ISSN 2338-3321
ANALISIS PERUBAHAN HUTAN MANGROVE MENGGUNAKAN CITRA LANDSAT
Nanik Suryo Haryani Peneliti Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh – LAPAN Email: naniksuryo@yahoo.
[email protected] com Indonesia merupakan negara yang mempunyai hutan mangrove paling luas di dunia, tetapi di sisi lain terdapat permasalahan Abstrak: yaitu terdapat kegiatan deforestrasi, yang berakibat terjadinya perubahan lingkungan ekosistem pesisir, dan berdampak pada penurunan segi fisik, biologi, dan ekonomi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis adanya perubahan hutan mangrove dengan menggunakan citra landsat tahun 2001-2011 di Kabupaten Probolinggo. Hasil yang diperoleh berdasarkan hasil pengolahan citra landsat tahun 2001dan tahun 2011 selama kurun waktu sebelas tahun terjadi adanya perubahan luas hutan mangrove, dimana perubahan luas yang dominan terjadi penambahan adalah d i DesaTambakrejo seluas 25,57 hektar, di D esa Lemahkembar seluas 2 2,46 hektar dan di Desa Mangunhar jo seluas 17,66 hektar. Sedangkan perubahan luas hutan mangrove, dimana terjadi penurunan luas hutan mangrove yang kurang dominan terjadi di Desa Sumberanyar seluas 3,25 hektar, Desa Bayeman seluas 1,82 hektar, dan Desa Dungun se luas 1,31 hektar. Kata Kunci: Mangrove, citra landsat, deforestrasi, Indonesia is a country of the largest mangrove forest in the world, but the deforestation problem will lead into the change of coastal ecosystem which causes the downgrade the physical, biological and economic level. The goal of this research is to analyze the change of mangrove forest using the Landsat image of 2001–2011 in Probolinggo Regency. Regency. Based on the result of analysis of Landsat image of 2001 and 2011, it is indicated that during 11 years period there is a change of mangrove forest area, with the most dominant change happened in Tambakrejo village at 25,57 hectars, in Lemahkembar village at 22,46 hectars and in Mangunharjo village at 17,66 hectars. Meanwhile, the less dominant cha nge of mangrove forest was happened in Sumberanyar village at 3,2 5 hectars, Bayeman village at 1,8 2 hectars, and Dungun village at 1,31 hectars. Abstract:
Key words: Mangrove, Mangrove, citra landsat, deforestation deforestation
dibabat habis bahkan sampai punah (Wiyono M.,2009).
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang mempunyai hutan
Jika hal ini terus menerus dilakukan maka akan
mangrove (hutan bakau) paling luas di dunia. Berdasarkan
mengakibatkan terjadinya abrasi, hilangnya satwa atau
data Kementerian Negara Lingkungan Hidup tahun 2006
biota laut laut yang habitatnya habitatnya sangat memerluka memerlukan n dukungan
bahwa luas luas hutan hutan mangrove mangrove Indonesia Indonesia mencapai mencapai 4,3 juta
dari hutan mangrove.
hektar. Sedangkan menurut FAO (2007) bahwa Indonesia I ndonesia
Di wilayah tropis dan subtropis hutan mangrove
mempunyai hutan mangrove seluas 3,062,300 juta hektar
mempunyai peran yang sangat penting dalam melindungi
pada tahun 2005, yang merupakan 19 % dari total luas
adanya erosi di wilayah pesisir dan menjaga fungsi
hutan mangrove di seluruh dunia. ......................
hidrologis di wilayah tersebut. Dengan mengetahui
Meskipun Negara Indonesia memiliki hutan mangrove
per ub ubaha aha n lu luas as hu hutan tan man gr grov ove, e, di dihar har apk an ak akan an
terluas, akan tetapi laju deforestrasi hutan mangrove terjadi
mendorong tingkat kesadaran masyarakat untuk ikut serta
pula pu la yg mer up upak akan an pe perm rmas asal alah ahan an ru rusa sakn knya ya hu hutan tan
dalam melestarikan hutan mangrove di wilayah Indonesia.
mangrove. Menurut data data akibat akibat deforestasi hutan
Terjaga dan terpeliharan terpeliharanya ya area hutan mangrove di
mangrove menyebabkan hutan mangrove dalam kondisi
wilayah pesisir diharapkan mampu melindungi landsat
rusak berat mencapai luas 42%, kondisi rusak mencapai
tahun 2001 dan tahun 2011 di Kabupaten Probolinggo -
luas 29%, kondisi baik mencapai luas < 23% dan
Jawa Timur.
kondisinya sangat baik hanya seluas 6%. Saat ini
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
keberadaan hutan mangrove semakin terdesak oleh
menggunakan data citra landsat multi temporal yaitu citra
kebutuhan manusia, sehingga hutan mangrove sering
landsat tahun 2001 dan citra landsat tahun 2011, dimana
Jurnal Ilmiah WIDYA
72
Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni Mei-Jun i 2013
Nanik Suryo Haryani, 72 - 77
Analisis Perubahan Hutan Mangrove Menggunakan Citra Landsat
data yang telah diperoleh dilakukan koreksi geometrik
makan, pemijahan maupun pengasuhan (b) Sumber
untuk meminimalisasi kesalahan akibat perolehan data.
makanan bagi spesies-spesies yang ada di sekitarnya
Data yang sudah dikoreksi dilakukan cropping data untuk
(c) Tempat hidup berbagai satwa lain seperti kera, buaya,
daerah penelitian berdasarkan batas administrasi daerah
dan
penelitian. Selanjutnya data sudah siap untuk dilakukan
3. Ekonomi : (a) Tempat rekreasi dan pariwisata
pengolahan lanjut yang berupa klasifikasi citra satelit,
(b) Sumber bahan kayu untuk bangunan dan kayu bakar
dari hasil klasifikasi dilakukan ekstraksi mangrove,
(c) Penghasil bahan pangan seperti ikan, udang, kepiting,
sehingga dihasilkan area hutan mangrove, sebagaimana
dan lainnya (d) Bahan penghasil obat-obatan seperti daun
terlihat pada diagram alir gambar 1 berikut:.........................
Bruguiera sexangula yang dapat digunakan sebagai obat penghambat tumor.
Citra Landsat 2001 dan 2011
Menurut Davis, Claridge dan Natarina (1995), fungsi dan manfaat hutan mangrove sebagai berikut:
Koreksi Geometrik
1. Menjadi habitat satwa langka; Lebih dari 100 jenis
bur ung hidup disini, dan daratan lumpur yang luas Cropping data
ber bat asa n den gan hutan bak au mer upakan tempat mendaratnya ribuan burung pantai ringan migran, termasuk
Klasifikasi Data
je ni s bu ru ng la ng ka Bl ek ok As ia ( Li mn od ru mu s
Penutup Lahan
Ekstraksi
semipalmatus) 2. Pelindung terhadap bencana alam; Vegetasi hutan
Area Mangrove
bakau dapat melindungi bangunan, tanaman pertanian atau vegetasi alami dari kerusakan akibat badai atau angin yang
Gambar 1. Diagram Alir Pengolahan Data
bermuatan garam melalui proses filtrasi. PEMBAHASAN
3. Pengendapan lumpur; Sifat fisik tanaman pada
Hutan Mangrove
hutan bakau membantu proses pengendapan lumpur.
Menurut Soerianegara (1990), hutan mangrove
Pengendapan lumpur berhubungan erat dengan
adalah hutan yang tumbuh di daerah pantai, biasanya
penghilangan racun dan unsur hara air, karena bahan-
terdapat di daerah teluk dan di muara sungai dengan ciri-
bahan tersebut seringkali terikat pada partikel lumpur.
ciri: (1) tidak terpengaruh iklim, (2) dipengaruhi pasang
Dengan hutan bakau, kualitas air laut terjaga dari endapan
surut, (3) tanah tergenang air laut, (4) tanah rendah
lumpur erosi.
pantai, (5) hutan tidak mempunyai struktur tajuk, dan
4. Penambah unsur hara; Sifat fisik hutan bakau
(5) jenis-jenis pohonnya biasanya terdiri dari: (a) api-api
cenderung memperlambat aliran air dan terjadi
( Avicenia sp.), (b) pedada (Sonneratia sp.), (c) bakau
pengendapan. Seiring dengan proses pengendapan ini
( Rhizophora sp.), (d) lacang ( Bruguiera sp.), (e) nyirih
terjadi unsur hara yang berasal dari berbagai sumber,
( Xylocarpus sp.), (f) nipah ( Nypa sp.).
termasuk pencucian dari areal pertanian.
Hutan mangrove memiliki manfaat dan fungsi yang
5. Penghambat racun; Banyak racun yang memasuki
sangat penting bagi eko sistem hutan, air dan lingkungan
ekosistem perairan dalam keadaan terikat pada permukaan
1. Fisik ; (a) Penahan. (b) Penahan intrusi (peresapan) air
lumpur atau terdapat di antara kisi-kisi molekul partikel
laut ke daratan. (c) Penahan badai dan angin yang
tanah air. Beberapa spesies tertentu dalam hutan bakau
be rm ua ta n ga ra m. (d) Me nu ru nka n ka ndu ng an
bahkan membantu proses penambatan racunsecara aktif.
karbondioksida (CO2) di udara () € Penambat bahan-
6. Simber alam dalam kawasan (in-Situ) dan luar
bahan pencemar (racun) di perairan pantai. 2. Biologi;
Kawasan (Ex-Situ); Hasil alam in-situ mencakup semua
(a) Tempat hidup biota laut, baik untuk berlindung, mencari
fauna dan hasil pertambangan atau mineral yang dapat
Jurnal Ilmiah WIDYA
73
Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013
Nanik Suryo Haryani, 72 - 77
Analisis Perubahan Hutan Mangrove Menggunakan Citra Landsat
dimanfaatkan secar langsung di dalam kawasan.
bakau sangat tinggi tinggi peranannya dalam mendukung
Sedangkan sumber alam ex-situ meliputi produk-produk
berlangsungnya proses-proses ekologi, geomorfologi,
alamiah di hutan mangrove dan terangkut/berpindah ke
atau geologi di dalamnya.
tempat lain yang kemudian digunakan oleh masyarakat
12. Penyerapan karbon; Proses fotosentesis mengubah
di daerah tersebut, menjadi sumber makanan bagi
karbon anorganik (C02) menjadi karbon organik dalam
organisme lain atau menyediakan fungsi lain seperti
bentuk bahan vegetasi. Pada sebagian besar ekosistem,
menambah luas pantai karena pemindahan pasir dan
bahan ini membusuk dan melepaskan karbon kembali ke
lumpur.
atmosfer sebagai (C02). Akan tetapi hutan bakau justru
7. Transportasi; Pada beberapa hutan mangrove,
mengandung sejumlah besar bahan organik yang tidak
transportasi melalui air merupakan cara yang paling
membusuk. Karena itu, hutan bakau lebih berfungsi
efisien dan paling sesuai dengan lingkungan.......................
sebagai penyerap karbon dibandingkan dengan sumber
8. Sumber plasma nutfah; Plasma nutfah dari kehidupan
karbon.
liar sangat besar manfaatnya baik bagi perbaikan jenis-
13. Memelihara iklim mikro; Evapotranspirasi hutan
jenis satwa komersial maupun untukmemelihara populasi
bakau mampu menjaga ketembaban dan curah hujan
kehidupan liar itu sendiri.
kawasan tersebut, sehingga keseimbangan iklim mikro
9. Rekreasi dan pariwisata; Hutan bakau memiliki
terjaga.
nilai estetika, baik dari faktor alamnya maupun dari
14. Mencegah berkembangnya tanah sulfat masam;
kehidupan yang ada di dalamnya. Hutan mangrove yang
Keberadaan hutan bakau dapat mencegah teroksidasinya
telah dikembangkan menjadi obyek wisata alam antara
lapisan pirit dan menghalangi berkembangnya kondisi
lain di Sinjai (Sulawesi Selatan), Muara Angke (DKI),
alam....................
Suwung, Denpasar (Bali), Blanakan dan Cikeong (Jawa
Citra satelit Landsat Area Mangrove
Citra satelit Landsat pada Gambar 2 merupakan citra
Barat), dan Cilacap (Jawa Tengah). Hutan mangrove memberikan obyek wisata yang berbeda dengan obyek
composite yaitu suatu citra satelit hasil dari gabungan
wisata alam lainnya. Karakteristik hutannya yang berada
dari 3 (tiga) kanal atau band yaitu kanal merah, kanal
di peralihan antara darat dan laut memiliki keunikan
hijau dan kanal biru, yang lazim disebut citra RGB ( Red
dalam beberapa hal. Para wisatawan juga memperoleh
Green Blue). Hasil dari citra composite ini dapat terlihat
pelajaran tentang lingkungan langsung dari alam. Pantai
dengan jelas obyek yang tergambar pada citra. Pada
Padang, Sumatera Barat yang memiliki areal mangrove
Gambar 2 bagian atas ini menunjukkan kondisi penutup
seluas 43,80 ha dalam kawasan hutan, memiliki peluang
lahan tahun 2001 dan Gambar 2 bagian bawah
untuk dijadikan areal wisata mangrove. Kegiatan wisata
menunjukkan kondisi penutup lahan tahun 2011. Sebagai
ini di samping memberikan pendapatan langsung bagi
contoh bahwa area mangrove pada Gambar 2 ini terlihat
pengelola melalui penjualan tiket masuk dan parkir, juga
pada citra adanya warna agak kehijauan yang berterletak
mampu menumbuhkan perekonomian masyarakat di
di wilayah pesisir atau sepanjang wilayah pantai bagian
sekitarnya dengan menyediakan lapangan kerja dan
utara di Kabupaten Probolinggo.
kesempatan berusaha, seperti membuka warung makan, menyewakan perahu, dan menjadi pemandu wisata. 10. Sarana pendidikan dan penelitian ; Upaya
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknolog i membutuhkan laboratorium lapang yang baik untuk kegiatan penelitian dan pendidikan. Gambar 2. Kondisi Penutup Lahan
11. Memelihara proses-proses dan sistem alami; Hutan
Jurnal Ilmiah WIDYA
74
Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013
Nanik Suryo Haryani, 72 - 77
Analisis Perubahan Hutan Mangrove Menggunakan Citra Landsat
spasial area 3 bagian bawah menunjukkan peta distribusi
Distribusi Spasial Area Mangrove
Hutan mangrove adalah hutan yang berada di
spasial area mangrove tahun 2011. Berdasarkan Gambar
daerah tepi pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut air
3 dapat dilihat bahwa area hutan mangrove di Kabupaten
laut, sehingga lokasi hutan selalu tergenang oleh air yang
Probolinggo terdistribusi di sepanjang pantai utara wilayah
berasal dari laut. Pada Gambar 3 bagian atas menunjukkan
tersebut, dimana dalam peta pada Gambar 3 terlihat warna
peta distribusi spasial area mangrove tahun 2001 dan
hijau yang terdistribusi hampir di sepanjang pantai utara
Gambar 3 bagian bawah menunjukkan peta distribusi
Wilayah Kabupaten Probolinggo.
Gambar 3. Peta Distribusi Area Hutan Mangrove di Kabupaten Probolinggo Tahun
yang termasuk di wilayah Kabupaten Probolinggo seperti
Berdasarkan hasil pengolahan data dari citra Landsat
pada Tabel 1 berikut ini:
tahun 2001 dan tahun 2011 dapat diperoleh hasil luas area hutan mangrove yang terdistribusi di 48 desa
Tabel 1. Luas Hutan Mangrove dan Perubahan Luas Hutan Mangrove Tahun 2001-2011 di Kabupaten Probolinggo Mangrove 2001
Mangrove 2011
Luas No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Desa Asembagus Asembokor Banjarsari Bayeman Bulang Curahdringu Curahsawo Curahtulis Dringu Dungun Gejugan Gending Jabung Sisir Kalibuntu Kalisalam Karanganyar Karanggeger Karangpranti Kebonagung
Jurnal Ilmiah WIDYA
(Hektar) 22.72 5.47 3.60 1.82 1.28 3.62 2.46 4.56 12.18 1.31 1.13 1.82 3.29 7.96 0.35 1.78 1.78 0.50 3.70
Perubahan Mangrove 2001 - 2011
Luas (%) 10.85 2.61 1.72 0.87 0.61 1.73 1.18 2.18 5.82 0.62 0.54 0.87 1.57 3.80 0.16 0.85 0.85 0.24 1.77
Desa
(Hektar)
Asembagus Asembokor Banjarsari Bayeman Bulang Curahdringu Curahsawo Curahtulis Dringu Dungun Gejugan Gending Jabung Sisir Kalibuntu Kalisalam Karanganyar Karanggeger Karangpranti Kebonagung
75
22.72 5.92 7.07 0.00 1.28 6.84 3.50 5.28 12.18 0.00 1.52 1.82 3.50 7.96 0.35 1.78 2.40 0.17 4.09
(%) 7.70 2.01 2.39 0.00 0.43 2.32 1.19 1.79 4.12 0.00 0.51 0.62 1.19 2.70 0.12 0.60 0.81 0.06 1.39
(Hektar) 0.00 0.46 3.47 -1.82 0.00 3.22 1.04 0.71 0.00 -1.31 0.39 0.00 0.21 0.00 0.00 0.00 0.62 -0.32 0.39
(%) 0.00 0.53 4.04 -2.12 0.00 3.75 1.21 0.83 0.00 -1.52 0.45 0.00 0.24 0.00 0.00 0.00 0.72 -0.38 0.45
Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013
Nanik Suryo Haryani, 72 - 77
Analisis Perubahan Hutan Mangrove Menggunakan Citra Landsat
Lanjutan Tabel 1. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44.
Ketapang Klaseman Lemahkembar Mangunharjo Mayangan Pabean Pajurangan Pasisir Patokan Penambangan Pesisir Pilang Pondokkelor Randumerak Randuputih Randutatah Sukabumi Sukodadi Sukokerto Sumberanyar Sumberlele Tamansari Tambakrejo Tongas Kulon Tongas Wetan Total
2.13 3.40 7.97 5.72 3.35 10.88 4.52 2.72 5.00 4.40 3.66 12.36 12.49 2.61 6.24 0.55 1.43 1.91 1.96 6.57 1.69 5.06 18.78 1.58 1.04 209.32
1.02 1.63 3.81 2.73 1.60 5.20 2.16 1.30 2.39 2.10 1.75 5.90 5.97 1.25 2.98 0.26 0.68 0.91 0.94 3.14 0.80 2.42 8.97 0.76 0.50 100.00
Ketapang Klaseman Lemahkembar Mangunharjo Mayangan Pabean Pajurangan Pasisir Patokan Penambangan Pesisir Pilang Pondokkelor Randumerak Randuputih Randutatah Sukabumi Sukodadi Sukokerto Sumberanyar Sumberlele Tamansari Tambakrejo Tongas Kulon Tongas Wetan Total
2.17 3.36 30.42 23.38 2.22 19.06 4.52 3.22 5.00 7.74 3.50 13.36 12.49 1.45 7.10 2.11 1.80 1.91 1.96 3.32 1.69 6.66 44.35 2.33 1.71 295.20
0.74 1.14 10.31 7.92 0.75 6.46 1.53 1.09 1.70 2.62 1.18 4.53 4.23 0.49 2.40 0.71 0.61 0.65 0.67 1.12 0.57 2.26 15.02 0.79 0.58 100.00
0.05 -0.04 22.46 17.66 -1.13 8.18 0.00 0.50 0.00 3.34 -0.17 1.00 0.00 -1.15 0.86 1.56 0.37 0.00 0.00 -3.25 0.00 1.60 25.57 0.75 0.67 85.88
0.05 -0.04 26.15 20.57 -1.31 9.52 0.00 0.58 0.00 3.89 -0.20 1.16 0.00 -1.34 1.00 1.81 0.43 0.00 0.00 -3.79 0.00 1.86 29.77 0.87 0.78 100.00
Sumber : Hasil pengolahan citra landsat Keterangan: (0) = Tetap (-) = Berkurang (+) = Bertambah
Luas area mangrove di Kabupaten Probolinggo pada
disebabkan oleh adanya upaya-upaya pengelolaan dan
tahun 2001 sebesar 209,32 hektar, sedangkan luas area
perlindungan ekosistem hutan mangrove. Ekosistem hutan
mangrove pada tahun 2011 seluas 295,20 hektar. Hasil
mangrove merupakan bagian dari ekosistem wilayah
pengolahan tersebut bahwa area mangrove selama kurun
pesisir, sehingga dampak masing-masing ekosistem pesisir
waktu sebelas tahun tahun 2001 sampai dengan tahun
akan saling berinteraksi (Wiyono M.,2009). Untuk
2011 terlihat adanya peningkatan atau penambahan luas
meningkatkan luas hutan mangrove terdapat upaya-upaya
area hutan mangrove seluas 95,08 hektar yang terjadi di
merehabilitasi dan revitalisasi hutan mangrove yang
36 desa. Selain adanya penambahan luas area mangrove
kondisinya sudah mengalami kerusakan. Guna mendukung
juga terjadi penurunan luas areal hutan mangrove dari
kegiatan rehabilitasi dan revitalisasi hutan mangrove
tahun 2001 hingga tahun 2011 seluas 10,66 % terjadi di
dilakukan kegiatan pembuatan persemaian dan pembibitan
8 desa, yaitu Desa Bayeman, Dungun, Karangpranti,
tanaman mangrove yang selanjutnya dilakukan kegiatan
Klaseman, Mayangan, Pesisir, Randumerak, dan
penanaman mangrove di wilayah pesisir telah mengalami
Sumberanyar. Adanya penambahan atau peningkatan
penurunan kualitas lingkungannya. Dengan demikian
luas hutan mangrove dan adanya penurunan atau
diharapkan lingkungan pesisir tersebut akan menjadi lebih
berkurangnya luasan hutan mangrove tersebut dapat
baik dan dapat meningkatkan luas hutan mangr ove.
diperhitungkan bahwa di Kabupaten Probolinggo selama
Sedangkan adanya penurunan luas hutan mangrove
kurun waktu sebelas tahun masih adanya peningkatan
tersebut disebabkan oleh adanya upaya-upaya baik dari
luas area hutan mangrove seluas 85,88 hektar.
masyarakat maupun pemerintah daerah untuk
Peningkatan luas hutan mangrove tersebut Jurnal Ilmiah WIDYA
mengkonversi keberadaan hutan mangrove. 76
Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013
Nanik Suryo Haryani, 72 - 77
Analisis Perubahan Hutan Mangrove Menggunakan Citra Landsat
Terdegradasinya hutan mangrove secara pesat juga akan
dan terawat lebih baik dengan melakukan penanaman
menjadi pemicu terjadinya erosi pantai yang selanjutnya
mangrove secara swadaya.
akan mengakibatkan terjadinya kerusakan habitat alam di wilayah pesisir seperti ikan dan udang, adanya
Saran-saran
peningkatan intrusi air laut ke daratan serta mempengaruhi
1. Pemerintah daerah perlu meningkatkan kegiatan
matapencaharian para nelayan yang ada di wilayah pesisir.
sosialisasi pemahaman akan dampak deforesasi kepada masyarakat setempat dan masyarakat luas
dan
PENUTUP
meningkatkan kesadar an pentingnya keberadaan hutan
Kesimpulan
mangrove
1. Luas hutan mangrove di Kabupaten Probolinggo
2. Pemerintah daerah sebaiknya memberi dukungan
meningkat dari tahun 2001 hingga tahun 2011 seluas
kepada masyarakat yang menginginkan kondisi pantai
95,08 hektar yang terdistribusi di 36 desa, sedangkan
terjaga dan terawat lebih baik dengan melakukan
luas hutan mangrove berkurang atau mengalamui
penanaman mangrove secara swadaya.
penurunan luas dari tahun 2001 hingga tahun 2011 seluas 9,19 hektar atau sebesar 10,66 % terjadi di 8 desa, yaitu
DAFTAR PUSTAKA
Desa Bayeman, Dungun, Karangpranti, Klaseman,
Davis, Claridge dan Natarina. Sains & Teknologi 2: Berbagai Ide Untuk Menjawab Tantangan dan Kebutuhan oleh Ristek Tahun 2009,Gramedia, Jakarta,1995. FAO The World’s Mangroves 1980–2005. Forest Resources Assessment Working Paper No. 153. Food and Agriculture Organization of The United Nations. Rome,2007 Gunarto. Konservasi Mangrove Sebagai Pendukung Sumber Hayati Perikanan Pantai. Jurnal Litbang Pertanian, Jakarta. 2004 Kementerian Negara Lingkungan Hidup. Data Hutan Mangrove di Indonesia tahun 2006.. Jakarta.2006. Nybakken, J.W.. Biologi Laut: S uatu Pendekatan Ekologis. Gramedia, Jakarta.1988 Soerianegara, Hutan Mangrove: Definisi dan Fungsi, dalam alamendah.wordpress.com,1990. Wiyono, MPengelolaan Hutan Mangrove dan Daya Tariknya sebagai obyek Wisata di Kota Probolinggo. Universitas Negeri Malang. Malang,2009.
Mayangan, Pesisir, Randumerak, dan Sumberanyar. 2. Berdasarkan hasil pengolahan data citra satelit Landsat tahun 2001 dan tahun 2011, dapat dikalkulasi bahwa luas hutan mangrove di Kabupaten Probolinggo selama kurun waktu sebelas tahun dari tahun 2001 hingga tahun 2011 meningkat seluas 85,88 hektar. Hal ini terjadi adanya upaya-upaya yang dilakukan baik pemerintah daerah maupun masyarakat setempat akan sadar pentingnya keberadaan hutan mangrove, bahkan ada masyarakat yang menginginkan kondisi pantai terjaga
Jurnal Ilmiah WIDYA
77
Volume 1 Nomor 1 Mei-Juni 2013