TUGAS ANALISA KASUS 3 MANAJEMEN OPERASI STUDI KASUS SOMPACK
Disusun oleh: Arnoldus Adro Dea Widya Hutami Suci Lestari
Program Studi Magister Manajemen Wijawiyata Manajemen 77 2017
HASIL ANALISA
Sejak pertengahan tahun 1990, perusahaan SomPack, pabrik yang memproduksi kemasan kosmetik, mengalami serangan gencar low-cost competition dari perusahaan-perusahaan asal Cina. Produk Cina menawarkan harga yang sangat murah, sehingga banyak customer yang tidak peduli lagi dengan kualitas yang rendah dan angka cacat produknya. Manajemen SomPack merasa bahwa produk mereka tidak bisa berkompetisi berdasarkan harga dimana di lain sisi mereka menjaga kualitas dari produk dan prosesnya. Oleh karena itu mereka butuh untuk merevisi strategi perusahaan untuk fokus pada memangkas biaya-biaya daripada meningkatkan kualitas produk. Beberapa cara yang sudah dilakukan oleh perusahaan SomPack namun tidak berjalan dengan lancar antara lain: ● Mengadakan perakitan otomatis dan memodifikasi alat yang sudah ada dengan parts yang murah, sehingga tidak perlu beli baru dan diharapkan dapat mengurangi labor sebanyak 10 orang. ● Mengadakan software ERP untuk mengontrol produksi, financial, accounting. Sehingga customer dapat mengawasi pekerjaan dan tahu harga yang harus di bayarkan. ● Membeli mesin yang murah dari Cina ● Membeli bahan baku yang kualitasnya rendah, yaitu SAN material. ● Bekerja sama dengan perusahaan Cina dalam menyediakan bahan baku. --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Rekomendasi saran 1. Dalam hal ini SomPack harus kembali melihat tujuan untuk memuaskan demand siapa. Jika melihat demand dari customer, maka dalam model bisnis ini, produk yang dibutuhkan adalah produk dengan kualitas secukupnya dan harga seminimal mungkin. Hal ini dikarenakan bisnis yang dijalankan oleh SomPack adalah B2B, sehingga customer SomPack akan mencari harga produk seminimal mungkin untuk menekan biaya produksi mereka juga. Jika perusahaan saat ini merasa atau menilai produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi dan harga yang tinggi juga, maka hal ini tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan customer. Maka dari itu perlu dilakukan manufacturing quality yang terkait: ○ Quality of design ○ Quality of conformance ○
The “abilities”
○
Field service
SomPack harus memiliki rancangan baku terhadap produknya. Selain itu juga produk tersebut perlu diperhatikan standar sesuai spesifikasi dan rancangannya. Selanjutnya lebih memperhatikan ketersediaan dan kedayagunaan produk. Serta dilengkapi dengan adanya garansi untuk memastikan kualitas produk sesuai standar dan kepuasan customer terjaga. 2. SomPack membeli bahan baku dari supplier Cina dikarenakan harganya sangat murah. Namun kendala muncul ketika bahan baku yang dipesan tidak dalam jumlah yang banyak, yaitu terdapat banyak bahan yang cacat. Untuk itu dalam hal ini SomPack perlu melakukan sertifikasi supplier dengan cara memilih supplier yang seimbang kualitas dan harganya. Lalu melakukan kontrol terhadap supplier tersebut. Kontrol supplier dapat dilakukan secara langsung untuk dapat memastikan produk sesuai standar dari SomPack dan memastikan waktu pengiriman bahan dapat sesuai yang ditentukan. Kontrol langsung dapat dilakukan dengan cara business trip untuk mengunjungi supplier di Cina sesekali. 3. Jika melihat dari data dan informasi yang diberikan pada kasus, SomPack tidak memperhatikan biaya untuk kontrol dan biaya kegagalan produksi. Kami melihat SomPack hanya memperhatikan biaya dari bahan baku dan produksi. Hal ini menyebabkan SomPack gagal untuk melakukan performa terbaik dari produksi massal karena tidak adanya kontrol sehingga kegagalan dapat terjadi lagi secara berkelanjutan. Selain itu SomPack pun tidak menyiapkan biaya kegagalan produksi. Berakibat pada pembebanan biaya kegagalan tersebut ke produk jadi karena ada produk yang tidak dapat dijual karena cacat produksi. 4. Software ERP yang dibangun oleh SomPack merupakan inovasi yang sebenarnya bagus. Adanya ERP ini bertujuan untuk memudahkan administrasi yang menyangkut beberapa divisi ke dalam satu sistem menyeluruh yang terpusat. Pada kasus ERP SomPack yang perlu diperbaiki adalah: ○ Meningkatkan kontrol ketika dalam proses pembangunan software bersama vendor. Perlu adanya kerja sama secara intens dari divisi-divisi terkait bersama vendor pengembang. Hal ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dan penggunaan istilah agar sama sehingga menghindari adanya perbedaan yang menimbulkan masalah teknis. Kontrol juga dilakukan dengan menyelenggarakan evaluasi teknis berkala untuk mengatasi masalah teknis dari tiap bidang/divisi yang menggunakan ERP. ○ Sebaiknya dilakukan implementasi ERP ini secara bertahap. Misalkan dibagi menjadi 4 tahap dalam 12 bulan sampai akhirnya SomPack benarbenar siap untuk pindah dari sistem konvensional kke sistem ERP ini. ○ Dalam tahapan-tahapannya diperlukan waktu khusus untuk pihak vendor melakukan training ke masing-masing divisi terkait yang akan
menggunakan ERP. Dalam training intens ini diharapkan divisi akan benar-benar memahami penggunaan ERP ini secara menyeluruh dan memberikan masukan hal-hal yang bersifat teknis untuk perbaikan software. 5. SomPack perlu melakukan perubahan asumsi-asumsi yang selama ini mereka gunakan. Perubahan asumsi kualitas yang perlu di perbaiki antara lain:
FROM
TO
Keterangan
Cost or Quality
Cost and Quality
SomPack disini lebih mementingkan untuk memangkas biaya produksi untuk bisa bersaing dengan perusahaan Cina, tanpa adanya kontrol kualitas dan standar kualitas. Sehingga banyak produk yang low quality dan produk yang cacat
Operations only
Control process and quality, marketing, engineering and operation
Fokus sompack hanya pada produksi tanpa adanya kontrol, padahal kontrol merupakan proses yang sangat penting untuk melihat apakah proses sesuai yang diinginkan dan proses sesuai standar
Production/operati on Departmen has quality problem
Finance, accounting, marketing, operation have quality problem
Tidak hanya departemen operasi/ produksi yang memiliki masalah. Namun departemen lain juga memiliki masalah. Jadi perlu adanya kontrol juga dari manager untuk melakukan cek perdepartemen mengenai masalah yang dialami. Sehingga sinergi antar departemen dapat terjalin dengan baik karena selama ini sesuai dengan masalah ERP tidak adanya kontrol perdepartemen sehingga terjadi masalah pada departemen lain
Quality cost more
Quality cost less
Bahwa untuk menciptakan barang yang berkualitas tidak perlu juga harus membeli bahan baku yang low quality.
Harus pintar-pintar mencari bahan baku yang biayanya murah dan memiliki kualitas bagus Quality is technical
Quality is managerial
Sompak lebih fokus pada produksi, tidak pada manajerialnya. Sehingga sinergi antar departemen tidak terjalin dengan baik.
6. Kami memberikan saran berupa penerapan Six Sigma dalam proses produksi oleh SomPack. Terlihat bahwa dari evaluasi pada nomor 4, SomPack kurang memiliki perhatian pada implementasi kontrol. Maka daari itu sebaiknya dilakukan penerapan Six Sigma, karena pada Six Sigma terdapat mekanisme batasan minimal kontrol yang tidak dapat diganggu gugat. Serta penggunaan 7 Tools of Quality Control dapat membantu penerapan Six Sigma. 7. Melihat model bisnis SomPack yaitu B2B, maka customer mengharapkan produk yang berkualitas bagus namun berharga rendah. Setelah menurunkan kualitasnya pada tingkat standar minimal SomPack, produk yang dihasilkan masih terkendala biaya produksi yang juga tinggi. Hal ini dikarenakan biaya tenaga kerja di Turki lebih tinggi daripada di Cina. Maka untuk menyiasati hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memindahkan produksi ke Cina dengan tenaga kerja dari Cina juga, karena tenaga kerja dari Cina akan lebih rendah daripada tenaga kerja Turki. Memang investasi yang dilakukan untuk membuka/memindahkan pabrik ke Cina adalah investasi jangka panjang yang juga akan dinikmati hasilnya beberapa tahun ke depan. Namun cara ini merupaka salah satu cara yang cukup efektif untuk memangkas biaya produksi.