapa kasus bahkan proses pemulihan ini berjalan sedemikian lambat dan berhenti pada tahap tertentu sehingga sebagian atau seluruh aktivitasnya perlu dibantu, serta perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk membantu proses pemulihan agar pasien sedapat mungkin kembali ke kondisi semula sebelum sakit.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian lansia ? 2. Apa saja masalah-masalah pada lansia ? 3. Bagaimana pendekatan perawatan lanjut usia ? 4. Bagaimana peranan keluarga dalam asuhan keperawatan pada lansia di rumah? C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian lansia. 2. Mengetahui apa saja masalah-masalah pada lansia 3. Mengetahui pendekatan perawatan lanjut usia 4. Mengetahui bagaimana peranan keluarga dalam asuhan keperawatan pada lansia di rumah D. MANFAAT
Mahasiswa mampu mengetahui atau menambah wawasan tentang homecare pada lansia dan mampu memberikan pelayanan pada lansia
2
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN LANSIA
Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas (UU No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia). Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga tidak dapat bertahan
terhadap
infeksi
dan
memperbaiki
kerusakan
yang
terjadi.
(Constantinides, 1994). Penggolongan lansia : Depkes RI, membagi lansia menjadi:
1. Kelompok menjelang usia lanjut (masa vibrilitas ) (45-54 tahun) 2. Kelompok usia lanjut (presenium ) (55-64 tahun) 3. Kelompok usia lanjut (senium ) (> 65 tahun) WHO, membagi lansia menjadi:
1. Usia pertengahan (middle age) (45-59 tahun) 2. Usia lanjut (elderly) (60-74 tahun) 3. Usia tua (old) (75-90 tahun) 4. Usia sangat tua (very old ) (> 90 tahun)
B. MASALAH-MASALAH KESEHATAN PADA LANSIA
Proses penuaan merupakan proses alamiah setelah tiga tahap kehidupan, yaitu masa anak, dewasa, dan masa tua yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu dimana akan menimbulkan perubahan-perubahan struktur dan fisiologis dari beberapa sel/jaringan/organ dan system yang ada pada tubuh manusia. ( Mubarak,2009:140)
3
Kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, diantaranya yaitu : 1. Kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriput serta garis-garis yang menetap 2. Rambut kepala mulai memutih atau beruban 3. Gigi mulai lepas (ompong) 4. Penglihatan dan pendengaran berkurang 5. Mudah lelah dan mudah jatuh 6. Gerakan menjadi lamban dan kurang lincah akibat penurunan kelemahan otot ekstremitas bawah dan kekuatan sendi 7. Gangguan gaya berjalan, 8. Sinkope-dizziness Disamping itu, juga terjadi kemunduran kognitif antara lain : 1. Suka lupa, ingatan tidak berfungsi dengan baik 2. Ingatan terhadap hal-hal di masa muda lebih baik daripada hal-hal yang baru saja terjadi 3. Sering adanya disorientasi terhadap waktu, tempat dan orang 4. Sulit menerima ide-ide baru Secara umum permasalahan yang sering terjadi pada lansia antara lain : 1. Mudah jatuh Jatuh pada lanjut usia merupakan masalah yang sering terjadi. Penyebabnya multi-faktor. Dari faktor instrinsik misalnya : gangguan gaya berjalan, kelemahan otot ekstremitas bawah, kekakuan sendi, dan sinkope atau pusing. Untuk faktor ekstrinsik, misalnya lantai licin dan tidak rata, tersandung benda, penglihatan yang kurang karena cahaya kurang terang, dan sebagainya. 2. Mudah lelah Hal ini disebabkan oleh :
Faktor psikologis : perasaan bosan, keletihan, atau depresi
4
Gangguan organis : anemia, kekurangan vitamin, perubahan pada tulang (osteomalasia), gangguan pencernaan,kelainan metabolisme (diabetes melitus, hipertiroid), gangguan ginjal dengan uremia, gangguan faal hati, gangguan sistem peredaran darah dan jantung.
Pengaruh obat, misalnya obat penenang, obat jantung, dan obat yang melelahkan daya kerja otot.
3. Berat badan menurun Berat badan menurun disebabkan oleh :
Pada umumnya nafsu makan menurun karena kurang adanya gairah hidup atau kelesuanserta kemampuan indera perasa menurun.
Adanya penyakit kronis
Gangguan pada saluran pencernaan sehingga penyerapan makanan terganggu
Faktor sosio-ekonomis (pensiunan)
4. Gangguan eliminasi Sering ngompol yang tanpa disadari (inkontinensia urine) merupakan salah satu keluhan utama pada orang lanjut usia. Hasil penelitian pada populasi lanjut usia di masyarakat (usia di atas 70 tahun) didapatkan 7% pria dan 12 % wanita mengalami inkontinensia urine. Penyebab inkontinensia antara lain :
Melemahnya otot dasar panggul yang menyangga kandung kemih dan memperkuar sfingter uretra
Kontraksi abnormal pada kandung kemih
Obat diuretik yang mengakibatkan sering berkemih dan obat penenang terlalu banyak
Radang kandung kemih
Radang saluran kemih
Kelainan kontrol pada kandung kemih
Kelainan persyarafan pada kandung kemih
Akibat adanya hipertrofi prostat
5
Faktor psikologis
5. Gangguan ketajaman penglihatan Gangguan ini disebabkan oleh :
Presbiopi
Kelainan lensa mata (refleksi lensa mata berkurang)
Kekeruhan pada lensa (katarak)
Iris mengalami proses degenerasi, menjadi kurang cemerlang dan mengalami depigmentasi. Tampak ada bercak berwarna muda sampai putih
Pupil kontriksi, refleks direk lemah
Tekanan dalam mata meninggi, lapang pandang menyempit, yang disebut dengan glaukoma
Retina terjadi degenerasi, gambaran fundus mata awalnya merah jingga cemerlang menjadi suram dan jalur-jalur berpigmen.
Radang saraf mata
Penurunan produksi air mata akibat kehilangan jaringan lemak dalam aparatus lakrimal
Lensa
menguning
dan
berangsur-angsur
menjadi
lebih
buram
mengakibatkan katarak, sehingga mempengaruhi kemampuan untuk membedakan dan menerima warna-warna 6. Gangguan pendengaran Gangguan pendengaran yang sering terjadi :
Otosklerosis merupakan tuli konduksi yang menahun karena tulang sanggurdi kaku dan tidak dapat bergerak secara leluasa. Penyakit ini harus ditangani oleh dokter THT. Otosklerosis akibat atrofi membran tympani.
Presbikusis merupakan tuli saraf sensorineural frekuensi tinggi, terjadi pada usia lanjut, simetris kiri dan kanan. Disebabkan proses degenerasi di telinga dalam. Hilangnya kemampuan pendengaran pada telinga
6
dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada-nada yang tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia diatas umur 65 tahun.
Sumbatan serumen merupakan gangguan pendengaran yang timbul akibat penumpukan serumen di liang telinga dan menyebabkan rasa tertekan yang mengganggu. Terjadinya pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin.
7. Gangguan tidur Faktor usia sangat berpengaruh terhadap kualitas tidur. Pada kelompok lanjut usia (60 tahun), ditemukan 7 % kasus yang mengeluh mengenai masalah tidur (hanya dapat tidur tidak lebih dari 5 jam sehari). Hal yang sama juga ditemukan pada 22% kasus pada kelompok usia 70 tahun. Selain itu, terdapat 30 % kelompok usia 70 tahun yang terbangun di malam hari. Angka ini tujuh kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok usia 20 tahun. Gangguan tidur dapat disebabkan oleh :
Faktor ekstrinsik (luar), misalnya lingkungan yang kurang tenang
Faktor intrinsik baik organik maupun psikogenik. Organik berupa nyeri, gatal, kram betis, sakit gigi, sindrom tungkai bergerak (akatisia) atau penyakit tertentu yang membuat gelisah. Psikogenik misalnya depresi,
kecemasan,
stres,
iritabilitas,
dan
marah
yang
tidak
tersalurkan. (Nugroho, 2008 :41)
C. PENDEKATAN PERAWATAN LANJUT USIA DI RUMAH
Pendekatan perawatan pada lansia di rumah menggunakan pendekatan yang holistik (biologi/fisik, psikologi, sosial, spiritual) diantaranya : 1.
Pendekatan Biologi/ fisik Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadiankejadian yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa di capai dan
7
dikembangkan, serta penyakit yang yang dapat dicegah atau ditekan progresifitasnya. Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia dapat dibagi atas dua bagian yaitu: 1. Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannya seharihari masih mampu melakukan sendiri di rumah. 2. Klien lanjut usia yang pasif atau yang tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien usia lanjut ini terutama tentang hal-hal yang berhubungan dengan kebersihan perorangan untuk mempertahankan kesehatannya di rumah. Kebersihan perorangan sangat penting dalam usaha mencegah timbulnya peradangan, mengingat sumber infeksi dapat timbul bila keberhasilan kurang mendapat perhatian. Adapun
komponen
pendekatan
fisik
yang
lebih
mendasar
adalah
memperhatikan atau membantu para klien lanjut usia untuk bernafas dengan lancar, makan, minum, melakukan eliminasi, tidur, menjaga sikap tubuh waktu berjalan, tidur, menjaga sikap, tubuh waktu berjalan, duduk, merubah posisi tiduran, beristirahat, kebersihan tubuh, memakai dan menukar pak aian, mempertahankan suhu badan melindungi kulit dan kecelakaan.Toleransi terhadap kekurangan O2 sangat menurun pada klien lanjut usia, untuk itu kekurangan O2 yang mendadak harus dicegah dengan posisi bersandar pada beberapa bantal, jangan melakukan gerak badan yan g berlebihan. Seorang perawat homecare harus mampu memotivasi dan memandirikan lansia sesuai dengan kemampuannya sehingga lansia mampu memenuhi kebutuhan yang optimal. Kesehatan lansia perlu diperiksa secara berkala untuk mengetahui kondisi kesehatannya terlebih lagi pada lansia yang diduga menderita penyakit tertentu atau bila memperlihatkan kelainan. Pemeriksaan ini tidak hanya dilakukan oleh perawat homecare melainkan keluarga harus ikut berpartisipasi dalam pengawasan kesehatan pada lansia di rumah. Dalam
8
hal ini perawat homecare berperan dalam memberikan penjelasan dan penyuluhan kesehatan.
2. Pendekatan Psikososial Perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut usia, perawat homecare harus selalu memegang prinsip ” Tripple”, yaitu sabar, simpatik dan service.Pada dasarnya klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih sayang dari lingkungan, termasuk perawat yang memberikan perawatan. Dalam memberikan pelayanan, perawat homecare harus selalu menciptakan suasana yang aman, tidak gaduh, membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan hobi yang dimilikinya.Perawat homecare memotivasi semangat dan kreasi klien lanjut usia dalam memecahkan dan mengurangi rasa putus asa , rendah diri, rasa keterbatasan sebagai akibat dari ketidakmampuan fisik, dan kelainan yang dideritanya.Hal itu perlu dilakukan karena perubahan psikologi terjadi karena bersama dengan semakin lanjutnya usia. Perubahan-perubahan ini meliputi gejala-gejala, seperti menurunnya daya ingat untuk peristiwa yang baru terjadi, berkurangnya kegairahan atau keinginan, peningkatan kewaspadaan , dan perubahan pola tidur dengan suatu kecenderungan untuk tiduran diwaktu siang.
3.
Pendekatan spiritual Perawat homecare membantu klien dalam untuk lebih mendekatkan diri pada Tuhan, memperoleh ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan atau agama yang dianutnya dalam kedaan sehat maupun sakit. Pendekatan perawat homecare pada klien lanjut usia bukan hanya terhadap fisik saja, melainkan perawat homecare lebih dituntut menemukan pribadi klien lanjut usia melalui agama mereka.
9
Beberapa tujuan pemberian asuhan keperawatan lansia di rumah antara lain : 1. Agar lanjut usia dapat melaukan kegiatan sehari – hari secara mandiri dengan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan, sehingga memiliki ketenangan hidup dan produktif sampai akhir hayatnya. 2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan dari mereka yang usianya telah lanjut dengan jalan perawatan dan pencegahan. 3. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau semangat hidup klien lanjut usia (life support) 4. Menolong dan merawat klien lanjut usia yang menderita penyakit atau gangguan baik kronis maupun akut. 5. Merangsang
para
petugas
kesehatan
untuk
dapat
mengenal
dan
menegakkan diagnosa yang tepat dan dini, bila mereka menjumpai kelainan tertentu 6. Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita suatu penyakit, masih dapat mempertahankan kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara kemandirian secara maksimal).
D. PERANAN KELUARGA DALAM ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DI RUMAH
Keluarga merupakan entry point dalam perawatan lansia di rumah karena keluarga merupakan sistem pendukung yang paling penting untuk lansia. Peran keluarga dalam merawat lansia menurut Maryam, antara lain :
Menjaga atau merawat lansia
Mengantisipasi perubahan social ekonomi
Memberikan motivasi dan memfasilitasi kebutuhan spriritual bagi lansia
Melakukan pembicaraan terarah
Mempertahankan kehangatan keluarga
Membantu melakukan persiapan makan bagi lansia
10
Membantu dalam hal transportasi
Memberikan kasih sayang
Menghormati dan menghargai
Bersikap sabar dan bijaksana terhadap prilaku lansia
Memberikan kasih sayang, menyediakan waktu, serta perhatian
Jangan menganggapnya sebagai beban
Memberikan kesempatan untuk tinggal bersama
Mintalah nasihat dalam peristiwa-peristiwa penting
Mengajaknya dalam acara-acara keluarga
Membantu mencukupi kebutuhannya
Memberi dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan-kegiatan di luar rumah termasuk pengambangan hobi.
Membantu mengatur keuangan
Mengupayakan sarana transportasi untuk kegiatan mereka termasuk rekreasi
Memeriksakan kesehatan secara teratur
Memberi dorongan untuk tetap hidup bersih dan sehat
Mencegah terjadinya kecelakaan baik di dalam maupun di luar rumah
Pemeliharaan usia lanjut adalah tanggung jawab bersama
Memberi perhatian yang baik terhadap orang tua yang sudah lanjut, maka anak-anak kita kelak akan bersikap hal yang sama. (Maryam, dkk. 2008 : 42)
11
BAB III PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas (UU No.13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia). 2. Proses penuaan merupakan proses alamiah setelah tiga tahap kehidupan, yaitu masa anak, dewasa, dan masa tua yang tidak dapat dihindari oleh setiap individu dimana akan menimbulkan perubahan-perubahan struktur dan fisiologis dari beberapa sel/jaringan/organ dan system yang ada pada tubuh manusia. 3. Pendekatan perawatan pada lansia di rumah menggunakan pendekatan yang holistik (biologi/fisik, psikologi, sosial, spiritual) diantaranya : - Pendekatan Biologi/ fisik Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadiankejadian yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa di capai dan dikembangkan, serta penyakit yang yang dapat dicegah atau ditekan progresifitasnya. - Pendekatan social Perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut usia, perawat homecare harus selalu memegang prinsip ” Tripple”, yaitu sabar, simpatik dan service.Pada dasarnya klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih sayang dari lingkungan, termasuk perawat yang memberikan perawatan. - Pendekatan spiritual Perawat homecare membantu klien dalam untuk lebih mendekatkan diri pada Tuhan, memperoleh ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungannya dengan Tuhan atau agama yang dianutnya dalam kedaan sehat maupun sakit. Pendekatan perawat homecare pada klien lanjut usia
12
bukan hanya terhadap fisik saja, melainkan perawat homecare lebih dituntut menemukan pribadi klien lanjut usia melalui agama mereka.
4. Keluarga merupakan entry point dalam perawatan lansia di rumah karena keluarga merupakan sistem pendukung yang paling penting untuk lansia. Peran keluarga dalam merawat lansia menurut Maryam, antara lain :
Menjaga atau merawat lansia
Mengantisipasi perubahan social ekonomi
Memberikan motivasi dan memfasilitasi kebutuhan spriritual bagi lansia
Melakukan pembicaraan terarah
Mempertahankan kehangatan keluarga
Membantu melakukan persiapan makan bagi lansia
B. SARAN
Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca terutama mahasiswa
keperawatan diharapkan dapat menggunakan makalah ini sebagai referensi untuk menambah pengetahuan tentang homecare pada lansia dan diharapkan para pembaca bisa memberikan kritik dan saran untuk dapat menjadikan kami lebih baik lagi dalam penulisan makalah kami selanjutnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Maryam, S dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Salemba Medika : Jakarta
Mubarak, Wahid Iqbal. 2009. Sosiologi untuk Keperawatan Pengantar dan Teori. Salemba Medika : Jakarta
Nugroho, Wahjudi. 2008. Keperawatan Gerontik dan Geriatrik . Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Triwibowo, Cecep. 2012. Home Care Konsep Kesehatan Masa Kini. Muha Medika : Yogyakarta
World Health Organization. 1989. Batasan Lanjut Usia. USA
14