BAB I PENDAHULUAN
A. Lat ar B elak ang
Dalam era globalisasi ini kegiatan bongkar muat merupakan kegiatan yang sangat penting. Sebagai sarana transportasi laut, kapal juga memegang peranan penting khususnya kapal-kapal tanker minyak yang didesain khusus untuk mengangkut muatan minyak sehingga dapat melayani permintaan konsumen dengan cepat, baik dalam persiapan pemuatan maupun pembongkarannya. Sebelum
melaksanakan
pemuatan,
kapal
terlebih
dahulu
memerlukan pencucian tangki (ruang muat), terutama apabila kapal akan memuat muatan yang ber!ainan jenis (berbeda dari muatan sebelumnya). Berdasarkan pengalaman penulis selama bekerja di atas kapal MT. Sulawesi Palm, beberapa kali mengalami pengulangan pencucian pencucian tangki (ruang muat) dikarenakan tangki ruang muat yang belum bersih. Dalam proses pembersihan tangki (ruang muat) di MT. Sulawesi Palm, penulis banyak menemukan kekurangan - kekurangan k ekurangan pada prosedur pencucian tangki (ruang muat). muat) . Oleh karenanya dengan Jatar belakang masalah tersebut penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dan mengemukakan dalam bentuk makalah dengan judul
"Upaya Meningkatkan Kelancaran Kerja dalam
Pelaksanaan Tank Cleaning di Cleaning di Kapa Kapall MT MT.. Sulawesi Sulawesi Pa Palm" lm" . B. Ma Maksud ksud dan Tujuan 1. Ma Maksud ksud penuli san a. Untuk mencari permasalahan permasalahan mengenai mengenai upaya meningkatkan kelancaran kerja dalam pelaksanaan tank cleaning cleaning di kapal 1
MT. Sulawesi Palm. b. Untuk mencari mencari penyebab dari permasalahan proses pencucian pencucian ruang muat dan kecelakaan yang terjadi pada saat kegiatan proses pencucian ruang muat c. Untuk mencari pemecahan atau solusi dari permasalahan tersebut. 2. Tujuan penuli san a. Manfaat bagi dunia akademik Diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi diri sendiri (penulis) maupun bagi kawan - kawan satu profesi untuk mengetahui
bagaimana
upaya
untuk
men ingkatkan meni
kelancaran kerja dalam pelaksanaan tank cleaning. cleaning. Bagi Jembaga pendidikan BP31P Jakarta sebagai bahan pedoman penyelesaian masalah dan untuk kelengkapan kelengkapan perpustakaan. perpustakaan. b. Manfaat bagi dunia praktis 1) Diharapkan dapat menjadi menjadi masukan masukan I sumbang saran bagi perusahaan di mana penulis bekerja maupun perusahaan pelayaran sejenis lainnya dalam upaya meningkatkan kelancaran kerja pada proses tank cleaning di kapal. 2) Untuk memberi me mberi pengetahuan dan gambaran bagi rekan pelaut maupun kepada pembaca, betapa pentingnya kebersihan tangki (ruang muat) di atas kapal tanker . C. Ruang Ling kup Agar pembahasan tidak melebar jauh, maka lingkup bahasan dalam penulisan makalah ini difokuskan pada masalah peningkatan kelancaran kerja dalam proses tank cleaning di kapal MT. Sulawesi Palm sewaktu sewaktu penulis bekerja dalam kurun waktu waktu Maret 2014 hingga Juli 2014. Pembahasan masalah difokuskan pada: 2
1.
Ketidak-lancaran
proses
pencucian
ruang
muat
akibat
kurangnya ketrampilan ABK dan minimnya kelengkapan peralatan dalam pencucian tangki. 2.
Adanya beberapa kejadian kecelakaan kerja sebagai akibat tidak adanya pembagian jam kerja dan kurangnya kesadaran ABK terhadap aspek aspek keselamatan kerja.
D. Metod Metode e Pe Penul nul isan 1. Metod Metode e Pengump ulan Da Data ta a. Pengalaman Lapang Lapangan an Berdasarkan pengalaman penulis penulis saat bekerja di atas kapal MT. Sulawesi Palm sebagai Mualim I dan Mengadakan diskusi
langsung
dengan
rekan
- rekan
Pasis ANT-1
selama mengikuti mengikuti pendidikan di BP31P Jakarta.
b. Studi Kepustakaa Kepustakaan n 1) Berdasarkan pada sumber - sumber bacaan yang ada kaitannya dengan judul makalah di perpustakaan BP31P dan sumber lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.. kebenarannya 2) Buku-buku referensi tentang
Oil
Tanker
dari
IMO
(International Maritime Organization) c.
Metod Me tod e Anali Anali sis Da Data ta Dalam hal ini penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu data yang ada pada fakta kondisi sebagaimana adanya, kemudian secara kualitatf dianalisis dan diambil kesimpulannya yang ada dipaparkan pada bab berikutnya.
3
BAB II FAKTA DAN PERMASALAHAN
A. Fakt Fakta a
1. Obyek Pe Peneli neli ti an Dalam penulisan makalah ini, penulis melakukan penelitian di atas kapal MT. Sulawesi Palm, Palm , yang dioperasikan oleh PACC Shipmanagement – Singapore, dicharter oleh Pertamina. Kapal yang dibangun pada tahun 2008 ini mempunyai rute pelayaran yang singkat, yaitu Balikpapan dan Bitung. Kapal ini umumnya membawa muatan product oil (Gasoline, Gas Oil dan Kerosene) dan setiap voyage nya membawa muatan sebelumnya.. product oil yang berbeda dari muatan product oil sebelumnya Untuk pengangkutannya, muatan ini memerlukan penanganan yang serius dimulai dari proses memuat di pelabuhan asal I loading port hingga proses pembongkaran di pelabuhan tujuan I discharging port. port. Untuk itu tangki (ruang (ruang muat) muat) harus benar - benar bersih sebelum kegiatan pemuatan dilaksanakan dan juga untuk menghindari terjadinya penolakan pada waktu diperiksa oleh surveyor. 2. Fa Fakta kta Kond isi Dari pengalaman penulis yang berlayar di MT. Sulawesi Palm,
ada
beberapa
kejadian
yang
berhubungan
dengan
keterlambatan kapal dalam menerima muatan yang dikarenakan oleh tangki (ruang muat) yang tidak layak layak.. Adapun kejadiankejadian- kejadian tersebut adalah sebagai sebagai berikut:
4
a. Proses Pe Pencuc ncuc ian Ta Tangki ngki Kurang Se Sempur mpur na Pada awal April 2014, kapal dimana penulis bekerja, membawa
muatan
dengan
Gasoline
tujuan
pelabuhan
bongkar di Bitung. Bitung. Setelah membongkar muatan, muatan, kapal mendapat instruksi (voyage instruction) dari pencharter
agar
melanjutkan pelayaran ke Balikpapan untuk memuat Gas oil tujuan pelabuhan bongkar Bitung. Setelah
selesai
bongkar
muatan
kapal
pelabuhan Balikpapan dan di di dalam perjalanan
menuju
melakukan
cuci tangki (tank cleaning). Crew deck terlibat dalam kegiatan persiapan
pencucian tangki (ruang muat). muat). Penulis sebagai
Mualim I bertanggungjawab dalam kegiatan pencucian tangki (ruang kepada
muat)
ini
Pumpman
dan memberikan perintah secara lisan mengenai
tahap-
tahap
(procedure)
pencucian ruang muat ((cargo cargo tank), tank), dimana saat itu Pump man telah menyatakan bahwa ia paham karena pekerjaan ini man telah memang sudah biasa mereka kerjakan. kerjakan . Setelah ruang
muat
dikeringkan dari gas minyak
(tank) selesai dicuci dan dengan portable
fan, maka
Mualim I memeriksa kondisi tangki (ruang muat) tersebut dan didapati
masih
banyak
sisa-sisa
muatan
sebelumnya,
terutama pada bagian yang terlindung dan tidak terkena semprotan air dari butterworth machine. Akhirnya
pencucian
tangki
(ruang
muat)
dengan
butterwort machine diulang kembali dan hal ini menyebabkan terbuangnya waktu secara sia - sia yang seharusnya dapat digunakan untuk melakukan pekerjaan lainnya.
5
b. Lambatnya
proses
pencucian
tangki
(ruang
muat)
akibat dari kerus aka akan n peralatan kerja Kondisi peralatan yang buruk dan terbatas sering memperlambatt kegiatan pencucian tangki memperlamba
(ruang
muat)
di MT. Sulawesi Palm, padahal peralatan pencucian tangki (ruang muat) sangat mempengaruhi hasil dari pencucian tangki (ruang muat) itu sendiri. Pernah dalam perjalanan menuju pelabuhan Balikpapan dan
sebelum
melakukan
pencucian
tank,
dilakukan
pemeriksaan alat-alat yang akan digunakan untuk pencucian tangki (ruang muat). Pada proses pencucian tangki (ruang muat)
diperlukan 3
(tiga)
buah
butterworth machine
sementara di kapal MT. Sulawesi Palm memiliki memilik i 3 (tiga) buah butterworth machine, sewaktu diperiksa dan dicoba hanya 1 (satu) buah yang dapat bekerja dan yang 2 (dua) lagi macet I tidak dapat berputar, sehingga Bosun harus memperbaikinya dahulu agar dapat digunakan. Untuk pencucian tangki (ruang muat) dengan air laut menggunakan butterworth machine bertekanan 5 (lima) bar, karena adanya kerusakan pada tank cleaning pump maka kecepatan air yang keluar melalui butterworth machine kurang maksimum sehingga dibutuhkan waktu lebih lama untuk mencuci tangki agar menghasilkan cucian tangki yang baik dan pengeringan ruang muat dengan free fan gas machine lebih lama agar gas yang masih di dalam tangki hilang sehingga tangki benar-benar siap memuat Gas oil.
6
c. Kecelakaan Kerja Pada Saat Proses Pencucian Tangki (Ruang Muat) Seorang crew deck mengalami kecelakaan pada saat proses pencucian tangki (ruang muat) akibat terpeleset pada saat pencucian tangki. tangki .
lnstruksi
dari
Mualim
I agar
memakai peralatan safety (keselamatan) pada saat kegiatan tersebut diabaikan. Dan ternyata didapati crew tersebut tidak mengenakan safety helmet sehingga ketika terjatuh di main deck yang licin sehingga kakinya keseleo. Dan hal ini membuat ia tidak bisa ikut melaksanakan proses pencucian tangki (ruang muat) . B. Permasalahan Dari pengamatan yang penulis lakukan selama bekerja di kapal MT. Sulawesi palm, ditemukan permasalahan dalam beberapa kali pelaksanaan proses pencucian tangki (r ( r uang uang muat), maka penulis membagi ke dalam beberapa pokok permasa permasalahan lahan sebagai berikut : 1. Keterampilan Crew Tentang Pembersihan Tangki Masih Kurang Kurangnya
keterampilan
khususnya
crew
tentang
pembersihan tangki yang baik dan benar ditambah lagi dengan peralatan yang terbatas menyebabkan proses awal sebuah kapal tanker dalam melaksanakan operasional atau kegiatan memuat menyangkut persiapan ruang muat (tank cleaning) terlambat. Hal keterampilan crew ini masih terbawa dengan kebiasaan-kebiasaan sebelumnya tentang pembersihan tangki. Mereka menganggap bahwa jika waktu lalu mereka membersihkan tangk i dan diterima oleh terminal, maka hal inilah yang seolah menjadi patokan
7
mereka dan mereka mengikuti cara tersebut untuk kelanjutannya walaupun sebenarnya cara tersebut kurang benar. Persiapan
ini
sangat
penting
dan
harus
benar-benar diperhatikan diperhatikan,, terutama muatan yang berlainan jenis atau muatan yang sensitif atau muatan yang peka terhadap zat lainnya sehingga akan mudah rusak contohnya gas oil. Dalam
melaksanakan
pekerjaan
pembersihan
tangki
muatan, banyak crew kapal yang tidak mengerti prosedur pelaksanaan pembersihan tangki muat, muat , terutama mereka yang baru bekerja di kapal
tanker ,
ataupun
mereka
yang
sudah
lama bekerja tetapi kurang memiliki perhatian dan pengetahuan tentang pekerjaannya. Umumnya perwira di kapal bila sudah dapat informasi muatan berikut dan harus mempersiapkan tangki , maka sesuai kebiasaan ia akan meneruskan order tersebut ke anak buah kapal yaitu
Pumpman
atau
bawahannya
untuk
melaksanakan
pembersihan tangki seperti biasa tanpa memberikan pengarahan atau instruksi sebelum bekerja, bekerja , karena mereka menganggap bawahannya tersebut sudah tahu, sesuai kebiasaan yang pernah dilakukan sebelumnya. Dikarenakan tidak adanya petunjuk atau cara bagaimana membersihkan tangki yang baik dan benar, serta bagaimana pelaksanaannya dengan mempergunakan waktu yang tepat mengingat operasional kapal, terjadilah keterlambatan dalam mempersiapkan tangki muatan. muatan . 2. Kurang optimalnya pelaksanaan prosedur persiapan Tangki Sebelum kapal tanker tiba di pelabuhan tujuan atau terminal untuk keamanan suatu operasi kapal tanker maka informasi mengenai semua sistem di kapal, peralatan kapal, manajemen keamanan dan keadaan darurat kapal mengenai ruang tertutup 8
atau operasi kapal dan hal - hal mengenai bahan berbahaya, sumber daya manusia ataupun jenis kapal harus dikomunikasikan dan terjaga dengan baik antara pihak kapal dengan darat karena semakin baik baik dan jelas informasi mengenai mengenai hal hal tersebut dapat dikomunikasikan maka semakin optimal persiapan Adanya
keterlambatan
khususnya
dalam
persiapan
pencucian tangki muat dapat timbul sebagai salah satunya akibat dari kurangnya koordinasi atau komunikasi baik antara pihak yang bertanggung jawab dari terminal di pelabuhan tujuan dengan pihak kapal maupun antara para awak kapal itu sendiri baik karena kurang memadainya peralatan ataupun kurang terjalin dan terpelihara komunikasi yang baik. 3. Proses pencucian ruang mu at tidak berjalan dengan lancar lancar MT. Sulawesi Palm merupakan kapal tanker yang dilengkapi dengan 4 cargo pump. pump. Kapal ini selalu membawa muatan product oil yang bervariasi (berbeda dari voyage sebelumnya) setiap voyagenya, voyage nya, sehingga setiap voyage kapal ini melaksanakan pencucian
tangki
(ruang
muat) . muat).
Sebelum
melaksanakan
pencucian tangki (ruang muat), biasanya Mualim I mengumpulkan crew deck yang akan melaksanakan pencucian ruang muat (bosun dan para juru penjelasan
mudi),
di
sini
Mualim
I memberikan
mengenai prosedur pencucian tangki (ruang (ruang muat) muat)
yang akan dilaksanakan. Setelah semua crew deck mengerti, maka Mualim I akan berkoordinasi
dengan
Nakhoda
untuk
menentukan
waktu
pelaksanaan proses pencucian tangki (ruang muat) sesuai dengan ketentuan
yang
berlaku . berlaku.
Proses
pencucian
tangki
melalui
beberapa tahap yang harus dilalui agar mencapai hasil pencucian tangki yang baik dan bersih. bersih . Tahap awal yang harus disiapkan adalah alat-alat untuk mencuci tangki dan pengecekan alat9
alatnya sebelum digunakan seperti tank cleaning pump, pump, hose hose,, butterworth machine. Kapal MT. Sulawesi Palm ada 6 tangki port and
starboard
dalam
pencucian
tangki
(ruang
muat)
menggunakan 2 butterworth machine selama 20 menit tiap tangki tapi pada saat pencucian tangki kadang ada masalah yang mengakibatkan terlambatnya proses pencucian tangki seperti tank cleaning pump yang kurang tekanannya sehingga penyemprotan tangki oleh butterworth machine kurang kencang, hose yang digunakan untuk menyambung dari pipa tank cleaning pump ke butterworth machine sudah bocor sehingga air tidak seluruhnya menuju butterworth machine untuk menyemprot tangki, Disamping itu butterworth machine yang digunakan untuk menyemprot tangki ada yang macet, ini kebiasaan
crew deck sehabis
pakai butterworth machine disimpan begitu saja seharusnya sehabis dipakai butterworth machine harus direndam di air tawar untuk menghilangkan air laut yang masih ada dan melekat di lni beberapa faktor yang menyebabkan
butterworth machine. machine. proses
pencucian
tangki
tidak
berjalan
lancar,
sehingga
mengganggu kelancaran operasional kapal, khususnya kegiatan pencucian tangki (ruang muat). muat) . 4. Sering terjadi kecelakaan kerja pada saat kegiatan proses pencucian tangki (rua (ruang ng m uat) Kecelakaan
yang
terjadi
pada
saat
kegiatan
proses
pencucian tangki (ruang muat) disebabkan beberapa faktor diantaranya crew deck yang melaksanakan pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan prosedur kerja tertulis. Prosedur kerja mencakup tata cara melakukan melakukan pekerjaan pekerjaan dan cara menghindari kecelakaan
kerja termasuk penggunaa penggunaan n alat-alat keselamatan.
Namun karena jadwal pelayaran yang padat menyebabkan crew deck bekerja dengan jalan pintas, tanpa memikirkan hasil yang 10
optimal dan keselamatan kerja mereka. Selain itu
faktor
pembagian
kerja
yang
tidak
teratur
menyebabkan crew deck kelelahan sehingga konsentrasi kerja menurun dan kinerja crew deck tidak maksimal sehingga mereka tidak dapat mengantisipasi adanya bahaya kecelakaan kerja seperti terpeleset, jatuh dan bila crew deck tidak menggunakan alat keselamatan maka akan berakibat fatal. Akibat dari kurang memperhatikan keselamatan kerja dalam tugas dari pekerjaan anak buah kapal (bawahan) tersebut dapat mempengaruhi kelancaran jalannya operasi kapal dan dapat mengakibatkan kecelakaan di laut juga dapat mengakibatkan kerugian materi dan korban jiwa dari manusia atau crew deck itu sendiri. Dari identifikasi masalah tersebut di atas maka penulis membahas dua masalah utama yaitu : a. Proses pencucian ruang muat tidak berjalan dengan lancer b. Sering terjadi
kecelakaan kerja
pada saat kegiatan
proses
pencucian tangki (ruang muat)
11
BAB Ill PEMBAHASAN
A. L and asan Teor i Untuk dapat
menganalisis
penyebab
dan
pemecahan
masalah yang dikemukakan pada bab II, maka penulis mengambil dasar teori I pemikiran dari buku-buku publikasi International Maritime Organization (IMO) sebagai berikut: 1. The STCW 1995 1995 Amandemen Amandementt Pelatihan di atas kapal harus berkaitan dengan prinsip prinsip yang terkait dengan penerapan pengoperasian kapal. Pelatihan dapat diselenggarakan di kapal oleh orang yang memenuhi syarat dan pengalaman dalam hal ini biasanya di dilakukan oleh DPA (Designated Person Ashore). Ashore). 2. IMO Publication, International Safety Guide for Oil Tankers and terminals, Fifth Edition 1998, Chapter 9 a. Testing of tank cleaning hoses Semua selang yang dipergunakan untuk pencucian tangki (ruang muat) harus diperiksa electrical continuitynya dalam kondisi kering sebelum dipergunakan dan resistancenya tidak melebihi 6 ohm per meter panjangnya. b. Portable tank washing machines and hoses Penutup terluar dari mesin pencuci tangki (ruang muat) harus
terbuat
dari
material
yang
apabila
bersentuhan
dengan dinding tangki (ruang muat) tidak akan menimbulkan percikan api. Dan semua bonding wire harus terhubung dari
12
mesin pencuci tangki ke semua selang - selang air hingga ke pipa - pipa air pengalir. Dan mesin pencuci tangki harus digantung dengan bantuan tali - tali pengikat, tidak hanya tergantung dengan selangnya saja. c.
Removal of sludge, scale and sediment Sebelum pembuangan sludge. scale dan sediment dengan cara memasuki tangki (ruang muat) maka atmosfir dalam tangki (ruang muat) harus aman untuk dimasuki dan entry dibuatkan.. permit dibuatkan
3. Tanker Operations, a Handbook for the Person In Charge (PIC), Fourth Edition.
Sistem pencucian tangki (ruang muat) muatan terdiri dari: sea chest, tank cleaning pump, heater dan pipa - pipa pengalir di atas dek. dek . Pelaksanaan pencucian ruang muat yang baik yaitu melalui mesin pencuci permanen yang dialiri air dari hydrant dan selang pencuci tangki yang fleksibel. Mesin pencuci tangki mempunyai mata bor yang memancarkan air dengan tekanan tinggi, membersihkan
dinding-dinding
tangki
(ruang
muat)
secara
langsung berupa pancaran pancaran dan memercikkanny memercikkannya a kembali. kembali. Mesin ini pada umumnya digerakkan oleh air pencuci yang mengalir di dalamnya dan dapat berputar baik secara tegak
dan
melintang
hingga menutupi keseluruhan permukaan tangki (ruang muat) untuk mencapai pencucian secara efektif . Lama pencucian mesin ini tergantung dari faktor : a) Pengalaman. b) Ukuran tangki (ruang muat) dan konfigurasi dalamnya c) Waktu yang yang lewat sejak operasi pencuci yang terakhir.
13
d) Jenis muatan yang diangkut sebelumnya. e) Jenis tangki (ruang muat) apakah coated atau mild steel. f)
Air pencucian, apakah panas atau dingin dingin..
g) Pembilasan atau pencucian penuh penuh.. 4. Code
of
Safe
Working
Practices
for
Merchant
Seamen,
Consolidated Edition 2010 Setiap ABK mempunyai tanggung jawab atas keselamatan kerja di atas kapal. Perusahan pelayaran bertanggung jawab untuk memastikan keselamatan kapalnya dan keselamatan ABK benar-benar diterapkan di atas kapal. Di dalam melaksanakan suatu pekerjaan, perwira yang ditunjuk di atas kapal sebagai Safety Officer harus melakukan inspeksi terhadap lingkungan pekerjaan yang akan dilakukan, apakah daerah pekerjaannya aman, apakah ada tersedia penerangan, daerah kerjanya bebas dari sampah dan barang-barang yang dapat terbakar, peranginan yang cukup, crew crew kapal yang akan bekerja nanti terlindung dari kebisingan, apakah ada peralatan kerja lain yang tidak dibutuhkan tergeletak di lingkungan tersebut. Setelah memastikan bahwa lingkungan kerja yang akan dilakukan nanti aman, maka ia mengeluarkan ijin bekerja terhadap ABK yang mana didalam pekerjaannya nanti harus memenuhi prosedur yang berlaku sesuai dengan peraturan dari perusahan seperti: a) ABK harus memakai Personal Protective Equipment didalam bekerja. b) Tanda keselamatan dipasang di sekitar lingkungan kerja. c) Alat-alat kerja mekanik mekanik dijaga bila diperlukan. diperlukan. d) Mengikuti urutan-urutan pekerjaan sesuai yang telah disepakati antar ABK.
14
B. An Anali ali si s Pen yeb yebab ab Masal M asalah ah Dari permasalahan - permasalahan yang telah terjadi di atas, maka penulis membuat analisis - analisis penyebab sebagai berikut :
1. Proses pencuci an ruang muat tid ak berjalan dengan lancer Penyebabnya adalah : a. Kurangn ya pengetahuan ABK dalam pro ses pencuci an tangki Sumber daya manusia yang perlu dibenahi dan ini menjadi tanggung jawab perusahaan yang telah mengirim crew kapal tanpa proses seleksi yang ketat. Kenyataan yang ada sesuai pengamatan penulls, jika diadakan pelatihan terhadap anak buah kapal tentang penanganan muatan dan pelatihan lainnya sering kali mereka merasa bosan. Jika diberikan penjelasan tentang sesuatu yang berhubungan dengan tugas tanggung jawabnya dalam pekerjaan kurang memperhatikan dan tidak tanggap terhadap apa yang dibicarakan. Oleh karena itu penulis berpendapat bahwa sumber daya manusia sebagian crew yang ada di atas kapal tanker MT. MT. Sulawesi Palm dibawah standar atau sub-standar. Ini
disebabkan
karena
kurangnya
pengetahuan
dan
keterampilan kerja di kapal tanker. Kita menyadari bahwa dewasa ini tenaga kerja banyak tersedia, tapi tenaga kerja yang betul-betul memenuhi persyaratan dan profesional untuk dipekerjakan di kapal tanker pengangkut minyak sulit didapat. Untuk memenuhi kelengkapan crew kapal, maka perusahaan menerima dan
15
memutasikan tenaga kerja yang ada meskipun belum berpengalaman dan keterampilan di kapal tanker. b. Minimnya peralatan untuk pencucian tangki (ruang muat) Seperti yang penulis alami di atas kapal MT. Sulawesi Palm, pernah terjadi masalah yang disebabkan oleh sarana peralatan untuk perlengkapan pencucian tangki (ruang muat) yang tidak berfungsi dengan baik dan kurang memadai, seperti: 1) Selang pencucian tangki atau tank cleaning hose banyak rusak Karena sering menggunakan media air laut, maka kondisi selang sering bocor sebagian. Sehingga air laut yang dialirkan melalui selang ini tak dapat dialirkan secara total, dan tentunya pasti akan kurang memaksimalkan hasil yang dicapai dalam proses pencucian tangki (ruang muat).
2) Mesin pencuci tangki portable (butterworth machine) Kondisi
mesin
pencuci
tangki
portable
(butterworth
machine) yang sudah lama I tua menyebabkan sering terjadi kemacetan dan daya putar I semprot kurang maksimal. Ditambah lagi dengan terbatasnya jumlah mesin pencuci tangki portable (butterworth machine) mengakibatkan keterlambatan dalam proses pencucian tangki (ruang muat). muat).
2. Terjadinya kecelakaan pada saat kegiatan proses pencucian tangki (ruang muat) Penyebabnya adalah :
16
a. Tidak Adanya Pembagian Jam Kerj a Pada waktu melaksanakan pencucian tangki (ruang muat) harus dilakukan pembagian jam kerja karena waktu proses pencucian tangki (ruang muat) yang memakan waktu lama. Pembagian jam kerja yang tidak dilakukan dengan baik akan mengakibatkan crew deck yang melakukan pencucian tangki (ruang muat) kelelahan. kelelahan . Crew deck yang sudah kelelahan saat bekerja dalam kegiatan pencucian tangki (ruang muat) sering sekali tidak bisa berkosentrasi penuh dan pekerjaan yang dilakukan tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya, sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja dan tentunya akan berpengaruh pada penundaan waktu . Berhubung dengan butterworth machine yang digunakan untuk mencuci tangki cuma 1 (satu) dan agar konsentrasi crew deck dalam mencuci tanki fokus pada mencuci tangki dan tidak kelelahan, kelelahan , salah satu crew deck untuk istirahat dan bergantian dengan crew deck yang lain agar dapat istirahat yang cukup dan tidak kelelahan dalam bekerja mencuci tangki.. Setiap proses discharging selesai dilaksanakan maka tangki crew deck harus menyiapkan alat - alat pencuci tangki (ruang muat). b. Kurangnya kesadaran ABK akan pentingnya keselamatan kerja Keselamatan kerja merupakan prioritas utama bagi seorang pelaut professional saat bekerja di atas kapal. Dalam proses pencucian tangki (ruang muat), faktor keselamatan adalah faktor yang sangat penting sekali diperhatikan oleh semua crew deck yang melaksanakan pencucian tangki (ruang muat).
17
Namun kondisi di lapangan, hal tersebut di atas sering sekali diabaikan oleh crew deck. lni jelas sekali terlihat pada saat proses pencucian tangki (ruang muat) berlangsung, masih ada saja crew deck yang tidak menggunakan helmet keselamatan (helm), sarung tangan (hand gloves) ataupun kaca mata (goggles).
C. An Anali ali sa Pemecah Pem ecahan an Masal M asalah ah 1. Proses pencuci an ruang muat tid ak berjalan dengan lancar Pemecahannya Pemecahanny a adalah : a. Mengadakan Training [Latihan] Bagi ABK Diadakannya pengarahan dan latihan serta dibantu dengan pemberian buku panduan kepada crew deck harus diselenggarakan secara berkesinambungan agar apa yang diharapkan dapat tercapai dan bila terdapat kekurangan kekurangan maka dapat dipantau dan diambil tindakan selanjutnya.
Dengan
diberikannya
pengetahuan
dan
penerangan dari informasi tentang sistematika kerja crew deck yang melaksanakan kegiatan pencucian tangki (ruang muat), diharapkan crew deck dapat t ugasnya. deck dapat bekerja dan mengerti tugasnya. Dalam hal pemberian penerangan atau informasi tentang sistematika kerja dapat dilakukan dengan cara: 1) Ce Ceramah ramah atau disku si Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi crew kapal, khususnya crew deck deck dalam pelaksanaan pencucian tangki (ruang muat) sangat penting dilakukan. Salah satu kegiatan yang harus diselenggarakan adalah
18
dengan menyampaikan dalam bentuk ceramah atau diskusi. Di dalam ceramah kita dapat memberikan pengertian yang terfokus pada masalah kerja, keselamatan kerja dan efek samping atas resiko kerja. Dalam diskusi ceramah, seorang
moderator
harus
pandai
berbicara
dalam
penyampaian informasi dan dilakukan oleh seorang perwira yang berpengalaman. Biasanya ceramah I diskusi di kapal sangat jarang dilaksanakan mungkin karena waktu yang sempit, tetapi bila dilaksanakan biasanya pada jam istirahat atau jadwal yang khusus yang telah dibuat. Atau bila perlu diadakan meeting setiap . minggu. Cara lain yang mungkin saja adalah ceramah I diskusi dan training yang dibuat oleh perusahaan sebelum crew naik ke kapal. 2) Melalui film dan poster- poster Film dan poster adalah salah satu media informasi yang baik (media elektronik) dan umumnya mudah dimengerti oleh crew kapal. lnformasi yang diperoleh bisa berupa cara - cara kerja yang difilmkan melalui video atau slide.
Karena
melalui
media
film
juga
dapat
memperlihatkan I menunjukkan suatu operasional kerja dan resikonya serta bagaimana cara pencegahannya. Mengenai Nakhoda
waktu atau
pelaksanaanya
Mualim
I.
dapat
Demikian
diatur
juga
oleh
mengenai
perhatian - perhatian khusus akan kecelakaan kerja dapat ditempel di dinding atau tempat - tempat tertentu yang mudah dilihat oleh crew kapal.
19
3) Ad Adan anya ya buk b uk u pan du an d an l ati han yan yang g t erp adu Umumnya pada setiap kapal sudah ada buku panduan kerja dan keselamatan keselamatan kapal. Bila buku - buku buku tersebut diperbanyak dan dibagikan kepada seluruh crew kapal (dijadikan inventaris crew) maka diharapkan crew kapal dapat mengerti akan prosedur kerja serta ada kesamaan I kekompakan dalam bekerja karena mereka dapat dari satu sumber yang sama. sama . Setelah semua memilikinya, tinggal mengadakan latihan. latihan . Latihan harus diadakan secara terpadu dan berkesinambungan, yaitu dikerjakan oleh semua crew deck yang melaksanakan proses pencucian tangki (ruang muat) secara intensif baik penggunaan alat - alat maupun pengoperasiannya. b. Me Melengkapi lengkapi perala peralatan tan p encucian Perusahaan perlu melengkapi peralatan pencucian dengan
lengkap,
karena
kurangnya
peralatan
dapat
mengakibatkan terhambatnya proses pencucian tangki (ruang muat). Dimana waktu yang seharusnya dapat dilaksanakan dengan cepat tetapi menjadi lebih lambat kar ka r ena ena keterbatasan peralatan yang ada. Satu contoh yang nyata pada kegiatan pencucian tangki yang dilaksanakan hanya dengan menggunakan 1 unit mesin pencuci tangki (butterworth machine). Memang kegiatan pencucian tangki (ruang muat) dapat terlaksana tetapi dalam pelaksanaannya akan memakan waktu yang lebih lama. Dimana dalam pelaksanaan pencucian ruang muat dibutuhkan paling sedikitnya 4 (empat) jam penyemprotan. lni juga belum menghasilkan hasil pencucian yang optimal tetapi sudah mencukupi untuk suatu pencucian tangki. tangki . Belum lagi
20
apabiila pencucian untuk ke semua tangki muatan (dua belas apab tangki muatan) maka akan begitu lama memakan waktu untuk proses pencucian . Apabila kapal memiliki 3 (tiga) unit mesin pencuci tangki unit untuk cadangan (butterworth machine), dimana 1 (satu) uni maka kegiatan pencucian dapat lebih cepat diselesaikan dan hasilnya juga akan lebih optimal karena waktu pelaksanaan pencucian
yang
cukup . cukup.
pencucian
sangat
Jadi,
kelengkapan
peralatan
mendukung
keberhasilan
kegiatan
pencucian dan hasil yang optimal. Selain itu menyediakan pengadaan instalasi mesin pencuci tangki (butterworth machine) yang permanen. Dengan adanya instalasi mesin pencuci tangki (butterworth machine) yang permanen maka pr pr oses oses pencucian tangki (ruang muat) akan lebih cepat terselesaikan dan kegiatan penyemprotan akan lebih sempurna. sempurna . Sehingga hasil pencucian tangki (ruang muat) akan menjadi lebih optimal. Pengadaan instalasi mesin pencuci tangki (butterworth machine) ini sangat mendukung pelaksanaan pencucian tangki (ruang muat). Penggunaan instalasi mesin pencuci tangki (butterworth machine) dalam pembersihan tangki tangki ruang muat adalah untuk membersihkan si s isa - sisa muatan
yang
sebelumnya
setelah
proses
bongkar
(discharging) selesai. Dengan instalasi mesin pencuci tangki (butterworth machine) ini
maka
proses
pencucian
dan
penyemprotan akan lebih mudah dalam mengangkat sisa sisa endapan dari sekat dan dasar tangki (ruang muat), karena pemyemprotan lebih teratur dan merata secara terus menerus.. Hasilnya tangki (ruang muat) bagian dalam mulai menerus dari atas hingga dasar tangki akan lebih bersih.
21
2. Te Terjadin rjadin ya kecela kecelakaan kaan pada saa saatt kegiatan pro ses pencuci an tangki (ruang muat) Pemecahannya Pemecahanny a adalah :
a. Me Melaksanaka laksanakan n
pro sedur-pro sedur
pencuci an
tangki
(ruang mu at) dengan baik dan benar Semua mempunyai
kegiatan proseour
pencucian sebagai
tangki
acuan
(ruang
untuk
muat)
menunjang
keberhasilannya. keberhasilanny a. Prosedur ini meliputi segala macam kegiatan yang berkaitan dengan pencucian tangki (ruang muat): 1) Pe Pembagian mbagian jam kerja bagi semua crew deck selama kegiatan pencucian tangki (ruang muat) berlangsung Kegiatan
pencucian
tangki
(ruang
muat)
dilaksanakan selama 22- 24 jam, sehingga harus selalu ada crew deck yang bekerja selama jangka waktu tersebut. Untuk menghindari terjadinya kelelahan pada crew deck diperlukan pembagian jam kerja yang merata. Di
kapal
MT.
Sulawesi
palm.
Crew
deck
yang
melaksanakan pencucian tangki (ruang muat) dibagi menjadi 2 (dua) kelompok kerja yang masing - masing akan mendapatkan 12 (dua belas) jam kerja. Kelompok pertama akan bekerja selama 6 (enam) jam pertama dan 6 (enam) jam ketiga, sedangkan kelompok kedua akan bekerja selama 6 (enam) jam kedua dan keempat maka kelompok yang satu untuk istirahat agar agar mendapat mendapat istirahat yang cukup dan tidak kelelahan jadi crew deck fokus dalam mencuci tangki (ruang muat). Dengan pengaturan jam kerja demikian maka tidak
22
ada kru dek yang mengalami kelelahan karena setelah bekerja selama 6 (enam) jam akan akan mendapatkan waktu istirahat yang cukup dan siap bekerja lagi.
2) Mene Menentu ntu kan waktu yang dib utuhk an bagi tiap - tiap tangki (ru ang muat) yang yang akan dicuci
Dalam menentukan waktu bagi tiap - tiap tangki (ruang muat) yang akan dicuci perlu diingat bahwa tidak ada waktu yang tepat untuk kegiatan pencucian tangki (ruang muat) yang dapat disarankan. Hal ini sepenuhnya tergantung pada jenis muatan yang akan dibersihkan. dibersihkan . Ukuran daripada tangki (ruang muat) bukan sesuatu yang menentukan lamanya waktu bagi tiap - tiap tahapan pencucian tangki pada banyak kasus. Tangki - tangki yang lebih kecil biasanya terdapat banyak penghalang penghalang seperti penguat- penguat melintang, penguatpenguat membujur yang tentu akan mempersulit proses pencucian. Dengan memperhatikan hal di atas maka untuk menentukan berapa lama sebuah tangki (ruang muat) harus dicuci selain dengan memperhitungkan besarnya ukuran tangki (ruang muat), banyaknya penghalang di dalam tangki dan posisi lubang - lubang untuk meletakkan butterworth machine, karakteristik muatan yang telah dibongkar
dan
muatan
yang
akan
dimuat
harus
diperhitungkan.
23
3) Tahapan-tahapan
dalam
pelaks anaa anaan n
pencu ci cian an
tangki (ruang muat) Sebelum dimulainya kegiatan pencucian tangki (ruang muat) maka Mualim I memberi pengarahan kepada Bosun dan semua crew deck yang ikut dalam kegiatan pencucian
tangki
(ruang
muat)
mengenai
prosedur
pencucian tangki (ruang muat) yang akan dilaksanakan serta keselamatan kerja yang harus diperhatikan. Adapun tahapan-tahapan pencucian tangki (ruang muat) harus direncanakan dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
sesuai
dengan
panduan
dari
Tank
Cleaning Guide, agar hasil dari pencucian tangki (ruang muat) akan sesuai dengan yang diinginkan. Tahapan-tahapan Tahapan-tahap an pencucian tangki
(ruang
muat)
untuk kapal product tanker dapat digolongkan sebagai berikut :
a) Pe Pencuc ncuc ian ruang muat Pelaksanaan pencucian pada tangki (ruang muat)
menggunakan
mesin
pencuci
tangki
(butterworth machine) dengan media air laut atau air tawar . Pada saat pencucian berlangsung mesin pencuci
tangki
(butterworth
machine)
harus
ditempatkan pada posisi bagian atas, bagian tengah dan bagian dasar tangki (ruang muat) dengan jumlah mesin pencuci tangki (butterworth machine) yang memadai. Hal ini dilakukan agar seluruh bagian dalam tangki (ruang muat) dapat terjangkau oleh semprotan air bertekanan tinggi yang dikeluarkan dari nozzle24
tangki . nozzle mesin pencuci tangki. Dalam pelaksanaan pencucian
tangki (ruang
muat) utama maka air pencuci tangki di dalam jalur pipa pencucian tangki disemprotkan dengan tekanan tinggi ke dalam tangki (ruang muat) yang akan dicuci oleh mesin pencuci tangki (butterworth machine). Air yang digunakan dalam pencucian tangki utama ini bisa air air panas atau air air dingin selama ± 20 menit agar agar bercampur dengan sisa - sisa muatan yang ada. Sisa- sisa air cucian di dalam tangki (ruang muat) kemudian dihisap dengan mengguna menggunakan kan pompa muatan dan dikumpulkan ke dalam tangki
slop
ataupun dapat langsung dibuang ke laut melalui melalui pipa pembuangan pembuanga n di bawah air. Selama pencucian dilaksanakan maka dasar tangki (ruang muat) harus dijaga jangan sampai air kotor hasil cucian banyak terakumulasi di dalam ta ngki (ruang muat) dengan cara menghisap sisa - sisa air pencuci secara terus - menerus dan juga dengan mengontrol putaran pompa. pompa .
b) Pembilasan Setelah pencucian tangki (ruang muat) selesai maka
tangki
(ruang
muat)
harus
dikontrol
lagi
mengenai kebersihannya, terutama pada bagian belakang gading - gading kapal, bagian belakang maupun bagian bawah pipa - pipa muat dan bagian sudut-sudut ruang kapal yang kemungkinan tidak terjangkau oleh semprotan mesin pencuci tangki (butterworth machine) bila kondisi tangki (ruang muat)
25
sudah bersih dan tidak ada sisa - sisa kotoran muatan maka dilanjutkan pembilasan tangki (ruang muat) dengan menggunakan semprotan air laut, sehingga tidak ada lagi sisa - sisa muatan di dalam tangki (ruang muat). muat). c) Pe Penyempro nyempro tan air tawar Setelah pembilasan selesai dan di dalam tangki (ruang muat) sudah tidak ditemukan lagi sisa - sisa air kotor maupun detergent hasil pencucian tangki (ruang muat) dengan menyemprotkan air tawar keseluruh ruangan tangki (ruang muat) secara merata. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan sisa - sisa garam dari air laut yang menempel pada dinding dan dasar lantai tangki (ruang muat) hingga airnya dipompa keluar hingga bersih
dan
kering
sebelum
dilakukan
pembersihan tahap berikutnya. berikutnya .
d) Pe Perangin rangin an dan pengering an tangki (ruang (ruang muat) Peranginan tangki (ruang muat) merupakan tahap akhir dari semua tahapan - tahapan pencucian tangki (ruang muat). Setelah tangki (ruang muat) cukup dingin maka kadar oksigen di dalam tangki (ruang muat) dicek dengan oxygen meter. Demikian juga halnya kadar gas- gas berbahaya dicek dengan combustible
gas
detector. Apabila
semua
hasil
pengecekan baik dan aman bagi kru kapal yang akan masuk ke dalam tangki (ruang (ruang muat) maka kegiatan pengeringan tangki (ruang muat) dapat dilaksanakan. dilaksanakan . Pekerjaan ini berupa pengangkatan sisa - sisa 26
air yang tidak dapat dihisap oleh pampa muatan dan dilanjutkan dengan pengelapan bagian - bagian tangki (ruang muat) yang basah dengan menggunakan majun sehingga menjadi kering dan bersih. bersih . Setelah semua tahap - tahap dilaksanakan, maka Mualim I sebagai yang
bertanggungjawab pada kegiatan ini
akan memeriksa keadaan tangki (ruang muat) apakah sudah layak untuk disurvey atau belum. b. Pentingnya keselamatan kerja bagi crew deck dalam proses pencucian tangki (ruang muat) Keselamatan kerja adalah hal yang sangat penting dan harus diperhatikan oleh crew kapal, terutama pada saat pelaksanaan proses pencucian tangki (ruang muat) . Dimana keselamatan kerja tidak hanya menyangkut pada proses dan hasil dari pekerjaan tetapi juga yang lebih penting adalah menyangkut jiwa individu yang melaksanakan kerja. Seperti kita
ketahui
bahwa
bekerja
di
kapal
tanker
sangat
mengutamakan unsur keselamatan. keselamatan . Kelalaian dalam bekerja kerap sekali menimbulkan kecelakaan kerja . Dari hasil penyelidikan ternyata faktor manusia dalam menimbulkan kesalahan
I
kecelakaan sangat dominan.
Menurut data statistik dari tahun ke tahun bahwa 80 - 85% kecelakaan disebabkan oleh kesalahan manusia, sehingga ada suatu pendapat bahwa akhirnya langsung atau tidak langsung semua adalah karena faktor manusia. (Kajian Analisis Trend Kecelakaan Transportasi Laut tahun 2003 2008).. Kecelakaan kerja terjadi tanpa disangka dan terjadi 2008) dalam sekejap mata. Dalam setiap kejadian, empat faktor bergerak dalam satu kesatuan rantai, yaitu: faktor lingkungan, faktor bahaya, faktor peralatan dan perlengkapan dan faktor 27
manusia. Kesatuan rantai, yaitu : faktor lingkungan, faktor bahaya, faktor peralatan dan perlengkapan dan faktor manusia. Ada beberapa konsep yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran kru akan keselamatan kerja sebagai berikut:
1) Education
(Pemberian
bekal
pengetahuan
dan
keselamatan kese lamatan kerja)
Crew deck yang bekerja atau melaksanakan proses pencucian tangki (ruang muat) dituntut untuk dapat menyiapkan tangki (ruang muat) yang layak sehingga dapat memuat muatan tepat waktu. Di kapal MT. Sulawesi Palm terdapat crew deck yang masih muda - muda dimana mereka minim sekali pengalaman dalam bekerja dan
pengetahuan
akan
keselamatan,
sehingga
keselamatan mereka akan terancam dalam bekerja apabila tidak ada penanganan yang serius dari sekarang. Untuk itu diperlukan pelatihan dan bekal pengetahuan tentang lingkup pekerjaan dan resiko dari pekerjaan terutama
mengenai
pentingnya keselamatan
kerja
secara berjenjang dan berkesinambungan berkesinambungan.. 2) Enforcement (P (Pemberian emberian sanksi I teguran) Adanya crew yang sudah benar - benar mengetahui dengan jelas cara kerja, peraturan - peraturan, bahaya bahaya akan keselamatan atau kerja serta mampu melakukannya tetapi kemauan yang tidak ada dimana akhirnya orang tersebut akan melakukan kesalahan atau mengakibatkan Sulawesi
Palm
kecelakaan. Hal ini terjadi di kapal MT. dimana
seorang
crew
mengalami 28
kecelakaan pada saat pencucian tangki (ruang muat), crew
deck
tersebut
sudah
mengerti
pentingnya
penggunaan alat - alat keselamatan I pelindung pada pekerjaan pencucian tangki (ruang (ruang muat) tetapi ia tidak memakainya dan akhirnya ia mengalami kecelakaan. Untuk itu, enforcement (teguran I sanksi) merupakan salah satu cara untuk memberikan kesadaran, sehingga untuk kedepannya hal tersebut tidak terulang kembali. Sanksi I teguran ini juga
harus dilaksanakan secara
tegas bagi semua crew kapal yang melanggar; terutama crew deck pada saat melakukan kegiatan pencucian ruang muat yang benar - benar beresiko b eresiko tinggi.
29
BAB IV PENUTUP
A. Kes Kesim im pu l an Berdasarkan penjelasan yang telah penulis uraikan pada babbab sebelumnya, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Tingkat pengetahuan dan keterampikan crew deck tentang tata cara pencucian tangki (ruang muat) minim. 2. Perawatan alat-alt cuci tangki seperti butterworth machine tidak dijalankan secara berkesinambungan berkesinambungan.. 3. Konsentrasi yang
kurang
dalam
bekerja
dan
kelelahan
mengakibatkan kecelakaan kerja pada saat pencucian tangki (ruang muat). muat). 4. Kesadaran crew kapal akan pentingnya keselamatan kerja dalam pencucian tangki muatan. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Sebaiknya perusahaan mengadakan training I latihan di atas kapal, khususnya dalam penanganan pencucian tangki (ruang muat) agar crew deck yang melaksanakan pekerjaan pencucian tangki mengerti akan tugas dan tanggung jawabnya sehingga proses
pencucian
tangki
(ruang
muat)
tidak
mengalami
keterlambatan dan mengurangi resiko kecelakaan kerja di atas kapal.
30
2. Hendaknya ABK Memeriksa alat-alat untuk mencuci tangki secara berkesinambungan dan pemeliharaan alat-alat untuk mencuci tangki
setelah
digunakan
untuk
pencucian
tangki
seperti
butterworth machine di rendam di air tawar sehingga alat-alat selalu siap digunakan untuk
menunjang kelancaran
proses .
pencucian tangki (ruang muat). 3. Hendaknya Crew deck deck memanfaatkan waktu untuk beristirahat yang cukup sesuai
aturan
(rest
hours)
yang
telah
dibuat
untuk menghindari kelelahan kerja. 4. Sebaiknya
Perwira
terhadap crew deck
memberikan baik
di
pendidikan
dan
kapal ataupun di
pelatihan
darat dalam
rangka meningkatkan kesadaran crew kapal tentang pentingnya keselamatan kerja melalui penggunaan alat-alat keselamatan khususnya dalam penangana penanganan n tank cleaning (pencucian tangki I ruang muat). muat).
31
DAFTAR PUSTAKA
Code of Safe Working Practices for Merchant Seamen , Consolidated Edition, 2010
________(1983), ________(1983),
Konvensi
lnternasional
tentang
Pencegahan
Pencemaran dari Kapal.
Sutiyar, (2010), (2010), Kamus lstilah Pelayaran & Perkapalan, Perkapalan, Pustaka Beta. Beta.
________ (1996), (1996),
International
Association
of
Ports
and
Harbors,
International Safety Guide for Oil Tankers & Terminals, Fourth
Edition, Edition,
Companies
International
International
Chamber
Marine
of
Forum, Forum,
Shipping,
Oil
International
Association of Perth and and Harbors, London, England. England.
International Maritime Organization (IMO), "STCW "STCW Convention and STCW Code Including 2010 Manila Amendments" Amendments " Third Consolidated edition 2011, IMO Publication, London.
Huber, Mark (2001), Tanker Operations a Handbook For The Person in Charge
(PIC)
Tankers
Edition,
Cornell
Maritime
Press,
Coentrevile, Maryland, United Stated of America. America.
Marton, G.S, (1992), Tanker Operations
A. Handbook
for The Ships
Officer, Cornell Maritime Press, Centreville Maryland, United Stated of America. America.
Me.. Guire, (1987), Me (1987), The Centre for Advance Studies,
Hazardus Cargo
Handling Unit, Inert Gas and Crude Oil Washing System, F.lnst, Pet. London, England. England.
32
33