MAKALAH MATA KULIAH AGAMA ISLAM
KRITERIA CALON SUAMI DAN CALON ISTRI IDAMAN DALAM PANDANGAN ISLAM
Disusun Oleh: Kelompok IX Oda Winda Swari
(21030111130073) (21030111130073)
Aryo Adi Prasetyo
(21030111130074) (210301111300 74)
Dony Ridwan Prihadi
(21030111130075) (21030111130075)
Hanif Ardiansyah
(21030111130076) (21030111130076) Kelas B
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah agama Islam yang berjudul : Kriteria Calon Suami dan Calon Istri Idaman dalam Pandangan Islam tepat pada waktunya. Makalah ini berisi tentang criteria dan ciri-ciri calon suami dan calon istri
idaman menurut “kacamata” Islam. Tentunya sebagai seorang muslimin dan muslimah ingin mendapatkan suami dan istri yang diinginkan dan sesuai menurut ajaran agama Islam. Penulis menucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penulosan makalah ini. Penulis menyadari ada kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kepentingan kualitas di masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis serta pembacanya.
Semarang, 19 Maret 2012
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................... 1 Kata Pengantar ................................................................................................... 2 Daftar Isi .............................................................................................................. 3 Bab I Pendahuluan.............................................................................................. 4
I.1. Latar Belakang ......................................................................................... 4 I.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 5 I.3. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 5 I.4. Manfaat Penulisan ................................................................................... 5 Bab II Isi .............................................................................................................. 6
Pasangan Hidup untuk Kita ........................................................................... 6 Mengapa Kita Harus Selektif dalam Mencari Pasangan Hidup? ................... 8 Akibatnya Salah Memilih Suami atau Istri .................................................... 9 Siapa yang Seharusnya Kita Pilih? ................................................................ 10 Pilihlah Orang yang Bertaqwa kepada Allah SWT ....................................... 10 Saatnya Kita Memilih .................................................................................... 12 Kriteria Calon Istri Idaman menurut Islam .................................................... 12 Kriteria Calon Suami menurut Islam ............................................................. 19 Bab III Penutup ................................................................................................... 24
III.1. Kesimpulan ........................................................................................... 24 III.2. Saran ..................................................................................................... 24 Daftar Pustaka..................................................................................................... 25
3
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Tentu saja manusia diciptakan oleh Allah SWT. Allah SWT telah menceritakan proses penciptaan manusia di dalam Al-Qur'an secara terperinci. Manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT adalah Adam. Di dalam Al Qur’an dijelaskan bahwa Adam diciptakan oleh Allah dari tanah yang kering kemudian dibentuk oleh Allah dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Setelah sempurna maka oleh Allah ditiupkan ruh kepadanya maka dia menjadi hidup. Pada dasarnya segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan berpasang-pasangan. Demikian halnya dengan manusia, Allah berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya : “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” (QS. Yaasiin (36) : 36) Di dalam salah satu Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dijelaskan :“Maka sesungguhnya perempuan itu diciptakan dari tulang rusuk Adam” (HR. Bukhari-Muslim) Apabila kita amati proses kejadian manusia kedua ini, maka secara tak langsung hubungan manusia laki-laki dan perempuan melalui perkawinan adalah usaha untuk menyatukan kembali tulang rusuk yang telah dipisahkan dari tempat semula dalam bentuk yang lain. Dengan perkawinan itu maka akan lahirlah keturunan yang akan meneruskan generasinya. Oleh karena itu, pernikahan sangat dianjurkan dan Islam juga mengajarkan kepada umatnya untuk berhati-hati dalam memilih pasangan hidup karena hidup berumah tangga tidak hanya untuk satu atau dua tahun saja, akan tetapi diniatkan untuk selama-lamanya sampai akhir hayat kita.
4
I.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah cara memilih pasangan hidup dalam pandangan Islam? 2. Bagaimanakah kriteris calon suami idaman dalam “kacamata” Islam? 3. Bagaimanakah criteria calon istri idaman dalam “kacamata” Islam?
I.3. Tujuan Penulisan Makalah
Makalah ini disusun dalam memenuhi tugas mata kuliah agama Islam di jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
I.4. Manfaat Penulisan Makalah
Muslimin dan Muslimah dapat mendapatkan informasi mengenai criteria pasangan hidup yaitu calon suami dan calon istri idaman dalam pandangan Islam.
5
BAB II ISI
Pasangan Hidup untuk Kita
Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia sebagai makhluk social takkan mampu hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Untuk itu, manusia juga membutuhkan pasangan hidup untuk menjalani kehidupan sampai masa tua dan akhir hayat. Sesungguhnya Allah selalu memberikan kita nikmat lahir dan nikmat batin. Secara lahiriah Allah memberikan kita jodoh atau pasangan dan secara batiniah Allah memberi kita cinta. Jika tidak demikian maka kita tidak akan bisa dimengerti dan dirasakan. Cinta tanpa pasangannya berarti tidak ada artinya, pasangan tanpa cinta juga tidak ada artinya.
Gambar. Ilustrasi Pernikahan Dalam Al Quran Surat Ar-Ruum : “21. dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Al-Quran: Surat Ar-Ruum : 21) Ada 4 faktor yang mengantarkan manusia kepada kebahagiaan, yaitu: 1. Rezeki 2. Jodoh 3. Ilmu 4. Agama
6
Tapi keempat faktor itu sesungguhya tidak bisa mengantarkan kita sendiri kepada kebahagiaan kecuali jika ada pasangannya, seperti Allah memberikan kita rezeki, Allah tidak akan memberikan kebahagiaan kecuali memberikan sesuatu itu pasangannya, dan pasangan rezeki itu kekayaan hati yaitu konaah. Jadi sesungguhnya pasangan dari kekayaan lahir itu adalah kekayaan batin, yaitu konaah. Pasangan jodoh itu cinta. Jadi seumpama tidak ada konaah maka kekayaan itu tidak bisa dimengerti dan dirasakan. Orang akan selalu kurang meskipun banyaknya harta yang dimiliki. Jika ada perempuan dan laki-laki tapi tidak ada cinta, maka tidak akan bisa dimengerti makna pasangan tadi kecuali hanya rasa keberlainan saja. Dia lain daripada saya, ia perempuan dan saya lakilaki. Jadi rasanya hanya ada keberlainan saja. Segala sesuatu yang diciptakan oleh Allah di dunia ini selalu dalam keadaan
berpasang-pasangan.
Demikian
halnya
dengan
manusia,
Allah
berkehendak menciptakan lawan jenisnya untuk dijadikan kawan hidup (isteri). Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam salah satu firman-Nya : “Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui” (QS. Yaasiin (36) : 36) Islam telah menganjurkan kepada manusia untuk menikah. Muslim atau Muslimah dalam memilih calon istri atau suami tidaklah mudah tetapi membutuhkan waktu. Karena kriteria memilih harus sesuai dengan syariat Islam. Orang yang hendak menikah, hendaklah memilih pendamping hidupnya dengan cermat, hal ini dikarenakan apabila seorang Muslim atau Muslimah sudah menjatuhkan pilihan kepada pasangannya yang berarti akan menjadi bagian dalam hidupnya. Wanita yang akan menjadi istri atau ratu dalam rumah tangga dan menjadi ibu atau pendidik bagi anak-anaknya demikian pula pria menjadi suami atau pemimpin rumah tangganya dan bertanggung jawab dalam menghidupi (memberi nafkah) bagi anak istrinya. Ajaran Islam sangat menekankan system pemilihan pasangan hidup (suami atau istri) yang berpedoman kepada nilai-nilai Islam. Tujuannya agar lelaki yang shalih akan mendapatkan wanita yang shalihah, demikian pula sebaliknya.
7
Allah SWT berfirman: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanitawanita yang baik (pula)” (QS. An Nuur: 26).
Gambar. Ilustrasi Pasangan Hidup yang Baik
Mengapa Kita Harus Selektif dalam Mencari Pasangan Hidup?
Kecermatan memilih pasangan hidup sangat menentukan keberhasilan perjalanan seorang hamba di dunia dan akhirat. Apalagi mengingat pernikahan merupakan bentuk penyatuan dari dua lawan jenis yang berbeda dalam banyak hal, keduanya tentu memiliki kebaikan dan keburukan yang tingkatannya juga berbeda satu sama lain. Adalah menjadi suatu hak dan kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah untuk mencari pendamping yang benar-benar akan membuka pintu kebaikan buat dirinya dan mengundang keridhaan dari Rabb-nya dan hal ini hanya dapat dicapai bila diawali proses pemilihan calon pasangan hidup yang selektif, yang dilandasi oleh semangat Islami sebagai dasar terjadinya suatu pernikahan. Setelah pernikahan, tidak ada pilihan lagi buat kita, kecuali dua hal:
mendapatkan
ketenangan
yang membahagiakan
rumah
tangga
atau
memperoleh kesengsaraan yang membinasakan.
8
Akibatnya Salah Memilih Suami atau Istri
Akibat salah dalam memilih pasangan hidup, banyak pasangan suami istri yang menghadapi kesulitan dan hidupnya malah tidak bahagia, bahkan perceraian dan gonta ganti pasangan menjadi sesuatu yang sudah biasa dilakukan. Dewasa ini, begitu banyak kasus pertikaian di dalam sebuah keluarga, dari sekedar konflik yang berbentuk pertengkaran mulut sampai dengan penganiayaan fisik bahkan pembunuhan, yang disebabkan oleh kesalahan langkah awal dalam membentuk rumah tangga. Iklim pergaulan di masyarakat kita yang memang cenderung permisif dan belum Islami, merupakan penyebab utama yang melahirkan pernikahan sebatas dorongan nafsu semata. Tolak ukur pencarian pasangan hidup jarang yang berorientasi pada nilai-nilai agama. Melainkan seringkali hanya sebatas keindahan fisik, melimpahnya materi dan mulianya status di masyarakat, atau bahkan hanya karena sudah terlanjur cinta yang telah menyebabkan mata hati menjadi buta terhadap kebaikan dan keburukan orang yang dicinta. Apabila pernikahan terjadi hanya lantaran dorongan nafsu semacam itu, maka wajarlah jika
banyak
pasangan yang
bertikai
mereasa
kesulitan
menyelesaikan
permasalahan rumah tangga mereka secara Islami, lantaran proses pernikahan mereka terjadi begitu saja secara naluriah, tanpa ada landasan nilai-nilai keIslaman yang mengawali. Lalu bagaimana mungkin akan kembali kepada Qur’an dan Sunnah, sedangkan mereka dahulunya tidak berangkat dari keduanya? Maka memilih pasangan hidup atas dasar nilai-nilai Islam adalah sikap yang penting, dan berhati-hati dalam memilih pasangan hidup menjadi suatu keharusan bagi kita Nasehat Luqman Al Hakim berikut ini:
“Wahai anakku, takutlah terhadap wanita jahat karena dia membuat engkau beruban sebelum masanya. Dan takutlah wanita yang tidak baik karena mereka mengajak kamu kepada yang tidak baik, dan hendaklah kamu berhati-hati mencari yang baik dari mereka.” Begitu pula untuk wanita berhati-hatilah dalam mencari pasangan. Pasangan yang baik bisa mendukung dan mengarahkan hidup ke hal-hal yang positif.
9
Siapa yang Seharusnya Kita Pilih?
Islam telah mengajarkan dengan cermat atas dasar apa kita harus memilih pasangan hidup kita:
“ Dinikahi wanita atas dasar empat perkara: karena hartanya, karena kecantikannya, karena keturunannya, dan karena agamanya. Barangsiapa yang memilih agamanya, maka beruntunglah ia.” (HR. al Bukhari dan Muslim) Maka jelaslah bagi kita bahwa ada empat dasar dalam menentukan siapa yang layak untuk kita pilih menjadi pasangan hidup kita, yakhi kekayaan, keelokan, keturunan serta akhlak dan agama. Dan di antara semuanya, maka akhlak dan agama menjadi jaminan kedamaian dan kebahagiaan, sebaliknya pengabaian bahkan pengingkaran terhadap masalah ini akan menyebabkan fitnah dan kerusakan yang besar bagi para pelakunya. Alangkah indahnya memang bila kesemuanya terkumpul pada diri seseorang hamba Allah.
Pilihlah Orang yang Bertaqwa kepada Allah SWT 1. Kekayaan
Hal ini memang utama, bahkan Rasullah saw adalah seorang dermawan yang paling banyak sedekahnya, tetapi pernikahan bukanlah sekedar transaksi perdagangan semata, bahkan Allah mengancam mereka yang menikah semata-mata karena mengharapkan kekayaan dengan kefakiran:
” Barangsiapa yang menikahi wanita karena hartanya, Allah tidak akan menambahkannya kecuali kefakiran..” (HR. Ibnu Hibban). 2. Keelokan
Hal ini juga memang boleh-boleh saja dan menyukai keelokan memang fitrah manusia, bahkan Allah sendiri indah dan menyukai keindahan, tetapi pernikahan pun bukan sekedar kesenangan mata belaka. Sesungguhnya keelokan merupakan karunia Allah kepada hamba-Nya, yang
kelak
pasti
akan
diambil-Nya
secara
perlahan
dengan
bertambahnya usia sang hamba. Karena memang tidak ada keelokan yang berkekalan di dunia yang fana ini.
10
“ Janganlah kamu menikahi wanita karena kecantikannya, sebab kecantikan itu akan lenyap dan janganlah kamu menikahi mereka karena hartanya, sebab harta itu akan membuat dia sombong. Akan tetapi nikahilah mereka karena agamanya, sebab seorang budak wanita yang hitam dan beragama itu lebih utama.” (HR. Ibnu Majah). 3. Keturunan
Demikian pula hal ini juga sesuatu yang utama, tetapi pernikahan pun bukan sekedar kebanggaan silsilah yang justru bias membawa kepada
penyakit ‘ashobiyah’. Bahkan Allah mengancam mereka yang menikahi seseorang
hanya
untuk
mengejar
keturunan, dengan
memberikan
kerendahan bukan kemuliaan.
“ Barangsiapa yang menikahi wanita karena keturunannya, Allah tidak akan menambahkan kecuali kerendahan…”(HR. Ibnu Hibban) 4. Akhlak dan Agama
Inilah faktor yang paling utama, yang tidak boleh tidak, harus ada pada calon pasangan hidup kita. Semakin baik akhlak dan agama seseorang, maka seakan-akan semakin jelaslah kebahagiaan sebuah rumah tangga telah terbentang dihadapan kita. Akhlak dan agama disini bukanlah sebatas ilmu dan retorika atau banyaknya hapalan di kepala, melainkan mencakup
ucapan
dan
perbuatan
sebagai
cerminan
dari
hati
seseorang yang telah melekat dalam kepribadiannya. Betapa beruntungnya menikah dengan hamba yang bertaqwa, karena ia pandai menghormati pasangan hidupnya dan sangat berhati-hati dari menzhaliminya.Dan sebaliknya penolakan terhadap lelaki atau wanita yang bertaqwa, bagaikan menolak kebaikan dan menggantinya dengan kerusakan. “Jika datang seorang laki-laki kepadamu (untuk melamar), sedang kau tahu ia baik akhlak dan agamanya lalu kau tolak, maka jadilah fitnah buatmu dan kerusakan yang besar,” (HR. Ibnu Majah)
“ Apabila telah datang kepadamu seorang wanita yang agama dan akhlaknya baik maka nikahilah dia. Jika engkau menikahi wanita bukan
11
atas dasar agama dan akhlak, maka wanita itu akan menjadi fitnah dan menimbulkan kerusakan luas.”(HR. At Tirmidzi). Akhirnya
pernikahan
yang ideal
sesungguhnya
merupakan
keseimbangan dari semua faktor tersebut, dengan akhlak dan agama sebagai
parameter
yang
paling
penting,
karena
itu
dalam
memilih pasangan hidup, jangan sampai niatan kita hanya sekedar mencari kecantikan atau keturunan atau harta saja dengan meninggalkan criteria taqwa, sehingga tidak ada keberkahan yang akan kita dapatkan dalam rumah tangga kita kelak. “Barangsiapa yang menikahi wanita karena hartanya, Allah tidak akan menambahkannya kecuali kafakiran. Barangsiapa yang mengawini wanita karena untuk memejamkan pandangannya, menjaga kemaluannya serta menjalin tali persaudaraan, niscaya Allah memberkahinya.” (HR. Ibnu Hibban).
Saatnya Kita Memilih
Tidak jarang seseorang dihadapkan pada sekian banyak pilihan pasangan hidup yang dari segi akhlak dan agama sama dan setaraf, apalagi masalah di dalam ketaqwaan seseorang memang sulit untuk dideteksi dalam waktu yang singkat. Maka untuk mencari sebuah keutamaan, pilihan kadang memang perlu dipersempit, sebab semakin banyak pilihan maka akan semakin sulit bagi kita untuk memilih yang terbaik. Dan menurut kacamata agama yang tentunya selalu selaras dengan fitrah dan naluriah
seorang insan.
Ada beberapa
keutamaan
yang bisa
dipertimbangkan dalam memilih pasangan hidup.
Kriteria Calon Istri Idaman menurut Islam 1. Pilihan yang sekufu
“ Pilihlah wanita-wanita yang akan melahirkan anak-anakmu dan nikahilah wanita yang sekufu (sederajat) dan nikahlah dengan mereka.”(HR. Ibnu Majah, Al Hakim, dan Al Baihaqi)
12
Al Kafa’ah merupakan masalah kesesuaian dan kesamaan antara pasangan
pernikahan
yang dianggap
paling
mendekati,
seperti
pertimbangan akan masalah: usia, garis keturunan, kehormatan, profesi, atau tingkat pendidikan. Para ulama menyarankan agar lakilaki idealnya menikah dengan wanita yang setingkat dengannya atau di bawahnya, sedangkan seorang wanita sebaiknya menikah dengan lakilaki yang mempunyai tingkatan yang sama atau di atasnya. Tetapi penting untuk dipahami, bahwa tingkat kesamaan sosial ini bukanlah merupakan syarat mutlak dalam sebuah proses pernikahan, karena Islam sendiri adalah agama tanpa kelas, yang menyamakan kedudukan semua hambanya, terkecuali dari ketakwaanya. Kalaupun ia menjadi sebuah pertimbangan, adalah semata-mata sebagai tindakan kehati-hatian, agar kelak tidak ada penyesalan dikemudian hari yang akhirnya bias lebih menyakitkan, karena sesungguhnya hati manusia itu memang sering labil dan mudah berubah-ubah. Dan masalah ini, sebenarnya merupakan tata cara kebijaksanaan duniawi yang masih bisa disepakati bila ada persetujuan diantara kedua belah pihak.
2. Memilih yang penuh kasih sayang dan subur
“Nikahilah wanita-wanita
yang
penuh
kasih
dan
banyak
memberikan keturunan (subur) sebab aku akan bangga dengan banyaknya
ummat
dihari
kiamat
kelak” (HR.
Ahmad). Hamba
yang penuh kasih dan mengasihi adalah hamba yang memiliki nada perasaan (afek) yang halus serta emosi yang terkendali. Kita dapat mengenali apakah seseorang termasuk kriteria ini melalui ucapan, perbuatan ataupun tatapan mata, baik dikala ia gembira maupun kecewa, yang kesemuanya itu dapat memberikan gambaran tentang bagaimana kepribadian dan isi hati yang dimilikinya. Apakah dipenuhi kelembutan dan kasih sayang? Ataukah dipenuhi kekasaran , kebencian dan kepalsuan. Sementara itu mereka secara mudahnya dapat kita ketahui dari berapa jumlah saudara atau keluarganya yang terdekat, atau dari jenis
13
penyakit
penghambat
keturunan
yang diderita
dirinya
ataupun
saudaranya dan keluarganya yang terdekat.
3. Memilih kerabat yang jauh
Nasihat Rasulullah saw. “ Janganlah kalian menikahi kerabat dekat, sebab dapat berakibat melahirkan keturunan yang lemah akal dan fisik .” Dan selain untuk menjaga kualitas keturunan dari penyakit bawaan, menikahi mereka yang berasal jauh dari keluarga kita akan menambah ikatan kekerabatan dengan orang lain, serta memberikan kebahagiaan
sendiri
bila
harus
berpergian
jauh
untuk
saling silaturahim.
4. Memilih para gadis
“Nikahilah para gadis sebab ia lebih lembut mulutnya, lebih lengkap rahimnya, dan tidak berfikir untuk menyeleweng, serta rela dengan apa yang ada di tanganmu.” (HR. Ibnu Majah. Al Baihaqi dari Uwaimir bin Saidah) Pernikahan dengan yang masih gadis lebih utama daripada janda, karena dapat membuat hubungan lebih erat dan menyatu, mereka lebih mudah digoda dan Bercanda serta bersenang-senang, lebih setia dan menerima, serta lebih sedikit beban mental dan psikologisnya bagi kita. Semua ini mempunyai kesan dan kenikmatan tersendiri di dalam menambah keindahan rumah tangga. 5. Memiliki Agama yang Bagus
Inilah yang harus kita jadikan inti sebelum kriteria-kriteria lainnya.Tentu
saja
wanita
idaman
memiliki
aqidah
yang
bagus.Seorang wanita yang baik agamanya tentu saja tidak suka membaca ramalan-ramalan bintang seperti zodiak dan shio.Karena ini tentu saja menunjukkan rusaknya aqidah wanita tersebut. Membaca ramalan bintang sama halnya dengan mendatangi tukang ramal. Bahkan ini lebih parah dikarenakan tukang ramal sendiri yang datang
14
ke rumahnya dan ia bawa melalui majalah yang memuat berbagai ramalan bintang setiap pekan atau setiap bulannya. Jika cuma sekedar membaca ramalan tersebut, Rasulullah SAW bersabda,
“ Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, lalu ia bertanya mengenai sesuatu, maka shalatnya tidak diterima selama 40 malam.” Jika sampai membenarkan ramalan tersebut, lebih parah lagi akibatnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ Barangsiapa mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkan apa yang mereka katakan, maka ia telah kufur pada Al Qur’an yang diturunkan pada Muhammad” Begitu pula ia paham tentang hukum-hukum Islam yang berkenaan dengan dirinya dan juga untuk mengurus keluarga nantinya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memerintahkan seorang pria untuk memilih perempuan yang baik agamanya. Beliau bersabda,
“ Perempuan itu dinikahi karena empat faktor yaitu agama, martabat, harta dan kecantikannya.Pilihlah perempuan yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya engkau akan menjadi orang yang merugi ” Inilah kriteria wanita idaman yang patut diperhatikan pertama kali
– yaitu baiknya agama- sebelum kriteria lainnya, sebelum kecantikan, martabat dan harta. 6. Selalu Menjaga Aurat
Kriteria ini pun harus ada dan jadi pilihan.Namun sayangnya sebagian pria malah menginginkan wanita yang buka-buka aurat dan seksi.Benarlah, laki-laki yang jelek memang menginginkan wanita yang jelek pula.
15
Ingatlah, sangat bahaya jika seorang wanita yang berpakaian namun telanjang dijadikan pilihan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” Di antara makna wanita yang berpakaian tetapi telanjang dalam hadits ini adalah: 1. Wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang berpakaian tetapi telanjang. 2. Wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang. Sedangkan aurat wanita yang wajib ditutupi adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan. Allah Ta’ala berfirman,
“ Hai
Nabi,
katakanlah
kepada
isteri-isterimu,
anak-anak
perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mendekatkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu.Dan
Allah
adalah
Maha
Pengampun
lagi
Maha
Penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 59).
16
Jilbab bukanlah penutup wajah, namun jilbab adalah kain yang dipakai oleh wanita setelah memakai khimar.Sedangkan khimar adalah penutup kepala. Allah Ta’ala juga berfirman,
“ Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur : 31).
7. Berbusana dengan Memenuhi Syarat Pakaian yang Syar’i
Wanita yang menjadi idaman juga sepatutnya memenuhi beberapa kriteria berbusana berikut ini yang kami sarikan dari
berbagai dalil Al Qur’an dan As Sunnah. Syarat pertama: Menutupi seluruh tubuh (termasuk kaki) kecuali wajah dan telapak tangan. Syarat kedua: Bukan memakai pakaian untuk berhias diri. Allah Ta’ala berfirman,
“ Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-
tabarruj seperti orang-orang jahiliyyah pertama .” (QS. Al Ahzab : 33). Syarat ketiga: Longgar, tidak ketat dan tidak tipis sehingga tidak menggambarkan bentuk lekuk tubuh. Syarat keempat: Tidak diberi wewangian atau parfum. Dari Abu
Musa Al Asy’ary bahwanya ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
17
“Seorang perempuan yang mengenakan wewangian lalu melalui sekumpulan laki-laki agar mereka mencium bau harum yang dia pakai maka perempuan tersebut adalah seorang pelacur. Syarat kelima: Tidak menyerupai pakaian pria atau pakaian non muslim. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata,
-
-
“ Rasulullah melaknat kaum pria yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria. ” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”. Inilah di antara beberapa syarat pakaian wanita yang harus dipenuhi.Inilah wanita yang pantas dijadikan kriteria. 8. Betah Tinggal di Rumah
Di antara yang diteladankan oleh para wanita salaf yang shalihah adalah betah berada di rumah dan bersungguh-sungguh menghindari laki-laki serta tidak keluar rumah kecuali ada kebutuhan yang
mendesak.Hal
ini
dengan
tujuan
untuk
menyelamatkan
masyarakat dari godaan wanita yang merupakan godaan terbesar bagi laki-laki.Allah Ta’ala berfirman,
“ Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu ” (QS Al Ahzab: 33). Dari Abdullah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, : "
18
“Sesungguhnya perempuan itu aurat.Jika dia keluar rumah maka setan menyambutnya.Keadaan perempuan yang paling dekat dengan wajah Allah adalah ketika dia berada di dalam rumahnya ”
9. Memiliki Sifat Malu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ Rasa malu tidaklah mendatangkan kecuali kebaikan. ” Intinya, jika seorang pria ingin mendapatkan wanita idaman, itu
semua kembali pada dirinya. Ingatlah: ”Wanita yang baik untuk lakilaki yang baik”. Jadi, hendaklah seorang pria mengoreksi diri pula, sudahkah dia menjadi pria idaman, niscaya wanita yang ia idamidamkan di atas insya Allah menjadi pendampingnya. Inilah kaedah umum yang mesti diperhatikan. Semoga Allah memudahkan kita untuk selalu mendapatkan keberkahan dalam hidup ini. Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.
Kriteria Calon Suami menurut Islam:
1. Beragama Islam Allah berfirman dalam beberapa ayat berikut: "...Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orangorang yang beriman" (Q.S. An-Nisaa' : 141) "...Janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanitawanita mu'min) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mu'min lebih baik daripada orang musyrik walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke syurga dan ampunan dengan izin-Nya..." (Q.S. Al-Baqarah : 221) Ketentuan-ketentuan di atas dimaksudkan untuk memberikan perlindungan kepada kaum perempuan muslim agar mereka tidak menjadi
19
obyek bagi musuh-musuh islam dalam usahanya melemahkan kaum muslimin dan menghancurkan Islam dari pemerkuaan bumi ini. Perkawinan merupakan jalan bagi orang-orang kafir untuk memaksakan kehendaknya dengan leluasa terhadap keluarga agar mengikuti agama mereka. Hal ini bisa terjadi sebab suami oleh Islam ditempatkan sebagai pemimpin dan penguasa dalam rumah tangga yang harus ditaati oleh istri. Dengan kekuasaannya para suami kafir mudah sekali memurtadkan istri dari Islam dan mengajak anak-anaknya mengikuti agamanya. Dengan cara semacam ini jumlah kaum muslimin lama-kelamaan akan menjadi berkurang dan kekuatannya menjadi lemah. Hal semacam ini sudah tentu sangat membahayakan perkembangan umat Islam dan sekalipun merusak kemurnian ajaran Islam. 2. Taat Beragama dan Baik Akhlaqnya
Disebutkan dalam Hadits sebagai berikut: "Bila datang seorang laki-laki yang kamu ridhai agama dan akhlaqnya, hendaklah kamu nikahkan dia, karena kalo engkau tidak mau menikahkannya, niscaya akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas." (H.R. Tirmidzi dan Ahmad) Hadits di atas memerintahkan kepada seluruh kaum muslimin, khususnya para orang tua atau wali, untuk benar-benar memperhatikan ketaatan beragama dan akhlaq laki-laki yang akan menjadi suami dari anak atau perempuan di bawah perwaliannya. bila ada laki-laki yang taat beragama dan baik akhlaqnya namun tidak mampu membiayai diri untuk kawin, masyarakat muslim diharuskan memberikan pertolongan kepada yang bersangkutan agar dapat menikah dengan baik. Seorang perempuan sering kali lebih memperhatikan kemampuan materi dari laki-laki yang akan menjadi calon suaminya dan mengabaikan sisi agama dan tanggung jawabnya dalam merealisasikan kehidupan beragama sehari hari. ia menganggap bahwa yang lebih penting dalam rumah tangga adalah kemampuan
materi
seorang
suami
sehingga
dapat
mewujudkan
20
kesejahteraan bagi keluarganya. Ia tidak mempedulikan masalah akhlaq dan ketaatan beragama karena menganggap bahwa kesejahteraan keluarga dapat
diperoleh
walaupun
mereka
tidak
taat
beragama.
Para perempuan muslim harus benar-benar seksama mencermati masalah kualitas keagamaan dan akhlaq laki-laki tersebut agar kelak dirinya tidak terjerumus ke dalam kehidupan rumah tangga yang menyimpang dari ajaran Islam. Insya Allah, dengan suami yang benar-benar berpegang pada akhlaq yang baik dan menjalankan agama yang lurus, istri dan anak-anak kelak akan menikmati suasana rumah tangga yang penuh bahagia. 3. Menjauhi Kemaksiatan
Allah berfirman dalam QS At-Tahiriim Ayat 6 : "Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah atas perintah Allah kepada mereka dan selalu taat pada apa yang diperintahkan." Disebutkan juga dalam hadits berikut : "Tiga golongan yang Allah haramkan masuk syurga yaitu : peminum minuman keras, orang yang durhaka terhadap ibu bapaknya, dan orang yang berbuat dayyuts yang menanamkan perbutan dosa kepada keluarganya." (H.R. Nasa'i) Menjauhi kemaksiatan ialah menjauhi perbuatan yang diharamkan oleh agama, terutama yang tergolong dosa besar, seperti syirik, berjudi, berzina, mabuk, mencuri dan lain-lainnya. Ayat di atas menegaskan bahwa kepala
keluarga
bertanggung
jawab
untuk
menjauhkan
anggota
keluarganya dari segala macam dosa. Kepala keluarga yang membiarkan keluarganya berbuat dosa, apalagi memberi contoh melakukan perbuatan perbuatan dosa, berarti menyiapkan diri masuk ke dalam neraka. Hal semacam ini dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Karena para suami dinyatakan sebagai orang yang paling bertanggung jawab untuk membersihkan anggota keluarganya dari perbuatan maksiat, dengan
21
sendirinya dia harus dapat dijadikan contoh sebagai orang yang bersih dari perbuatan maksiat. Dia harus menjadi orang yang taat menjauhi laranganlarangan agama, terutama yang tergolong dosa-dosa besar. Bila seorang suami ternyata suka melakukan perbuatan maksiat, dia tak layak untuk menjadi kepala keluarga. Dikatakan demikian sebab dia sendiri tidak dapat memelihara dirinya dari perbuatan yang menjerumuskannya ke dalam neraka, padahal seorang suami bertanggung jawab untuk menyelamatkan diri dan keluarganya dari siksa tersebut. Syarat seorang calon suami harus menjauhkan diri dari perbuatan perbuatan maksiat adalah suatu hal yangmutlak menurut ketentuan agama. Oleh karena itu, para perempuan muslim wajib dengan seksama dan teliti menyelidiki laki-laki calon suaminya apakah ia seorang yang bersih dari perbuatan-perbuatan maksiat atau sebaliknya. 4. Taat Kepada Orang Tuanya
Disebutkan dalam Hadits berikut: Dari Mu'awiyah bin Jahimah, sesungguhnya Jahimah berkata: "Saya datang kepada Nabi SAW, untuk minta izin kepada beliau guna pergi berjihad, namun Nabi SAW bertanya: "Apakah kamu masih punya ibu bapak (yang tidak bisa mengurus dirinya)?". Saya menjawab: "Masih". Beliau bersabda: "Uruslah mereka, karena syurga ada di bawah telapak kaki mereka"." (H.R. Thabarani, Hadits hasan) Disebutkan pula dalam Hadits berikut: Dari Ibnu 'Umar RA ujarnya: "Rasulullah SAW bersabda: "Berbaktilah kepada orang tua kalian, niscaya kelak anak-anak kalian berbakti kepada kalian;
dan
peliharalah
kehormatan
(istri-istri
orang),
niscaya
kehormatan istri-istri kalian terpelihara".(H.R. Thabarani, Hadits hasan) Ketaatan anak kepada orang tua dalam rangka menjalankan perintah agama menjadikan mereka ridla. Keridlaan ibu dan bapak kepada anaknya dapat mengantarkan anaknya masuk syurga kelak di akhirat. Hal ini membuktikan bahwa ketaatan anak kepada orang tua atau ibu bapak merupakan kunci pokok bagi keselamatan anak dalam kehidupannya di dunia dan di akhirat. Anak yang taat kepada orang tua dapat diharapkan
22
akan bisa memimpin keluarganya ke jalan yang diridlai oleh Allah. Karena pentingnya seorang muslimah mendapatkan suami yang mengerti tanggung jawab dan taat kepada orang tuanya, hendaklah perempuan perempuan muslim memperhatikan hal ini. Para perempuan muslim tidak seharusnya hanya melihat keadaan fisik dan penampilan lahir seorang lakilaki tanpa mempedulikan sikap dan perilakunya apakah ia orang yang taat kepada orang tuany ataukah durhaka kepada mereka. 8. Dapat Memimpin Allah berfirman dalam Q.S. An-Nisaa' ayat 34 :"Laki-laki adalah pemimpin kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian lainnya dan karena mereka telah membelanjakan sebagian harta mereka..." Fungsi suami sebagai pemimpin dalam rumah tangga adalah meluruskan kesalahan istri, meninggatkan ketaqwaan istri, memperluas pengetahuan dan pemahaman istri mengenai tanggung jawabnya terhadap suami dan keluarga, menolong istri memecahkan kesulitan yang dihadapi dan mendorong istri untuk meningkatkan kemampuan intelektual dan mentalnya dalam menghadapi kehidupan sehari-hari terutama dalam mendidik anak-anak. 9. Berperilaku Halus
Rasulullah saw bersabda: "Orang mu'mim yang paling baik imannya yaitu yang paling baik akhlaqnya; dan orang yang paling baik di antara kamu yaitu orang yang sangat baik kepada istrinya." (H.R. Bukhari). Kehidupan rumah tangga tidak selalu berjalan dengan mulus. Hampir setiap saat muncul permasalahan yang bisa menimbulkan perselisihan , pertengkaran dan percekcokan antara suami istri. Bila suami orang yang berperilaku atau kejam, ia tidak akan segan-segan berbuat kasar dan kejam kepada istrinya. Sudh tentu perlakuan kasar semacam ini tidak diinginkan oleh setiap istri walau berbuat salah.
23
BAB III PENUTUP
III.1. Kesimpulan
Allah telah menciptakan manusia secara berpasang-pasangan, dan untuk mengikat hubungan di antara keduanya islam menganjurkan kepada manusia untuk menikah. Muslim atau Muslimah dalam memilih calon istri atau suami tidaklah mudah tetapi membutuhkan waktu. Karena kriteria memilih harus sesuai dengan syariat Islam. Orang yang hendak menikah, hendaklah memilih pendamping hidupnya dengan cermat, hal ini dikarenakan apabila seorang Muslim atau Muslimah sudah menjatuhkan pilihan kepada pasangannya yang berarti akan menjadi bagian dalam hidupnya. Wanita yang akan menjadi istri atau ratu dalam rumah tangga dan menjadi ibu atau pendidik bagi anak-anaknya demikian pula pria menjadi suami atau pemimpin rumah tangganya dan bertanggung jawab dalam menghidupi (memberi nafkah) bagi anak istrinya. Maka dari itu sebaiknya dalam memilih jodoh kita lebih mementingkan akhlak dan agama.
III.2. Saran
Saudaraku hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa angin atau sinar matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air hujan. Yang demikian itu karena cinta anda tumbuh bersemi karena adanya iman, amal sholeh dan akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak bertambah, maka cinta andapun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya, bila iman orang yang anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena materi, pangkat kedudukan atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan berakhlaq mulia. Inilah cinta suci yang abadi saudaraku.
24
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Penciptaan Manusia. http://sayyidulayyaam.blogspot.com . Diakses pada tanggal: 19 Maret 2012. Anonim.
2010.
Calon
Suami
yang
Baik
Dalam
Islam
.
http://tajung.blogspot.com/Kriteria. Diakses pada tanggal: 17 Maret 2012. Anonim. http://akuislam.com/blog/wpcontent/uploads/2011/03/tumblr_lpum 497lFr1r008mdo1_400.png. Diakses pada tanggal: 19 Maret 2012. Anonim.
2009.
Kriteria
Memilih
Pasangan
Hidup
Menurut
Islam.
http://gugundesign.wordpress.com. Diakses pada tanggal: 17 Maret 2012. Anonim.
Nikah
Isalmi.
http://myoesuf.files.wordpress.com/2011/02/nikah-
islami.jpg. Diakses pada tanggal: 19 Maret 2012. Anonim. Wanita Idaman Lelaki. http://profhariz.com/wp-content/uploads/2011 /09/Wanita-Idaman-Lelaki.jpg Diakses pada tanggal: 19 Maret 2012. Iqbal,
Muhammad.
2010.
Mencari
Pasangan
Hidup.
http://takabasword.forumotion.com. Diakses pada tanggal 18 Maret 2012. Khabib. Petunjuk Memilih Suami. http://khabib.staff.ugm.ac.id. Diakses pada tanggal: 19 Maret 2012. Saidah. 2010. Pasangan hidup. http://citysaidah.wordpress.com. Diakses pada tanggal: 17 Maret 2012. Wajidah, Ammar. 2010. 16 Kriteria Calon Suami Idaman Menurut Islam. http://ammarwajidah.blogspot.com. Diakses pada tanggal: 17 Maret 2012. Yanwar, Pro. 2009. Arti Pasangan Hidup. http:// yanwarinside.wordpress.com /tag/arti-pasangan-hidup/ . Diakses pada tanggal: 17 Maret 2012.
25