FISIOLOGI KULIT Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis yang termasuk jenis mekanoreseptor. Mekanoreseptor Mekanoreseptor berarti mengenali kompresi mekanis atau peregangan pada reseptor atau jaringan yang terletak berdekatan dengan reseptor. Ujung-ujung Ujung-ujung saraf tersebut dibagi menjadi 2 yakni: Tak berkapsul:
Korpuskulum Merkel Ranvier: rangsang sentuh atau raba dan tekanan ,
o
terletak di epidermis Berkapsul: o
Korpuskulum Vater Vater Paccini: rangsang getaran dan tekanan, tekanan, terletak di epidermis dan subkutis.
o
Korpuskulum Meissner: rangsang sentuh atau raba dan diskriminasi 2 titik yang berdekatan, terletak di papilla der mis
o
Korpuskulm Ruffini: rangsang suhu panas, sentuh atau raba, dan tekanan, terletak pada dermis dan subkutis
o
Korpuskulum Krause: rangsang suhu dingin,sentuh atau raba, dan tekanan, terltak pada dermis
Fungsi pengaturan hormon
Pengaturan Fungsi Melanin Perilaku melanosit kulit sangat dipengaruhi oleh sinyal dari keratinosit disekitarnya serta sinyal autokrin dan lingkungan. Sintesis dan sekresi dari faktor yang berasal dari keratinosit ditingkatkan oleh irradiasi UV, tetapi ini juga menjadi bukti bahwa UV dapat menstimulasi pembentukan melanin. melanin. Adapun stimulator stimulator melanogenic antara lain: y
propiomelanocortin propiomelanocortin : telah diketahui dengan baik bahwa MSh dan AC TH merupakan stimulator yang poten terhadap melanin. Pada rodentia MS H menstimulasi pembentukan melanin, melanin, dan lebih cenderung kea arah eumelanin dibandingkan dibandingkan pheomelanin, tetapi pemberian MS H secara sistemik apda manusia menyebabkan terjadinya peningkatan pigmentasi kulit pada manusia terutama di daerah-daerah yang terpapar cahaya. Disamping itu MS H juga diketahui mampu memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan oleh UV pada melanosit.
y
Endothelin:
endothelin bekerja pada melanosit dewasa, menstimulasi timbulnya
melanogenesis dengan jalan mengaktifasi tyrosinase dan
TRP-1. Endothelin
juga
berperan dalam pembelahan melanosit dan meningkatkan pembentukan dendrit y
Mediator inflamasi: diketahui bahwa Leukotrien dan prostaglandin juga memberikan efek pada melanin. Kadar PG dan leukotrien meningkat pada orang dengan kulit terbakar serta pada berbagai macam penyakit inflamasi kulit. Prostaglandin memiliki efek untuk meningkatkan pembentukan dendrit melanosit dan juga stimulasi tyrosinase. Sementara leukotrien hanya meningkatkan sintesa melanin dan proliferasi melanin.
Inhibitor melanogenic Salah satu i=molekul innhibitor melanogenik yang telah diketahui adalah sphingomielin. Sphingomielin berperan sebagai transducer sinyal. Sphingomielin diketahui menurunkan melanogenesis dan menurunkan jumlah reseptor tyrosinase dalam melanosit.
Faal kulit sebagai thermoegulator
Kulit mengatur suhu tubuh melalui dilatasi dan konstruksi pembuluh kapiler serta melalui
respirasi yang keduanya dipengaruhi
saraf otonom.
Tubuh
yang sehat
memiliki suhu tetap kira-kira 98,6 derajat Farenheit atau sekitar 36,5 0C. Ketika terjadi perubahan pada suhu luar, darah dan kelenjar keringat kulit mengadakan penyesuaian seperlunya dalam fungsinya masing-masing. Pengatur panas adalah salah satu fungsi kulit sebagai organ antara tubuh dan lingkungan. Panas akan hilang dengan penguapan keringat. Pengaturan suhu pada kulit diperankan oleh lapisan lemak subkutan sebagai isolator untuk mengurangi pergerakan suhu panas ke dalam/luar tubuh, kelenjar ekrin untuk sekresi keringat dan evaporasi. Kulit
melakukan
peranan
ini
dengan
cara
mengeluarkan
keringat
danmengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapatkan nutrisi yang cukup baik.
Tonus
vascular dipengaruhi oleh saraf simpatis(asetilkolin). Pada bayi biasanya dinding pembuluh darah belum terbentuk sempurna, sehingga terjadi ekstravasasi cairan, karena itu kulit bayi tampak lebih edematosa karena lebih banyak mengandung air dan Na.
Faal kulit sebagai penyimpan lemak
Pada lapisan subkutis, terdapat jaringan ikat longgar berisi sel sel lemak di dalamnya. Sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan inti terdesak ke sitoplasma lemak yang bertambah. Sel sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel lemak disebut sebagai panikulus adiposa, berfungsi sebagai cadangan makanan. Cadangan lemak dapat dibakar sehingga menghasilkan panas dan energy untuk mengatasi udara dingin.
Tebal
tipisnya jaringan lemak tidak sama bergantung
lokasinya. Di abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm, di daerah kelopak mata dan penis sangat sedikit. Jaringan lemak ini juga berfungsi sebagai bantalan.
Fungsi ekskresi
Kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia (Wastitaatmadja, 2007). Kulit berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat: (Sloane, 2003)
1. Kelenjar Sebasea
Kelenjar sebasea merupakan kelenjar yang melekat pada folikel rambut dan melepaskan lipid yang dikenal sebagai sebum menuju lumen. Sebum dikeluarkan ketika muskulus arektor pili berkontraksi menekan kelenjar sebasea sehingga sebum dikeluarkan ke folikel rambut lalu ke permukaan kulit. Sebum tersebut merupakan campuran dari trigliserida, kolesterol, protein, dan elektrolig. Sebum berfungsi menghambat pertumbuhan bakteri,
melumasi
dan
memproteksi
keratin.
2.Kelenjar keringat Walaupun stratum korneum kedap air, namun sekitar 400 mL air dapat keluar dengan cara menguap melalui kelenjar keringat tiap hari. Seorang yang bekerja dalam ruangan mengekskresikan 200 mL keringat tambahan, dan bagi orang yang aktif jumlahnya lebih banyak lagi. Selain mengeluarkan air dan panas, keringat juga merupakan sarana untuk mengekskresikan garam, karbondioksida, dan dua molekul organik hasil pemecahan protein yaitu
amoniak
dan
urea.
Terdapat
dua jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat apokrin dan kelenjar keringat
merokrin.
y
Kelenjar keringat apokrin terdapat di daerah aksila, payudara dan pubis, serta aktif pada usia pubertas dan menghasilkan sekret yang kental dan bau yang khas. Kelenjar keringat apokrin bekerja ketika ada sinyal dari s istem saraf dan hormon sehingga sel-sel mioepitel yang ada di sekeliling kelenjar berkontraksi dan menekan kelenjar keringat apokrin. Akibatnya kelenjar keringat apokrin melepaskan sekretnya ke folikel rambut lalu ke permukaan luar.
y
Kelenjar keringat merokrin (ekrin) terdapat di daerah telapak tangan dan kaki. Sekretnya mengandung air, elektrolit, nutrien organik, dan sampah metabolisme. Kadar p H-nya berkisar 4.0 ± 6.8. Fungsi dari kelenjar keringat merokrin adalah mengatur temperatur permukaan, mengekskresikan air dan elektrolit serta melindungi dari agen asin g dengan cara mempersulit perlekatan agen asing dan menghasilkan dermicidin, sebuah peptida kecil dengan sifat antibiotik.
Patofisiologi
kulit kering
Mekanisme pengaturan hidrasi kulit Terdapat
keseimbangan antara keluar masuknya cairan di stratum corneum. Masuknya cairan
endogen berasal dari proses difusi dari epidermis ke permukaan kulit dan sekresi dari keringat. Pemasukan secara eksogen meningkat ketika kelembapan relative tinggi. Keseimbangan terjadi jika kelembapan relative lingkungan ialah 85%, dibawah konsentrasi tersebut terjadi kehilangan air transepidermal waterloss/ TEWL) dan diatas konsentrasi tersebut terjadi sebaliknya. Penyebab kehilangan cairan : 1. Suhu lingkungan 2. Cuaca berangin 3. Udara kering 4. Penggunaan bahan yang mengandung surfaktan, bahan alkali(sabun), pelarut organic (eter,alcohol) 5.
Enzim
proteolitik dan lipolitik
6. Proses penuaan 7. Kelainan kulit Jacobi menyatakan bahwa kemampuan kulit untuk menyimpan kelembapan berhubungan dengan adanya bahan yang larut dalam air (natural moisturizing factor/NMF)
Kelembapan tergantung 3 faktor : y
Kecepatan cairan mencapai stratum corneumdari lapisan bawah (kalenjar ekrin, transfer transepidermal)
y
Kecepatan penguapan cairan
y
Kemampuan stratum korneum untuk menahan cairan bergantung pada integritas lapisan hidrolipid, adanya NMF, cukup tersedianya air interseluler, integritas membrane sel dan semen interseluler yang berasal dari lipid penunjang.
Patofisiologi kulit kering Pada keadaan normal, air mengalir secara difusi dari dermis menuju ke epidermis melalui dua cara, yaitu: melalui stratum corneum dan ruang interseluler. Oleh sebab itu normal air akan keluar melalui epidermis( trasepidermal water loss). Proses difusi terjadi karena perbedaan kandungan dalam stratum basalis (60-70%), stratum granulosum ( 40-60%) dan stratum corneum kurang dari 15%, sehingga air mengalir dari stratum basalis ke stratum korneum. Maka, stratum korneum merupakan barier hidrasi yang sangat penting dalam mempertahankan kelembapan kulit. Stratum korneum terdiri dari sel-sel tak berinti yang banyak mengandung protein dan ruang interseluler yang banyak mengandung lipid. Dan membrane nya mengandung ceramide, FFA dan koletrol.
Terdapat
juga pelembab
alami(NMF) yang mempunyai daya pengikat air sangat kuat.enzym yang terdapat pada ruang interseluler ini dapat menyebabkan perubahan komposisi lipid interseluler sehingga dapat mempengaruhi transepidermal water loss. Ceramide merupakan komponen utama lipid interseluler stratum corneum yang mengandung asam linoleat. Ikatan ceramide dan air akan membentuk emulsi yang halus sehingga Nampak halus dan lembut. Pada keadaan tertentu, cuaca bersuhu rendah dan kelembapan rendah, ikatan antara ceramide dan air tersebut akan mengkristal, sehingga kulit menjadi kering kasar dan kusam. Pada proses penuaan, stratum corneum masih intake, akan tetapi fungsi barier mengalami penurunan.
Hal
ini disebabkan karena jumlah factor pelembab alami yang rendah
sehingga menyebabkan penurunan kapasitas mengikat air lebih kurang 75% dari normal akibat dari transepidermal waterloss meningkat. Gambaran klinis kulit kering: Karakteristik yang terlihat : kemerahan, permukaan kusam, kering, bercak putih,
gambaran berlapis_lapis, pecah-pecah juga fisura. Karakteristik yang dapat diraba : kusam dan tidak rata
Karakteristik sensori: terasa kering tak nya man, nyeri, gatal, dan kesemutan.
Kulit kering dapat dibagi menjadi: 1. Kulit kering yang didapat Dapat timbul pada kulit normal atau kulit berminyak yang menjadi kering sementara dan bersifat local yang disebabkan factor lain, antara lain: y
Radiasi matahari (UV)
y
Pemaparan pada iklim yang ekstrim(panas, dingin, angin, dan kekringan)
y
Pemaparan bahan kimia : detergen dan solvent
y
Terapi
obat : retinoid
2. constitutional dry skin non patologi: y
fragile skin
adalah bentuk antara kulit kering dengan kulit normal dan
kebanyakan dijumpai pada wanita atau pada orang-orang kulit lembut dan struktur baik. Sering dijumpai eritema, rosasea dan lebih sensitive tehadap bahan-bahan dari luar. y
Senile skin : kekeringan terjadi pada kulit menua, dimana terjadi perubahan semua level.
y
Minor dry skin : genetic, terjadi pada wanita berkulit pucat. Xerosis terjadi pada wajah, punggung, tangan dan badan.
Patologi y
Ichtyosis : pada kulit ini terjadi kerusakan keratinisasi secara genetic, dimana bermanifestasi berupa deskuamasi abnormal, perubahan fungsi barier.
y
Kulit kering pada dermatitis atopic : pada penyakit ini terjadi defek secara genetic pada metabolism dari asam lemak esensial (d-6 desaturase), terlihat xerosis luas disertai inflamasi, plaque like, dan rasa gatal.
Patofisiologi Acne
Acne merupakan peradangan kronis pada kulit di sekitar daerah pilosebasea atau bisa disebut juga sebagai proses inflamasi. Setiap orang pasti pernah mempunyai acne dan pernah pula mengalami masa-masa yang sulit sewaktu timbul acne. Masa itu adalah pada waktu remaja, masa pubertas. Namun acne juga bisa muncul sampai umur 40 tahun-an. Penyebab acne sangatlah beragam, contohnya bisa disebabkan karena : faktor bawaan atau genetika, hormonal, ras, lingkungan sekitar, makanan, psikis atau kejiwaan seseorang,
kosmetik,
bakteri,
dan
faktor
lain
yang
bisa
mendorong
kemunculan
acne.
Secara Patofisiologi, kemunculan acne bisa disebabkan oleh beberapa faktor berikut : Meningkatnya produksi minyak/sebum yang dikeluarkan kelenjar sebasea karena pengaruh dari hormon androgen. 1.
Tersumbatnya
pori-pori akibat dari penumpukan kotoran atau penumpukan sel-sel
kulit yang telah mati. 2. Aktifitas dari bakteri P. acne, 3. Proses peradangan pada daerah pilos ebasea.
FISIOLOGI KULIT DILIHAT DARI AS PEK K EINDAHAN
A. KULIT
Kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutup seluruh tubuh dan melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar.
Bagi
wanita, kulit merupakan bagian tubuh yang perlu
mendapat perhatian khusus untuk memperindah kecantikan.
Bagi
seorang dokter apa yang
terlihat pada kulit dapat membantu menemukan penyakit yang diderita pasiennya. Lapisan kulit pada dasarnya sarna di semua bagian tubuh, kecuali di telapak tangan, telapak kaki, dan bibir.
Tebalnya
bervariasi dari 0,5 mm di kelopak mata sarnpai 4 mm di
telapak kaki. Kulit wajah sedikit berbeda karena di lapisan bawahnya terdapat lebih banyak pembuluh darah. ltu sebabnya, goresan sedikit saja pada saat mencukur kumis dapat menyebabkan banyak darah yang keluar. Selain itu, berbeda dengan bagian tubuh lain, pembuluh darah di wajah dan telinga sangat sensitif terhadap pengaruh emosi. Sebagai akibatnya wajah seseorang mudah menjadi merah jika emosinya terusik (flushing), misalnya karena malu. Wama merah itu disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah. Karena kaya akan pembuluh darah, wajah biasanya mempunyai kulit yang lebih halus dari bagian tubuh yang lain. Sebaliknya, seseorang yang kekurangan darah dapat terlihat dari warna kulit wajahnya yang lebih pucat. Warna kulit wajah yang pucat dapat disebabkan oleh sebagian pembuluh darah yang vasokonstriksi atau karena pembuluh darah mengandung eritrosit
dengan kadar hemoglobin yang lebih rendah. Kekurangan darah lebih mudah dilihat melalui bibir.
Bibir
setiap orang apa pun warna kulitnya berwarna merah. Warna merah
itu disebabkan oleh warna darah yang mengalir di dalam pembuluh di lapisan bawah kulit bibir. Di bagian ini warna itu terlihat lebih jelas karena pada bibir tidak ditemukan satu lapisan kulit paling luar, yaitu stratum korneum (lapisan tanduk). Jadi, kulit bibir lebih tipis dari kulit wajah. Karena itu, bibir juga lebih mudah luka dan mengalami pendarahan. Di samping itu, karena kulitnya yang tipis, saraf yang mengurus sensasi pada bibir menjadi lebih sensitif. Luka yang sedikit pada bibir dapat menimbulkan rasa sakit yang lebih hebat. Sebaliknya, sentuhan yang ringan dan halus akan menimbulkan kenikmatan yang lebih terasa pula sehingga bibir dimasukkan ke dalam kelompok organ sex sekunder. Telapak
tangan dan telapak kaki mempunyai kulit yang lebih tebal daripada bagian
tubuh yang lain. Ketebalan ini disebabkan oleh lebih tebalnya stratum korneum di temp at itu.
Hal
itu penting karena kulit di bagian tubuh ini lebih sering mengalami gesekan
dibanding bagian tubuh yang lain. Walaupun demikian, jika diperhatikan ketebalan kulit ini tidak menjadikan kulit di tempat itu kurang peka terhadap rangsangan. Kulit jari lebih peka terhadap rabaan dibandingkan kulit lengan, karena pada kulit jari ditemukan lebih banyak ujung saraf peraba. Selain itu, jarak antara ujung-ujung saraf itu lebih rapat. ltu pula sebabnya jari dapat menilai bentuk dan ukuran dari benda yang dipegang. Di pihak lain, kulit telapak kaki mempunyai saraf perasa tekanan yang lebih baik daripada bagian kulit yang lain. Lapisan cornium diperlukan untuk melindungi kulit dari berbagai rangsangan. Yang paling banyak dan paling sering menyerang kulit adalah rangsangan sinar matahari. Orang kulit putih di negara barat sering menderita kanker kulit, hal itu s ebagai akibat rangsangan sinar ultraviolet ini.
Bagi
warga Asia, termasuk Indonesia, kemungkinan kena kanker kulit
sangat rendah karena adanya pigmen kulit yaitu melanin. Jadi, kenyataan bahwa orang Asia mempunyai kulit berwarna memberi keuntungan karena menghalangi terjadinya kanker kulit. Warna kulit ditentukan oleh pigmen yang dihasilkan oleh sel melanosit dan bersifat turunan (genetic).Produksi pigmen bertambah jika yang bersangkutan sering kena sinar matahari karena pigmen berfungsi melindungi kulit. Oleh karena itu, seseorang yang karena sesuatu hal mengalami pemutihan atau pen gurangan pigmen perIu berhati-hati. Jika ia kena sinar matahari, bukan tidak mungkin kulit akan memproduksi pigmen berIebih
sehingga kulit yang sudah terlihat putih akan menjadi lebih gelap. Kulit yang sering terkena sinar matahari akan menjadi lebih gelap (tanning) danlebih tebal serta kasar. Warna kulit juga dapat dipengaruhi oleh makanan, misalnya vitamin A (caroten) yang berlebihan juga dapat memberikan warna kuning pada kulit. Pada penderita penyakit kuning, warna kuning disebabkan oleh bilirubin yang kadarnya meninggi karena yang bersangkutan menderita sakit pada liver (hepar, hepatitis). Kulit sekitar alat kelamin biasanya mengalami pigmentasi sesudah pubertas sehingga tampak lebih gelap. Kulit sekitar a nus juga sering berwarna gelap. Kadang-kadang ditemukan orang yang di bagian tubuhnya terdapat kulit berwarna merah. Keadaan itu disebabkan oleh adanya kerapatan yang berlebihan dari pembuluh darah dan kapiler di tempat tersbut .
Hal
ini perlu diperhatikan karena luka di tempat itu
mungkin menyebabkan perdarahan yang lebih dari biasa. Jika seseorang memperhatikan dengan saksama keadaan kulit di badan dan lengannya, akan terlihat bahwa kulit badan lebih halus daripada kulit lengan.
Hal
ini disebabkan oleh
rangsangan sinar matahari yang menyebabkan kulit tumbuh lebih tebal untuk menambah perlindungan. Untuk wilayah tropis perlindungan itu turut dibantu oleh udara yang biasanya lembap s ehingga kulit lebih basah. Di negara panas dan kering, dan di wilayah gurun pasir, lengan dan bagian tubuh perlu dilindungi dengan menggunakan penutup badan untuk mempertahankan kelembapan di permukaan tubuh.
Tanpa
penutup seperti
itu kulit akan terasa kering dan nyeri. Di daerah tropis yang lembap, penggunaan penutup tubuh ini dapat menyebabkan pengeluaran cairan yang berlebih sehingga penderita dapat mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Kulit yang berkeringat mudah mengalami infeksi jamur. Pada saat berada di lingkungan yang panas atau langsung terkena sinar matahari, kulit akan berwama merah karena pembuluh darah kapiler melebar. Pelebaran itu diperlukan untuk memudahkan penguapan melalui kulit. Penguapan itu sendiri sekaligus membantu melembapkan kulit. Memperhatikan hal ini, seseorang yang berlama-lama di tempat yang panas atau di bawah sinar matahari perlu sering minum. Air itu diperlukan untuk menggantikan cairan yang menguap melalui keringat dan akan lebih baik jika air minum tersebut mengandung mineral yang serupa dengan yang dikeluarkan melalui keringat. Sebaliknya, pada saat berada di tempat yang sangat dingin kulit akan menjadi pucat.
Warna pueat ini disebabkan oleh kapiler darah mengecil (vasokonstriksi). Jika keadaan ini dibiarkan berlama-lama,bagian tubuh yang kedinginan, biasanya telinga atau jari kakiakan menjadi kaku dan mati karena kekurangan darah. Keadaanini dinamakan frostbite dan tidak akan terjadi di daerah tr opis. Pada saat udara dingin sering terasa kulit menjadi lebih kasar.
Hal
ini disebabkan oleh
mengerutnya kulit melalui kontraksi otot keeil di lapisan bawahnya untuk menutup pori pori dan mengurangi penguapan. Sebaliknya, pada saat kepanasan pori-pori kulit akan terbuka. Pada keadaan demikian, jika terkena debu maka butir debu halus itu dapat masuk
mengisi
pori-pori.
ltu
sebabnya
kulit
wajah
perlu
dibersihkan
untuk
menghilangkan debu yang melekat sebelum masuk ke pori-pori. Debu yang terperangkap dalam pori-pori dapat menyebabkan terbentuknya comedo. Panas yang dirasakan tubuh juga dapat berasal dari minuman yang diminum. Minuman yang mengandung alkohol dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah. Sebagai akibatnya, wajahakan terlihat merah dan yang bersangkutan merasa panas.
Hal
itu menunjukkan bahwa pemberian minuman beralkohol dapatmembantu seseorang yang merasa kedinginan. Akan tetapi, pelebaran pembuluh darah yang berkepanjangan akan menyebabkan penguapan panas yang selanjutnya akan menyebabkan yang bersangkutan kedinginan. Oleh karena itu, pemberian minuman beralkohol untuk mengatasi rasa dingin hanya dibenarkan dalam jumlah sedikit. Kulit tubuh yang juga berbeda dengan yang lain dapat dijumpai pada papila mammae dan kulit sekitarnya yang dinamakan areola mammae. Di tempat ini kulit biasanya berwrna merah muda atau kecokelatan karena pigmen yang terdapat pada lapisan kulit di daerah itu. Papila mammae ini mempunyai kulit yang di bagian bawahnya tidak diisi lapisan lemak dan mempunyai persarafan yang rapat. Pada rangsangan yang bersifat seksual kulit dan papila mammae akan mengeras atau mengalami ereksi. Oleh karena itu, papila dan glandula mammae dimasukkan ke dalam kelompok organ seks sekunder. Ketika hamil, puting susu dan areola akan mengalami pigmentasi sehingga warnanya menjadi lebih gelap, bahkan hampir warna hitam. Warna itu akan pulih seperti sediakala setelah wanita tersebut melahirkan. Wrna puting susu yang gelap itu merupakan salah satu ciri kehamilan yang sudah dapat terlihat pada 3 bulan pertama kehamilan.
Jika seseorang mengalami trauma akibat benturan atau pukulan, tidak jarang kulit terlihat menjadi biru sesudah sekitar 12 jam. Warna biru itu disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah kecil di kulit yang menyebabkan kebocoran darah ke jaringan sekitarnya. Setelah beberapa hari warna biru itu berangsur menjadi cokelat kekuningan dan menjadi bersih kembali. Pada anak yang baru lahir dapat terlihat adanya sebagian kulit yang berwama biru di bokongnya.Wama biru ini dinamakan
mongolian
spot , ditemukan pada mereka yang
termasuk ras Mongoloid dan akan hilang dengan sendirinya setelah b eberapa waktu. Pada saat mengalami ketakutan, tidak jarang seseorang merasa kulitnya 'merinding' atau 'buIu tengkuk'nya berdiri. Memang benar, pada situasi demikian buIu badan dapat berdiri, tetapi tidak terbatas pada tengkuk saja. Kulit manusia memiliki rambut halus dan setiap rambut itu berhubungan dengan sebuat otot sangat kecil yaitu musculus erector vili. Otot ini akan mengalami kontraksi pemendekan pada saat seseorang terserang emosi, antara lain rasa takut. Sebagai akibatnya, otot itu akan menarik rambut yang semuIa dalam posisi rata dengan kulit menjadi tegak lurus.
Bandingkan
keadaan ini
dengan ayam jago yang buIu lehemya berdiri ketika marah menghadapi lawannya bertarung. Manusia yang sedang marah juga mengalami hal serupa. Dengan bertambahnya usia, kulit juga mengalami perubahan. Perubahan pertama adalah dalam tingkat elastisitasnya.
Elastisitas
kulit ini ditentukan oleh lapisan serabut
elastin yang terdapat di lapisan bawah kulit. Ibarat karet, setelah terlalu lama akan hilang elastisitasnya sehingga setelah tertarik ia tak mampu kembali ke ukuran semuIa. Pada manusia hal itu terlihat dari kelopak mata yang muIai 'turun', pipi yang muIai µjatuh', dan lain-lain. Jika kulit itu keriput, akan terlihat bahwa kulit itu membentuk lipatan-lipatan yang khas. Lipatan itu sebenarnya sudah ada sejak manusia masih dalam kandungan, tidak berapa jelas ketika masih muda dan makin jelas sesudah dewasa. Keberadaan lipatan ini menguntungkan pada waktu seseorang membutuhkan pembedahan. Dokter bedah senantiasa berusaha agar pada saat membedah kulit dipotong sesuai lipatan itu. Jika potongan tepat pada lipatan, biasanya tidak ada bekas luka yang akan terlihat. Sebaliknya, luka yang menyilang lipatan akan meninggalkan bekas yang jelas.
Selain itu, pada usia yang sudah melarnpaui 50 tahun, kulit mengalami penurunan kemampuan menahan cairan sebagai akibat perubahan keseimbangan hormonal, terutama hormon seks. Perubahan itu bisa mulai terjadi pada usia sekitar 50 tahun, tetapi dapat juga baru terlihat pada usia sekitar 60 tahun atau lebih, semua bergantung pada kondisi perseorangan. Sebagai akibat penurunan kemampuan menahan cairan itu, kulit bertahap dan perlahan-lahan menjadi keriput. Proses iniberlangsung bertahun-tahun dan pada saat kulit mulai kering yang bersangkutan sering merasa gatal. Rasa gatal ini disebabkan oleh perubahan keseimbangan di lapisan kulit yang merangsang ujung-ujung saraf. Pada keadaan demikian, penggunaan bedak penghilang gatal menjadi tidak menguntungkan karena bedak menimbulkan efek mengeringkan pada kulit. Pembasah kulit barangkali lebih baik untuk mengurangi rasa gatal. Rasa gatal itu akan hilang setelah keseimbangan baru di lapisan kulit it u sudah tercapai. Cairan kulit yang dibicarakan ini tidak sarna dengan keringat. Keringat dihasilkan oleh kelenjar keringat yang terdapat di lapisan dermis dengan mengarnbil bahan baku dari darah. Keringat akan membantu membasahi kulit dari luar sebagai bagian dari perlindungan kulit. Kelenjar keringat ini t erdapat di seluruh tubuh, tetapi dalam jumlah yang tidak sama rata. Ada bagian tubuh, seperti ketiak, kepala, lipat paha yang mempunyai lebih banyak kelenjar keringat Pada umumnya, keringat diproduksi pada saat tubuh berada di lingkungan panas. Akan tetapi, keringat juga dikeluarkan pada saat orang mengalami situasi emosi tertentu. Ada juga penyakit tertentu (misalnya pada pasien
TBC)
yang ditandai oleh produksi
keringat yang berlebihan, terutama malam hari walaupun suasana emosi baik dan udara tidak panas. Pada seseorang yang demam akan didapati produksi keringat yang banyak dan akan tampak lebih banyak pada saat panas turun setelah pemberian obat penurun panas (antipiretik). Salah satu kesulitan yang sering mengganggu mereka yang mengalaminya adalah 'bau keringat'.
Bau
keringat ini sebenarnya disebabkan oleh kehadiran mikroorganisme di
dalam kelenjar keringat di ketiak. Mikroorganisme itu bisa berupa sejenis jamur atau bakteri yang dalam proses kehidupannya menghasilkan reaksi kimia, yang pada akhirnya menyebabkan timbulnya semacam bau. Masuknya mikroorganisme itu ke dalam kelenjar keringat sulit dihindarkan karena setiap saat kulit dihinggapi mikroorganisme yang bermacam ragam.
Hygiene
atau kebiasaan membersihkan badan yang tidak baik
memberi peluang lebih banyak mikroorganisme yang memasuki tubuh, termasuk juga upaya perawatan kulit yang tidak benar. Oleh karena itu, pada dasarnya setiap orang mengalami kehadiran mikroorganisme tertentu di dalam kelenjar keringatnya dalam kadar dan jenis yang berbeda sehingga setiap orang mempunyai bau badan yang khas.Keringat yang berbau juga dapat terjadi pada penderita penyakit tertentu. Pada penderita penyakit ginjal yang parah misalnya, keringatnya dapat mengandung ureum sehingga mempunyai bau seperti urin. Di samping kelenjar keringat, pada kulit didapatkan juga kelenjar lemak kulit (glandula sebacea) atau sebum. Kelenjar ini bersama kelenjar keringat terdapat sekitar pangkal rambut. Minyak yang dihasilkan, dialirkan melalui rambut dan membasahi kulit serta rambut yang bersangkutan. Keberadaan kelenjar ini menyebabkan kulit terbagi menjadi kulit kering, kulit normal, dan kulit berminyak sesuai dengan kadar produksi glandula sebacea itu. Selain itu, minyak yang dihasilkan menghasilkan rambut yang kering, normal, dan berminyak pula. Pada alat kelamin laki-laki, pada penis, kelenjar ini menghasilkan lemak yang dinamakan smegma yang perlu dibersihkan setiap hari. Keadaan ini tidak terjadi pada laki-laki yang sudah disirkumsisikarena kulit penutup bagian itu sudah dipotong sehingga smegma yang dihasilkan selalu tercuci pada saat mandi. Kulit manusia mempunyai ketebalan yang bervariasi, muIai dari 0,5 mm sampai 5 mm, dengan luas permukaan sekitar 2 m² dan berat sekitar 4 kg. Kulit dalam bahasa Latin dinamakan cutis dan di bagianbawahnya terdapat lapisan bernama subcutis. Jika kulit dicubit dan diangkat, kulit itu terasa longgar terhadap lapisan subcutis di bawahnya. Lapisan subcutis ini sering menjadi tempat untuk suntikan obat tertentu. Lapisan kulit sendiri terdiri dari dermis di sebelah dalam dan lapisan epidermis di sebelah luar. Lapisan paling luar dibentuk oleh zat tanduk (keratin) pada stratum corneum yang dibentuk oleh sel kulit yang sudah tua. Pada orang t ertentu bagian kulit ini memberi gambaran seperti sisik tipis. Lapisan ini akan terlepas pada saat digosok waktu mandi dan lapisan di bawahnya akan mengisi lapisan yang lepas. Lapisan paling dalam dari epidermis dinamakan stratum basale. Di sini ditemukan sel-sel yang membelah diri dan membentuk sel kulit baru yang selanjutnya bergeser ke
lapisan lebih atas sehingga suatu saat menjadi stratum korneum. Pigmen melanin yang memberi wama pada kulit terdapat di lapisan ini. Untuk mencapai lapisan paling atas, sel-sel ini membutuhkan waktu sekitar 5-6 minggu. Dengan demikian, setiap 4-5 minggu manusia sebenamya mengalami pergantian kulit. Pada lapisan dermis di bawah lapisan basal terdapat ujung syaraf peraba dan pembuluh darah kapiler. Di sini dapat juga ditemukan kelenjar keringat (glandula sudorifera)
dan kelenjar minyak kulit (glandula sebacea). Pada lapisan ini dapat
ditemukan banyak pembuluh darah, saraf, dan folikel atau akar rambut beserta m.erector villi. Pada orang yang gemuk, di lapisan sub cutis dapat ditemukan banyak jaringan lemak. Pengukuran kegemukan seseorang dapat dilakukan dengan memanfaatkan pengukuran t ebal lapisan ini di sekitar tulang belikat dan bagian belakang lengan atas. Pada wanita hamil, bagian ini juga sering menampung cairan. Kulit yang mengalami kerusakan mudah mengalami regenerasi atau perbaikan, tetapi jika kerusakan lebih dalam dari lapisan dermis, biasanya tempat yang rusak akan diisi oleh jaringan ikat. Untuk mempercepat penyembuhan luka yang terbuka, biasanya kedua pinggiran luka didekatkan melalui penjahitan atau dijepit. Adakalanya kerusakan kulit sedemikian lebar sehingga diperlukan 'operasi plastik'. Pada operasi ini lapisan epidermis kulit yang baik diiris dengan dermatome dan dilekatkan pada bagian yang akan ditutup. Pembuluh darah di tempat luka akan mempertahankan kulit yang ditempel ( skin-graft ) sehingga tumbuhmenutup luka.
Di pihak lain lapisan basal yang masih
tersisa di bagian yang diiris akan tumbuh kembali sehingga di bagian ini pun kulit akan menutup menjadi seperti semula. Keseluruhanproses dapat berlangsung selama sekitar 6 minggu. B.
KUKU
Kuku adalah suatu bentuk kulit khusus. Kuku,mutamanya terdiri dari stratum corneum (lapisan tanduk) dan berfungsi untuk melindungi jari yang kulitnya sensitif. Kuku seperti ini hanya didapatkan pada ordo primata dan manusia.Kuku jari tangan tumbuh sekitar 5 cm setahun dan kuku jari kaki lebih lambat.Kuku perlu diperhatikan karena ia tumbuh terus. Jika dirawat atau dipotong secara tidak benar, pertumbuhannya dapat menyebabkan luka. Kuku sering kurang diperhatikan dalam perawatan kulit
(terutama kaki) sehingga mudah terinfeksi jamur. Oleh karena itu, kuku perlu mendapat perhatian, terutama oleh penderita diabetes atau kencing manis. C.
RAMBUT
Salah satu bagian dari kulit adalah rarnbut. Rambut dibedakan dengan bulu badan karena bentuk, ukuran, dan lokasinya yang khas. Sesuai dengan lokasinya dikenal beberapa jenis rambut, yaitu rambut kepala, rambut ketiak, dan rambut pubis. Rambut kepala pria dan wanita pada dasarnya sarna, tetapi proses kebotakan lebih banyak mengenai kaum pria.
Hal
itu diperkirakan berkaitan dengan hormon testosteron.
ltu sebabnya kebotakan pada pria sering dinarnakan
'male
pattern baldness' yang
memang sering khas. Pada wanita kebotakan itu lebih ditandai dengan rarnbut yang jarang. Kebotakan (alopecia) pada pria sudah bisa terjadi pada usia di atas 25 tahun. Akan tetapi, walaupun kebotakan itu berhubungan dengan hormon seks pria, hal itu bukan berarti bahwa pria botak atau yang lebih cepat botak selalu mempunyai produksi hormon seks berlebihan. Pada wanita, kebotakan dapat juga disebabkan oleh perubahan keseimbangan hormonal sesudah menopause. Seseorang tidak perlu menjadi panik jika melihat rarnbut sedikit rontok ketika disisir karena secara periodik rarnbut mengalami pergantian dengan yang baru. Kumis dan jenggot juga berhubungan dengan hormonseks pria.
Hal
itu dibuktikan,
antara lain dengan kenyataan bahwa kumis baru tumbuh pada anak laki-Iaki sesudah pubertas, sesudah kelenjar yang menghasilkan seks hormon mulai aktif. Kumis dan jenggot ini tidak jarang terdapat juga pada wanita.
Hal
itu dapat diterangkan melalui kenyataan bahwa pada wanita dan pria
sebenarnya terdapat honnon seks pria dan hormon seks wanita. Selain karena hormon seks, kumis dan jenggot juga dipengaruhi oleh faktor genetik. Ada ras tertentu yang mempunyai kumis dan jenggot lebat, sedangkan ras lainnya sedikit.Bulu badan juga dipengaruhi oleh faktor genetik. Seperti pada binatang, bulu badan itu berfungsi untuk melindungi tubuh
terhadap serangan udara dingin. itu sebabnya bulu badan dapatdijumpai lebih lebat pada ras yang secara tradisional hidup di wilayah subtropis dan lebih tipis pada mereka yang berasal dari wilayah tropis. Ada ras yang mempunyai rambut keriting. Rambut itu menjadi keriting karena mempunyai bentuk penampang yang oval atau gepeng, makin gepeng makin keriting.Mereka dengan rambut lurus mempunyai rambut dengan penampang yang bulat. Warna rambut ditentukan oleh pigmen melanin yang dihasilkan oleh melanosit yang terdapat pada papila folikel rambut dan berifat genetik. Seorang anak akan mempunyai warna rambut yang sesuai dengan kemungkinan yang diturunkan orang tuanya. Rambut yang beruban ( grey hair ) bukan disebabkan oleh pigmen putih, tetapi oleh ketiadaan atau kekurangan pigmen yang mewarnai rambut itu. Rambut yang membentuk alis juga mempunyai bentuk atau pattern yang bersifat herediter. Rambut yang membentuk bulumata biasanya tersusun dalam 2 (dua) baris, tetapi adakalanya tersusun dalam 3 baris. Jika ia terdiri dari 3 baris, lebih besar kemungkinan buIu mata itu mengenai bola mata sehingga dapat menimbulkan goresan pada kornea. FUNGSI ABSOR PSI
kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap, begitupun yang iarut lemak. Permeabilitas kulit terhadap 02. CO2, dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidråsi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antara sel, menembus selsel epidermis atau melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui selsel epidermis daripada yang melaiui muara kelenjar.
Daftar Pustaka
Guyton,
Hall.
2007. Buk u Ajar Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC.
L, Baumann. 2002. Dry Skin. Mc Graw Hill: New York. Sloane, Ethel. 2003. Anatomi Fisiologi unt uk Pemula. Jakarta: EGC. Schaefer and Redemieier. 1996. Com position and Str uct ure of The Strat um Corneum. Switzerland: Karger Wasitaatmadja, S. M., 2007. Faal Kulit. Dalam: Djuanda, A., I l mu
Hamzah,
M., Aisah, S. (eds).
Penyakit K ulit dan Kela min Edisi Keli ma. Jakarta: Balai Pustaka FKUI.
Wolff,Klauss.2008.Fitzpatrick¶s Dermatology in General Medicine. Philadelpia.McgrawwHill