BAB I PENDAHULUAN
Verteb ertebra ra (tula (tulang ng bela belaka kang ng)) dimu dimula laii dari dari cran craniu ium m sampa sampaii pada pada apex apex coccig coccigeus, eus, memben membentuk tuk skelet skeleton on dari dari leher leher,, punggu punggung ng dan bagian bagian utama utama dari dari skeleton (tulang cranium, costa dan sternum). Fungsi vertebra yaitu melindungi medulla spinalis dan serabut syaraf, menyokong berat badan dan berperan dalam perubahan posisi tubuh. Vertebra pada orang dewasa terdiri dari 33 vertebra dengan pembagian regio yaitu ! cervical, "# thoracal, lumbal, sacral, $ coccigeal. " %ulang belakang merupakan suatu satu kesatuan yang kuat diikat oleh ligamen di depan dan dibelakang serta dilengkapi diskus intervertebralis yang mempunyai daya absorbsi tinggi terhadap tekanan atau trauma yang memberikan sifat fleksibel dan elastis. &emua trauma tulang belakang harus dianggap suatu trauma trauma hebat sehingga sehingga se'ak awal pertolongan pertolongan pertama dan transpotasi transpotasi ke rumah sakit harus diperlakukan dengan hatihati. %rauma tulang dapat mengenai 'aringan lunak berupa ligament, discus dan faset, tulang belakang dan medulla spinalis. enyebab trauma tulang belakang adalah kecelakaan lalu lintas ($$*), kecela kecelakaan kaan olah olah raga(# raga(##*) #*),, ter'atu ter'atuh h dari dari keting ketinggia gian(# n(#$*) $*),, kecela kecelakaa kaan n ker'a. ker'a. %rauma tulang belakang menurut ketidakstabilanya digolongkan men'adi trauma stabil stabil dan trauma trauma tidak tidak stabil stabil.. &edang &edangkan kan,, menuru menurutt lokasi lokasinya nya trauma trauma tulang tulang belakang (vertebra) dibagi men'adi trauma cervical dan torakolumbal. Fraktur servikal paling sering disebabkan oleh benturan kuat, atau trauma pukulan di kepala. +tlet +tle t yang terlibat dalam olahraga impact, atau berpartisipasi dalam olahraga memiliki resiko 'atuh akibat benturan di leher (ski, menyelam, sepak bola, bersepeda) terkait dengan fraktur servikal. &etiap cedera kepala atau lehe leherr haru haruss diev dievalu aluasi asi adan adanya ya frak fraktu turr servi servika kali lis. s. &ebu &ebuah ah frak fraktu turr servi servika kall merupakan suatu keadaan darurat medis yang membutuhkan perawatan segera.
1
&pin &pinee trau trauma ma mung mungki kin n terk terkai aitt cede cedera ra sara saraff tula tulang ng bela belaka kang ng dan dan dapa dapatt mengakibatkan kelumpuhan, sehingga sangat penting untuk men'aga leher . Fraktur vertebra torakal bagian atas dan tengah 'aranng ter'adi, kecuali bila trauma trauma berat berat atau atau ada osteop osteoporo orosis. sis. %rauma %rauma rotasi rotasi paling paling sering sering ter'adi ter'adi pada pada verte vertebr braa tora torako kolu lumb mbal al (%x (%x") ") dan dan dapa dapatt meni menimb mbul ulka kan n frak fraktu turr disl dislok okasi asi disebaabkan karena kerusakan pada elemen psosterior vertebra. -iagnosis -iagnosis klinik klinik adanya adanya fraktur fraktur cervical cervical dan thorakolum thorakolumbal bal didapatkan didapatkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penun'ang. ecurigaan yang tinggi akan adanya cedera pada vertebra pada pasien trauma sangat penting sampa sampaii kita kita meng menget etah ahui ui secara secara tepa tepatt baga bagaim iman anaa meka mekani nism smee cedera cedera pasie pasien n tersebut. &etiap pasien dengan cedera tumpul diatas klavikula, cedera kepala atau menurunnya kesadaran harus dicurigai adanya cedera cervical. -an setiap pasien yang yang 'atuh 'atuh dari dari keting ketinggia gian n atau atau dengan dengan dengan dengan mekani mekanisme sme kecela kecelakaa kaan n high high speed deceleration harus dicurigai ada cedera thoracolumbal. &elain itu patut dicurigai pula adanya cedera tulang belakang 'ika pasien datang datang dengan dengan nyeri nyeri pada pada leher leher,, tulang tulang belaka belakang ng dan ge'ala ge'ala neurol neurologi ogiss pada pada tungkai. tungkai. &elain itu, untuk pemeriksaan pemeriksaan penun'ang penun'ang diperlukan diperlukan pemeriksaan pemeriksaan sinar /, 0% sacn atau 12 untuk menentukan lokasi, bentuk dan 'enis fraktur serta lesi pada medulla spinalis. -engan diagnosis yang tepat dapat melakukan penanganan yang baik sehingga dapat menentukan prognosis. -iagnosis dan penanganan salah dapat mengakibatkan kesalahan yang fatal.
BAB II
2
ANATOMI DAN TRAUMA VERTEBRA 2.1. Anatomi
%ulang belakang manusia adalah pilar atau tiang yang berfungsi sebagai penyangga tubuh dan melindungi medulla spinalis. ilar itu terdiri atas 33 ruas tulang belakang yang tersusun secara segmental yang terdiri atas ! ruas tulang servikal (vertebra servikalis), "# ruas tulang torakal (vertebra torakalis), ruas tulang lumbal (vertebra lumbalis), ruas tulang sakral yang menyatu (vertebra sakral), dan $ ruas tulang ekor (vertebra koksigea).
Gambar 1. Anatomi tulang bla!ang
&etiap ruas tulang belakang dapat bergerak satu dengan yang lain oleh karena adanya dua sendi di posterolateral dan diskus intervertebralis di anterior. ada pandangan dari samping pilar tulang belakang membentuk lengkungan atau lordosis di daerah servikal, torakal dan lumbal. eseluruhan vertebra maupun masingmasing tulang vertebra berikut diskus intervertebralisnya bukanlah merupakan satu struktur yang mampu melenting, melainkan satu kesatuan yang kokoh dengan diskus yang memungkinkan gerakan antar korpus ruas tulang 3
belakang. ingkup gerak sendi pada vertebra servikal adalah yang terbesar. Vertebra torakal berlingkup gerak sedikit karena adanya tulang rusuk yang membentuk toraks, sedangkan vertebra lumbal mempunyai ruang lingkup gerak yang lebih besar dari torakal tetapi makin ke bawah lingkup geraknya makin kecil. &ecara umum struktur tulang belakang tersusun atas dua kolom yaitu 4 ". olom korpus vertebra beserta semua diskus intervetebra yang berada di antaranya. #. olom elemen posterior (kompleks ligamentum posterior) yang terdiri atas lamina , pedikel, prosesus spinosus, prosesus transversus dan pars artikularis, ligamentumligamentum supraspinosum dan intraspinosum, ligamentum flavum, serta kapsul sendi. &etiap ruas tulang belakang terdiri atas korpus di depan dan arkus neuralis di belakang yang di situ terdapat sepasang pedikel kanan dan kiri, sepasang lamina, dua pedikel, satu prosesus spinosus, serta dua prosesus transversus. 5eberapa ruas tulang belakang mempunyai bentuk khusus, misalnya tulang servikal pertama yang disebut atlas dan ruas servikal kedua yang disebut odontoid. analis spinalis terbentuk antara korpus di bagian depan dan arkus neuralis di bagian belakang. analis spinalis ini di daerah servikal berbentuk segitiga dan lebar, sedangkan di daerah torakal berbentuk bulat dan kecil. 5agian lain yang menyokong kekompakan ruas tulang belakang adalah komponen 'aringan lunak yaitu ligamentum longitudinal anterior, ligamentum longitudinal posterior, ligamentum flavum, ligamentum interspinosus, dan ligamentum supraspinosus. &tabilitas tulang belakang disusun oleh dua komponen, yaitu komponen tulang dan komponen 'aringan lunak yang membentuk satu struktur dengan tiga pilar. ertama yaitu satu tiang atau kolom di depan yang terdiri atas korpus serta diskus intervertebralis. edua dan ketiga yaitu kolom di belakang kanan dan kiri yang terdiri atas rangkaian sendi intervertebralis lateralis. &ecara keseluruhan tulang belakang dapat diumpamakan sebagai satu gedung bertingkat dengan tiga tiang utama, satu kolom di depan dan dua kolom di samping belakang, dengan lantai yang terdiri atas lamina kanan dan kiri, pedikel, prosesus transversus dan
4
prosesus spinosus. %ulang belakang dikatakan tidak stabil bila kolom vertikal terputus pada lebih dari dua komponen. 1edulla spinalis ber'alan melalui tiaptiap vertebra dan membawa saraf yang menyampaikan sensasi dan gerakan dari dan ke berbagai area tubuh. &emakin tinggi kerusakan saraf tulang belakang, maka semakin luas trauma yang diakibatkan. 1isal, 'ika kerusakan saraf tulang belakang di daerah leher, hal ini dapat berpengaruh pada fungsi di bawahnya dan menyebabkan seseorang lumpuh pada kedua sisi mulai dari leher ke bawah dan tidak terdapat sensasi di bawah leher. erusakan yang lebih rendah pada tulang sakral mengakibatkan sedikit kehilangan fungsi.
2.2. Trauma Tulang Bla!ang "Vrtbra#
0edera tulang belakang yang disebabkan oleh trauma dapat menimbulkan ge'ala yang bervariasi, dari rasa sakit,
kelumpuhan, inkontinensia. enyebab
utama dari cedera tulang belakang yaitu kecelakaan kendaraan bermotor, 'atuh, cedera olahraga, dan kekerasan. enelitian pengobatan untuk cedera tulang belakang meliputi dikendalikan hipotermia dan sel induk . 1ekanisme cedera 4 %ipe pergeseran yang penting. Fraktur dapat ter'adi akibat kekuatan minimal sa'a pada tulang osteoporotik atau patologik. 1. Hi$r!%tn%i
6iperekstensi 'arang ter'adi di daerah torakolumbal tetapi sering pada leher, pukulan pada muka atau dahi akan memaksa kepala ke
belakang
dan tanpa
menyangga
oksiput
sehingga
kepala
membentur bagian atas punggung. igamen anterior dan diskus dapat rusak atau arkus saraf mungkin mengalami fraktur. cedera ini stabil karena tidak merusak ligamen posterior.
2 . &l!%i
5
%rauma ini ter'adi akibat fleksi dan disertai kompresi pada vertebra. Vertebra akan mengalami tekanan dan remuk yang dapat merusak ligamen posterior. 7ika ligamen posterior rusak maka sifat fraktur ini tidak stabil sebaliknya 'ika ligamentum posterior tidak rusak maka fraktur bersifat stabil. ada daerah cervical, tipe subluksasi ini
sering terlewatkan
karena pada saat dilakukan
pemeriksaan sinar/ vertebra telah kembali ke tempatnya.
'. &l!%i (an !om$r%i (igabung!an (ngan (i%tra!%i $o%trior
ombinasi fleksi dengan kompresi anterior dan distraksi posterior dapat mengganggu kompleks vertebra pertengahan di samping kompleks posterior. Fragmen tulang dan bahan diskus dapat bergeser ke dalam kanalis spinalis. 5erbeda dengan fraktur kompresi murni, keadaan ini merupakan cedera tak stabil dengan risiko progresi yang tinggi. Fleksi lateral yang terlalu banyak dapat menyebabkan kompresi pada setengah corpus vertebr a dan dis traksi pada unsur late ral dan post erior pada si si se baliknya. alau permukaan dan pedikulus remuk, lesi bersifat tidak stabil.
). Prg%ran a!%ial "!om$r%i#
ekuatan vertikal yang mengenai segmen lurus pada spina servikal atau lumbal akan menimbulkan kompresi aksial. 8ukleus pulposus akan mematahkan lempeng vertebra dan menyebabkan fraktur vertikal pada vertebra9 dengan kekuatan yang lebih besar, bahan diskus didorong masuk ke dalam badan vertebral, menyebabkan fraktur remuk (burst fracture). arena unsur posterior utuh, keadaan ini didefinisikan sebagai cedera stabil. Fragmen tulang dapat terdorong ke belakang ke dalam kanalis spinalis dan inilah yang men'adikan fraktur ini berbahaya9
6
kerusakan neurologik sering ter'adi.
*. Rota%i+,l!%i
0edera
spina(tulang belakang)
yang
paling berbahaya
adalah akibat kombinasi fleksi dan rotasi. igamen dan kapsul sendi teregang
sampai
batas
kekuatannya9
kemudian
dapat
robek,
permukaan sendi dapat mengalami fr aktur atau bagian atas dari satu vertebra dapat terpotong. +kibat dari mekanisme ini adalah pergeseran atau dislokasi ke depan pada vertebra di atas, dengan atau tanpa dibarengi kerusakan tulang. &emua frakturdislokasi bersifat tak stabil dan terdapat banyak risiko munculnya kerusakan neurologik.
-. Tran%la%i Horiontal
olumna vertebralis teriris dan segmen bagian atas atau bawa h da pat be rges er ke ante ro post er ior at au ke la te ra l. e si bers if at ti da k st ab il dan se ri ng te r' ad i keru sa kan sy ar af . Diagno%i% (an Pmri!%aan &ra!tur Vrtbra
-iagnosis klinik adanya fraktur thorakolumbal didapatkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penun'ang. ecurigaan yang tinggi akan adanya cedera pada vertebra pada pasien trauma sangat penting sampai kita mengetahui secara tepat bagaimana mekanisme cedera pasien tersebut. &etiap pasien dengan cedera tumpul diatas klavikula, cedera kepala atau menurunnya kesadaran harus dicurigai adanya cedera cervical sebelum curiga lainnya. -an setiap pasien yang 'atuh dari ketinggian atau dengan dengan mekanisme kecelakaan highspeed deceleration harus dicurigai ada cedera thoracolumbal. &elain itu patut dicurigai pula adanya cedera tulang belakang 'ika pasien datang dengan nyeri pada leher, tulang belakang dan ge'ala neurologis pada tungkai. emeriksaan klinik pada punggung hampir selalu menun'ukkan tanda tanda fraktur yang tak stabil namun fraktur remuk yang disertai paraplegia umunya
7
bersifat stabil. &ifat dan tingkat lesi tulang dapat diperlihatkan dengan sinar/, sedangkan sifat dan tingkat lesi saraf dengan 0% atau 12.
BAB III TRAUMA VERTEBRA /ERVI/AL
8
'.1. D,ini%i
1enurut F: (#;;;), fraktur adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang, sedangkan menurut 5oenges, 1<., 1oorhouse, 1F dan =eissler, +0 (#;;;) fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang. 5ack dan 1arassarin (">>3) berpendapat bahwa fraktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang normal yang ter'adi karena tekanan pada tulang yang berlebihan. &egmen cervical adalah segmen yang paling mudah digerakkan dan mudah mengalami cedera (trauma). 0edera cervical dengan mengenai bagian atas medulla spinalis akan berakibat fatal dan penyebab kematian pada pasien kecelakaan saat pasien diper'alanan menu'u rumah sakit. 8yeri dan kekakuan leher atau keluhan paraestesia atau kelemahan pada tungka i at as , haru s dipe rh at ikan . ekuatan yang menyebabkan cedera kepala yang berbahaya (misalnya kecelakaan lalu lintas atau benturan kepala akibat 'atuh dari tempat tinggi) 'uga dapat menyebabkan cedera leher. arena itu, pada pasien yang pingsan karena cedera kepala, harus selalu dicurigai mengalami fraktur vertebra cervical. '.2. Etiologi
ewis (#;;;) berpendapat bahwa tulang bersifat relatif rapuh namun mempunyai cukup kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan. Fraktur dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu4 a. Fraktur akibat peristiwa trauma &ebagian fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tibatiba berlebihan yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, perubahan pemuntiran atau penarikan. 5ila tekanan kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena dan 'aringan lunak 'uga pasti akan ikut rusak. emukulan biasanya menyebabkan fraktur lunak 'uga pasti akan ikut rusak. emukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya. enghancuran kemungkinan akan
9
menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan 'aringan lunak yang luas. b. Fraktur akibat peristiwa kelelahan atau tekanan 2etak dapat ter'adi pada tulang seperti halnya pada logam dan benda lain akibat tekanan berulangulang. eadaan ini paling sering dikemukakan pada tibia, fibula atau matatarsal terutama pada atlet, penari atau calon tentara yang ber'alan barisberbaris dalam 'arak 'auh. c. Fraktur petologik karena kelemahan pada tulang Fraktur dapat ter'adi oleh tekanan yang normal kalau tulang tersebut lunak (misalnya oleh tumor) atau tulangtulang tersebut sangat rapuh. '.'. E$i(miologi
ecelakaan merupakan penyebab kematian ke empat, setelah penyakit 'antung, kanker dan stroke, tercatat ; meningkat per ";;.;;; populasi tiap tahun, 3* penyebab kematian ini karena trauma langsung medula spinalis, #* karena multiple trauma. nsidensi trauma pada lakilaki kali lebih besar dari perempuan. -ucker dan errot melaporkan $;* spinal cord in'ury disebabkan kecelakaan lalu lintas, #;* 'atuh, $;* luka tembak, sport, kecelakaan ker'a. okasi fraktur atau fraktur dislokasi cervical paling sering pada 0# diikuti dengan 0 dan 0? terutama pada usia dekade 3. '.). Pato,i%iologi
1enurut 5lack dan 1atassarin (">>3) serta atrick dan @oods (">A>). etika patah tulang, akan ter'adi kerusakan di korteks, pembuluh darah, sumsum tulang dan 'aringan lunak. +kibat dari hal tersebut adalah ter'adi perdarahan, kerusakan tulang dan 'aringan sekitarnya. eadaan ini menimbulkan hematom pada kanal medulla antara tepi tulang dibawah periostium dengan 'aringan tulang yang mengatasi fraktur. %er'adinya respon inflamsi akibat sirkulasi 'aringan nekrotik adalah ditandai dengan vasodilatasi dari plasma dan leukoit. etika ter'adi kerusakan tulang, tubuh mulai melakukan proses penyembuhan untuk memperbaiki cidera, tahap ini menun'ukkan tahap awal penyembuhan tulang.
10
6ematon yang terbentuk bisa menyebabkan peningkatan tekanan dalam sumsum tulang yang kemudian merangsang pembebasan lemak dan gumpalan lemak tersebut masuk kedalam pembuluh darah yang mensuplai organorgan yang lain. 6ematon menyebabkan dilatasi kapiler di otot, sehingga meningkatkan tekanan kapiler, kemudian menstimulasi histamin pada otot yang iskhemik dan menyebabkan protein plasma hilang dan masuk ke interstitial. 6al ini menyebabkan ter'adinya edema.
8yeri 5engkakBedama 1emarBekimosis &pame otot enurunan sensasi =angguan fungsi 1obilitas abnormal repitasi -efirmitas &hock hipovolemik
'.-. 0ni% trauma rtbra rial a. &ra!tur Atla% / 1
Fraktur ini ter'adi pada kecelakaan 'atuh dari ketinggian dan posisi kepala menopang badan dan daerah cervical mendapat tekanan hebat. 0ondylus occipitalis pada basis crani dapat menghancurkan cincin tulang atlas. 7ika tidak ada cedera angulasi dan rotasi maka pergeseran tidak berat dan medulla spinalis tidak ikut cedera. emeriksaan radiologi yang dilakukan adalah posisi anteroposterior dengan mulut pasien dalam keadaan terbuka. okasi yag paling sering adalah pada daerah yang paling lemah yitu pada cincin vertebra. Fraktur dapat tanpa disertai robekan (tipe +) atau dengan robekan ligament tranversun (tipe 5). Fraktur ini 'uga disebut Jefferson Fracture.
11
Gambar 2. &ra!tur 0,,r%on
b. Prg%ran / 1 /2 " 3n(i Atlantoa4ial#
+tlas dan axis dihubungkan dengan ligamentum tranversalis dari atlas yang menyilang dibelakang prosesus odontoid pada axis. -islokasi sendi atlantoaxial
dapat mengakibatkan arthritis
rheumatoid karena
adanya
perlunakan kemudian akan ada penekanan ligamentum transversalis. Fraktur dislokasi termasuk fraktur basis prosesus odontoid. :mumnya ligamentum tranversalis masih utuh dan prosesus odontoid pindah dengan atlas dan dapat menekan medulla spinalis. %erapi untuk fraktur tidak bergeser yaitu imobilisasi vertebra cervical. %erapi untuk fraktur geser atlantoaxial adalah reduksi dengan traksi continues. c. &ra!tur 5om$r%i /or$u% Vrtbral
%ipe kompresi lebih sering tanpa kerusakan ligamentum spinal namun dapat mengakibatkan kompresi corpus vertebralis. &ifat fraktur ini adalah tipe tidak stabil. %erapi untuk fraktur tipe ini adalah reduksi dengan plastic collar selama 3 minggu ( masa penyembuhan tulang)
12
Gambar '. &ra!tur !om$r%i or$u% rtbra
d. &l4i 3ublu!%a%i Vrtbral /rial
Fraktur ini ter'adi saat pergerakan kepala kearah depan yang tibatiba sehingga ter'adi deselerasi kepala karena tubrukan atau dorongan pada kepala bagian belakang, ter'adi vertebra yang miring ke depan diatas vertebra yang ada dibawahnya, ligament posterior dapat rusak dan fraktur ini disebut subluksasi, medulla spinalis mengalami kontusio dalam waktu singkat. ter'adi robekan pada sebagian ligament di posterior tulang leher 9 ligament longitudinal anterior utuh. %anda penting pada subluksasi anterior adalah adanya angulasi ke posterior (kifosis) local pada tempat kerusakan ligament. %andatanda lainnya 4 7arak yang
spinosus &ubluksasi
melebar antara prosesus sendi apofiseal
Gambar ). &l4i 3ublu!%a%i Vrtbral /rial
13
e. &l!%i (i%lo!a%i (an ,ra!tur (i%lo!a%i rial
0edera ini lebih berat dibanding fleksi subluksasi. 1ekanisme ter'adinya fraktur hampir sama dengan fleksi subluksasi, posterior ligamen robek dan posterior facet pada satu atau kedua sisi kehilangan kestabilannya dengan bangunan sekitar. 7ika dislokasi atau fraktur dislokasi pada 0! C%h" maka posisi ini sulit dilihat dari posisi foto lateral maka posisi yang terbaik untuk radiografi adalah D swimmer projectionE f.
E!%tn%i 3$rain /rial "Whiplash injury)
1ekanisme cedera pada cedera 'aringan lunak yang ter'adi bila leher tiba tiba tersentak ke dalam hiperekstensi. 5iasanya cedera ini ter'adi setelah tertabrak dari belakang9 badan terlempar ke depan dan kepala tersentak ke belakang. %erdapat ketidaksesuaian mengenai patologi yang tepat tetapi kemungkinan ligamen longitudinal anterior meregang atau robek dan diskus mungkin 'uga rusak. asien mengeluh nyeri dan kekakuan pada leher, yang refrakter dan bertahan selama setahun atau lebih lama. eadaan ini sering disertai dengan ge'ala lain yang lebih tidak 'elas, misalnya nyeri kepala, pusing, depresi, penglihatan kabur dan rasa baal atau paraestesia pada lengan. 5iasanya tidak terdapat tandatanda fisik, dan pemeriksaan dengan sinar/ hanya memperlihatkan perubahan kecil pada postur. %idak ada bentuk terapi yang telah terbukti bermanfaat, pasien diberikan analgetik dan fisioterapi. g. &ra!tur Pa(a /rial 5 +6 "Pro%%u% 3$ino%u%#
rosesus spinosus 0! lebih pan'ang dan prosesus ini melekat pada otot. +danya kontraksi otot akibat kekerasan yang sifatnya tibatiba akan menyebabkan avulsi prosesus spinosus yang disebut Dclay shoveler’s fractureE. Fraktur ini nyeri tetapi tak berbahaya. 5iasanya pada 0?B0!.
14
Gambar *. clay shoveler’s fracture
h. &ra!tur Hangman%
%er'adi fraktur arkus bilateral dan dislokasi anterior 0# terhadap 03.
'.6.
Mto(
Gambar -. &ra!tur Hangman
untu!
,oto
(ara7
rial
".
ada foto an teroposte rior garis lateral harus utuh, dan prosesus spinosus dan bayangan trakea harus berada pada garis tengah. -iperlukan foto dengan mulut terbuka untuk memperlihatkan 0" dan 0# (untuk fraktur massa lateral dan odontoid).
#. Foto lateral harus mencakup ketu'uh vertebra cervical dan %", 'ika tidak cedera yang rendah akar terlewatkan. 6itunglah vertebra kalau perlu, periksa ulang dengan sinar/ sementara menerap kan traksi ke bawah pada lengan. urva lordotik harus diikuti dan menelusuri empat garis se'a'ar yang dibentuk oleh bagian depan korpus vertebra, bagian be la ka ng ba da n ve rt eb ra . massa lateral dan dasardasar prosesus spinosus
setiap
ketidakteraturan
menun'ukkan
suatu
fraktur
atau
pergeseran. 2uang interspinos a yang terlalu lebar menun'ukkan luksasi anterior. %rakea dapat tergeser oleh hematoma 'aringan lunak. 3. 7arak tiang odontoid dan bagian belakang arkus anterior pada atlas tidak boleh melebihi $, mm ( anakanak ) dan 3mm pada dewasa $. :ntuk menghindari terlewatnya adanya dislokasi tanpa fraktur diperlukan film 15
lateral pada posisi ekstensi dan fleksi. . ergeseran korpus vertebra ke arah depan terhadap korpus vertebra dibawahnya dapat berarti klinis yaitu dislokasi permukaan unilateral 'ika pergeseran yang kurang dari setengah lebar korpus vertebra. :ntuk hal ini diperlukan foto oblik untuk memperlihatkan sisi yang terkena. ergeseran yang lebih dari setengah lebar korpus vertebra tersbut menun'ukkan dislokasi bilateral. ?. esi yang tidak 'elas perlu dilan'utkn pemeriksaan 0% scan.
'.8. Pngobatan
1edical management yaitu setelah fase akut spinal in'ury tertangani maka immobilisasi untuk membatasi gerakan pada cervical yang tidak stabil diperlukan untuk memungkinkan penyembuhan tulang dan ligament berlangsung, 'uga untuk melindungi spinal cord. mobilisasi dapat dilakukan dengan cervical orthosis, collar, porter type orthosis, cervico thoracic dan halo orthosis. 0ervical collar terdiri dari soft collar dan phila delphia collar. &oft collar mempunyai keuntungan yang kecil pada pasien spinal cord in'ury dan hanya membatasi pergerakan minimal pada rotasi ekstensi dan fleksi. hiladelphia collar memberikan proteksi yang lebih baik daripada soft collar terutama pada gerakan fleksi dan ekstensi, tapi tidak efektif pada axial rotasi. ndikasi4 nonBminimal displace 0" C 0# fracture, minimal bodyBprocessus spinasus fracture, post anterior cervical disctomy dengan fusi. oster type orthoses lebih rigid dan memiliki 3 point fiksasi, pada mandibula occiput dan bahu atau thorax bagian atas. 6alo vest membatasi fleksi dan ekstensi, axial rotasi dan lateral bending. +lat ini direkomendasikan untuk discplace atlas fracture, adontoid fracture, semua axis fracture dan kombinasi 0" C 0# fracture dan post operasi imobilisasi setelah surgical fusion.
Pnanganan O$ra%i
16
=oal dari penanganan operasi adalah4 2eduksi mal aligment, decompresi elemen neural dan restorasi spinal stability perasi anterior dan posterior.
BAB IV TRAUMA TORA5O+LUMBAL Fraktur tulang belakang lumbal dapat ter'adi apabila ter'adi kekuatan ke kolom tulang belakang melebihi kekuatan dan stabilitas unit kolom tulang belakang. Fraktur dapat menyebabkan fragmen tulang terpisah dari vertebra atau mengalami penekanan disertai hilangnya ketinggian pada badan vertebra, yang seringkali disertai desakan atau 'epitan dibagian anterior. 1ungkin terdapat kehilangan kecekungan aspek posterior yang normal pada batang vertebra. Frgmenfragmen tulang dapat bergeser ke posterior ke dalam kanalis spinalis sehingga menyebabkan ge'ala neurologis. ).1. E$i(miologi Fraktur vertebra torakal bagian atas dan tengah 'aranng ter'adi, kecuali bila
trauma berat atau ada osteoporosis. arena kanalis spinal di daerah ini sempit maka sering disertai dengan kelainan neurologik. %rauma rotasi paling sering ter'adi pada vertebra torakolumbal (%x") dan dapat menimbulkan fraktur dislokasi disebaabkan karena kerusakan pada elemen psosterior vertebra. ).2. 0ni% ,ra!tur rtbra tora!olumbal
17
a. &ra!tur !om$r%i "Wedge fractures)
+danya kompresi pada bagian depan corpus vertebralis yang tertekan dan membentuk patahan irisan. Fraktur kompresi adalah fraktur tersering yang mempengaruhi kolumna vertebra. Fraktur ini dapat disebabkan oleh kecelakaan 'atuh dari ketinggian dengan posisi terduduk ataupun mendapat pukulan di kepala, osteoporosis dan adanya metastase kanker dari tempat lain ke vertebra kemudian membuat bagian vertebra tersebut men'adi lemah dan akhirnya mudah mengalami fraktur kompresi. Vertebra dengan fraktur kompresi akan men'adi lebih pendek ukurannya daripada ukuran vertebra sebenarnya.
Gambar 6. &ra!tur !om$r%i "9(g ,ratur%#
b. &ra!tur rmu! (Burst fractures)
Fraktur yang ter'adi ketika ada penekanan corpus vertebralis secara langsung, dan tulang men'adi hancur. Fragmen tulang berpotensi masuk ke kanalis spinais. %erminologi fraktur ini adalah menyebarnya tepi korpus vertebralis kearah luar yang disebabkan adanya kecelakaan yang lebih berat dibanding fraktur kompresi. tepi tulang yang menyebar atau melebar itu akan memudahkan medulla spinalis untuk cedera dan ada fragmen tulang yang mengarah ke medulla spinalis dan dapat menekan medulla spinalis dan menyebabkan paralisi atau gangguan syaraf parsial. %ipe burst fracture sering ter'adi pada thoraco lumbar 'unction dan ter'adi paralysis pada kaki dan gangguan defekasi ataupun miksi. -iagnosis burst fracture ditegakkan dengan xrays dan 0% scan untuk mengetahui letak fraktur dan menentukan apakah fraktur tersebut merupakan fraktur kompresi, burst fracture atau fraktur dislokasi. 5iasanya dengan scan 12 fraktur ini akan lebih
18
'elas mengevaluasi trauma 'aringan lunak, kerusakan ligamen dan adanya perdarahan. . &ra!tur (i%lo!a%i
Fraktur dislokasi ter'adi ketika ada segmen vertebra berpindah dari tempatnya karena kompresi, rotasi atau tekanan. etiga kolumna mengalami kerusakan sehingga sangat tidak stabil, cedera ini sangat berbahaya. %erapi tergantung apakah ada atau tidaknya korda atau akar syaraf yang rusak. erusakan akan ter'adi pada ketiga bagian kolumna vertebralis dengan kombinasi mekanisme kecelakaan yang ter'adi yaitu adanya kompresi, penekanan, rotasi dan proses pengelupasan. engelupasan komponen akan ter'adi dari posterior ke anterior dengan kerusakan parah pada ligamentum posterior, fraktur lamina, penekanan sendi facet dan akhirnya kompresi korpus vertebra anterior. 8amun dapat 'uga ter'adi dari bagian anterior ke posterior. kolumna vertebralis. ada mekanisme rotasi akan ter'adi fraktur pada prosesus transversus dan bagian bawah costa. Fraktur akan melewati lamina dan seringnya akan menyebabkan dural tears dan keluarnya serabut syaraf.
Gambar 8. &ra!tur Di%lo!a%i
(.
/(ra $i%au li$at "3at blt ,ratur%#
19
0edera pisau lipat sering ter'adi pada kecelakaan mobil dengan kekuatan tinggi dan tibatiba mengerem sehingga membuat vertebrae dalam keadaan fleksi, dislokasi fraktur sering ter'adi pada thoracolumbar junction. ombinasi fleksi dan distraksi dapat menyebabkan tulang belakang pertengahan menbetuk pisau lipat dengan poros yang bertumpu pada bagian kolumna anterior vertebralis. ada cedera sabuk pengaman, tubuh penderita terlempar kedepan melawan tahanan tali pengikat. orpus vertebra kemungkinan dapat hancur selan'utnya kolumna posterior dan media akan rusak sehingga fraktur ini termasuk 'enis fraktur tidak stabil.
).'. Pmri!%aan ra(iologi rtbra tora!olumbal emeriksaan radiologik rutin untuk trauma tulang belakang torakal dan
lumbal adalah proyeksi + dan lateral. 5ila trauma berat maka foto dibuat dengan pasien tidur terlentang dan foto lateral di buat dengan sinar horiGontal. ada foto +, adanya pelebaran bayangan mediastinum yang bersangkutan menun'ukan adanya hematom paravertebral. ).). Gambaran ra(iologi rtbra tora!olumbal ateral radiografi menun'ukkan suatu fraktur kompresi 3 tulang
belakang. erhatikan kompresi ke bawah dari endplate unggul dari 3 (panah kuning). 5agian anterior tubuh vertebral 3 telah mengungsi ke depan (panah putih).
-
u
a
bersebelahan sagital 12 %# tertimbang tulang belakang
lumbal
20
menun'ukkan fraktur kompresi vertebral tubuh ". +spek anterior " dikompresi lebih dari ?;*.
-eformitas relatif sedikit dari tubuh vertebral # ditampilkan, dengan kurang dari H ke depan kyphotic angulasi. ompresi
patah
tulang
dengan
sedikit
angulasi sering dikaitkan dengan trauma ligamen signifikan posterior (tanda panah).
).*.
Pngobatan %rauma vertebra torakolumbal tipe stabil
dapat
ditangni secara konservatif dengan gips
selama A"# minggu, sedangkan yang tidak stabil temporer bisa dengan konservatif atau operatif, yaitu degan melakukan stabilisasi interna bila penderita mengalami gangguan neurologik. ada trauma vertebra torakolumbal tidak stabil permanen perlu dilakukan stabilisasi interna, karena penyembuhan 'aringan ikat yang tidak baik akan menimbulkan instabilitas yang membahayakan medulla spinalis di kemudian hari.
BAB IV 5E3IMPULAN
21
%rauma vertebra (tulang belakang) mengenai 'aringan lunak berupa ligament, discus dan faset, tulang belakang dan medulla spinalis. &emua trauma vertebra harus dianggap trauma hebat sampai ditangani dengan baik. enyebab trauma tulang belakang adalah kecelakaan lalu lintas, kecelakaan olah raga, ter'atuh dari ketinggian dan kecelakaan ker'a.1enurut lokasinya trauma vertebra dibagi men'adi trauma cervical dan torakolumbal. %rauma pada servikal paling sering disebabkan oleh benturan kuat, atau pukulan di kepala. ada fraktur cervical biasanya ditemukan nyeri leher bagian atas atau neuralgia. 7enis trauma vertebra cervical antara lain fraktur atlas(0"), pergeseran sendi atlantoaksial, fraktur kompresi crpus vertebra, fraktur dislokasi, fraktur subluksasi, dan fraktur vertebra 0!(prosesus spinosus). %rauma vertebra torakolumbal dapat ter'adi apabila ter'adi kekuatan ke kolom tulang belakang melebihi kekuatan dan stabilitas unit kolom tulang belakang. ada pasien curiga dengan fraktur vertebra torakolumbal dari pemeriksaan didapatkan nyeri tulang punggung, memar atau deformitas. 7enis frktur vertebra torakolubal antara lain fraktur kompresi (wedge fracture), fraktur dislokasi, fraktur remuk (burst fracture) dan fraktur cedera pisau lipat (seat belt fracture).
DA&TAR PU3TA5A
7ong, @.-, &amsuhidayat. Buku Ajar Ilmu Bedah. #;";.
2as'ad 0. e!antar Ilmu Bedah "rtopedi. #;;!.
2asyad &. #adiolo!i $ia!nostik . #;;A.
almer <&, 0ockshott @, 6egedus V, &amuel <. etunjuk %embaca Foto &ntuk $okter &mum. ">>. 7akarta4 <=0.
atel . 'ecture otes #adiolo!i .#;;!.
23